Meeting telah selesai, namun kebahagiaan di hati Vania belumlah usai. Senyum masih menghiasi wajahnya saat ia membereskan tumpukan dokumen di hadapannya.
"Habis ini mau langsung pulang?" tanya Rico.
"Iya," jawab Vania salah tingkah. Emang mau ngajak ke mana?
"Ooo... Kirain mau main ke mall dulu sama Kendra."
Di dekat kantor Andre dan Rico memang ada sebuah mall.
"Ooo... Nggak tahu nih Kendra. Kalau kamu sering ke mall?"
"Tiap hari."
"Tiap hari? Ngapain?"
"Aku sama Andre 'kan ngegymnya di salah satu pusat kebugaran yang ada di sana. Nah, ngegymnya tiap pulang kerja."
"Ooo... Berarti habis ini mau ke sana juga?"
"Iya."
Wah, kudu bilang Kendra nih. Siapa tahu kapan-kapan bisa ngegym bareng juga hihi...
Selesai dengan barang-barangnya, Vania berjalan keluar ruangan dengan Rico yang berjalan di sampingnya. Bu Titi sudah kembali ke kantor terlebih dahulu dan Kendra tadi pamit ke toilet.
Sesampainya di depan ruangan meeting, Vania melihat Kendra sedang berdiri mematung menatap Andre yang sedang merayu seorang perempuan. Dilihat dari gerak-gerik dan ekspresi wajahnya, tampak sekali jika Andre sedang flirting sementara si perempuan dengan genitnya menanggapi rayuan Andre sambil tertawa-tawa. Kendra? Ia berdiri sambil memasang wajah sedih.
Rico dan Vania menghampiri Kendra yang sedari tadi berdiri seorang diri.
"Kamu nggak apa-apa?" Rico bertanya kepada Kendra.
"Nggak apa-apa. Emang aku kenapa?" Kendra balik bertanya.
"Muka lo kayak orang lagi bête," ujar Vania.
"Ah masa? Itu perasaan lo aja," Kendra berkilah.
Rico mengalihkan pandangan ke arah sahabatnya. Saat itu juga, ia tahu apa yang menyebabkan wajah Kendra berubah. Rico memandang Kendra dengan tatapan prihatin. Tak lama, Andre menghampiri mereka bertiga sambil tertawa-tawa. Wajahnya tampak sangat ceria.
"Lo lihat nggak baruaan?" tanya Andre kepada Kendra.
"Apaan?" sahut Kendra sambil cemberut.
"Jadi cewek tuh kayak gitu. Cantik, sexy, dandan, tubuhnya tinggi."
"Terus kenapa?"
"Cewek yang kayak gitu itu yang bikin cowok tertarik," sahut Andre sambil tertawa.
"Terus kenapa?" Kendra semakin menekuk wajahnya.
"Ya cewek yang secara visual mengagumkan," jawab Andre. "Nggak kayak lo," lanjut Andre kemudian.
Rico dan Vania saling pandang. Rico mendecak. Rico sudah tahu, Andre memang sengaja ingin mengusili Kendra, seperti biasanya. Karena tadi sambil menggoda Sonya, rekan dari anak perusahaan lain, beberapa kali Andre menatap Kendra, seolah ingin memastikan bahwa Kendra sedang melihatnya merayu Sonya. Andre memang sengaja. Ia ingin memancing reaksi Kendra.
Lalu sekarang apa reaksi Kendra? Jika biasanya ia akan membalas ucapan Andre dengan nada sewot, kali ini berbeda. Kali ini, di luar dugaan, Kendra justru berurai air mata.
"Iya, emang aku nggak kayak gitu. Aku ini jelek, pendek, gendut. Tapi terus apa hubungannya sama aku?!"
Rico, Andre, dan Vania sama-sama terkejut melihat air mata yang tiba-tiba saja sudah mengalir di kedua pipi Kendra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandung Cinta Vania
ChickLitVersi ebook tersedia di Playstore. Cerita kedua dari "Serial Keajaiban Cinta". Prekuel "Marrying Mr. Perfect". Hanya tersisa part 1 - 52 (Part 13 dst private) Senandung Cinta Vania Sepenggal kisah tentang kehidupan, cinta, persahabatan, harapan, dan...