Vania mengamati setiap sentimeter bagian di wajahnya. Ia ingin memastikan bahwa penampilannya sudah sempurna. Kendra juga melakukan hal yang sama. Berkali-kali Kendra mematut diri dan menambahkan bedak di wajahnya.
"Udah belum?" tanya Kendra.
"Belum nih, tinggal pakai lipstik," sahut Vania.
"Kayak mau ketemu siapa aja ya kita hahaha..." Kendra tertawa.
"Hahaha..." Vania juga ikut tertawa dengan wajah memerah. "Kalau gue sih udah jelas mau ketemu gebetan. Nah lo ngapain ikut-ikutan gue dandan?"
"Hah?" Kendra tampak salah tingkah. "Ya nggak apa-apa. Muka gue nih berminyak, jadi harus sering-sering pakai bedak."
"Ooo... Gitu."
"Udah, ayo cepetan."
"Bentar, pakai parfum dulu," sahut Vania yang kini sibuk dengan botol parfum di tangannya. "Gimana, udah cakep 'kan gue?"
"Sip," Kendra berkata sambil mengacungkan jempol.
Dua gadis itu lalu melangkah keluar dari toilet dan berjalan menuju ke sebuah ruangan. Siang ini mereka sedang berada di kantor Andre dan Rico untuk meeting gabungan dari seluruh anak perusahaan yang berada pada divisi yang sama. Maka tidak heran, jika Vania mempersiapkan dirinya sedemikian rupa karena ia akan bertemu dengan si kalem pujaan hatinya.
Dari kejauhan, Vania bisa melihat Bu Titi berdiri di depan ruangan, sedang bercengkrama dengan sang gebetan. Hati Vania saat itu juga langsung deg-degan.
"Kecengan lo tuh." Kendra menyenggol lengan Vania.
"Iyaaa..." sahut Vania dengan suara tertahan. "Gue langsung deg-degan nih. Duh gimana ini?"
"Apanya yang gimana? Biasa aja kenapa?"
"Lo enak ngomong gitu karena bukan lo yang mau ketemu gebetan. Ini gue udah gemeteran."
"Udah, pokoknya lo biasa aja. Jangan sampai lo ketahuan salah tingkah. Ntar malah berantakan semuanya."
"Iya."
"Terus ntar kalau bisa, gue aturin lo duduk di sampingnya Rico. Tapi lo jangan grogi, ya. Sia-sia ntar usaha gue."
"Aduh... Iya."
"Nah, itu dia dua anak gadis saya. Duh, habis dandan, ya? Pantasan lama." Bu Titi menyambut Kendra dan Vania sambil tertawa.
Sementara itu, Rico hanya tersenyum lembut seperti biasanya. Tetapi justru senyuman lembut itulah yang membuat hati Vania serasa melayang-layang di udara.
Betapa dahsyatnya kekuatan cinta. Bahkan seulas senyuman saja seketika mampu membuat seisi dunia tampak lebih indah dan penuh warna.
"Hahaha... Iya nih, Bu. Vania mau ketemu seseorang, makanya dia dandan," ujar Kendra sambil cengengesan.
Vania langsung membelalakkan matanya mendengar ucapan Kendra.
Nih anak, bisa nggak sih nggak bikin gue mati gaya!
"Wah, emang mau ketemu siapa?" tanya Bu Titi sambil membulatkan mata.
"Ehm... Siapa yaaa..." Kendra tertawa-tawa sambil memandang jahil ke arah Vania yang kini wajahnya sudah memerah. "Ada deh."
"Wah, jadi penasaran saya hahaha..." Bu Titi kembali tertawa. "Ya udah, saya masuk duluan, ya."
Bu Titi pun pergi meninggalkan mereka bertiga.
"Ini flash disk kamu. Makasih." Kendra mengulurkan sebuah bungkusan yang diterima Rico dengan pandangan bertanya-tanya.
Rico segera membuka bungkusan yang diberikan oleh Kendra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandung Cinta Vania
ChickLitVersi ebook tersedia di Playstore. Cerita kedua dari "Serial Keajaiban Cinta". Prekuel "Marrying Mr. Perfect". Hanya tersisa part 1 - 52 (Part 13 dst private) Senandung Cinta Vania Sepenggal kisah tentang kehidupan, cinta, persahabatan, harapan, dan...