Part 44 - Tahu Diri

6.4K 937 35
                                    

"Apa lo bilang?" Kendra membulatkan mata menatap Vania.

Mata Vania mulai berkaca-kaca.

"Van, lo bilang apa barusan? Ini sama sekali nggak lucu!"

Vania meraih kedua tangan Kendra, lalu dengan suara parau dia berkata, "Rico... Dia cinta sama lo."

Kendra menatap Vania dengan pandangan bertanya-tanya.

"Maksudnya apa?"

Vania kemudian menceritakan semuanya. Mulai dari Rico yang menggenggam tangan Kendra, Rico yang menghujani Kendra banyak hadiah sepulang dari Jepang, hingga ucapan Rico bahwa ia tidak mau berandai-andai apakah ia akan mengejar cinta Kendra jika saja Andre bukanlah sahabatnya.

Kendra berusaha mencerna satu persatu ucapan Vania. Lelucon apa ini sebenarnya? Jadi, selama ini Rico memiliki rasa kepadanya?

"Jadi... Semua ini gara-gara gue? Lo nerima Ferdy gara-gara gue?" Kendra bertanya dengan suara lemah.

Sungguh Kendra tidak pernah menyangka, bahwa lelaki yang selama ini dicintai Vania justru menyimpan hati untuknya. Rico memang baik kepadanya, tapi selama ini ia beranggapan bahwa Rico baik karena mereka adalah rekan kerja. Ia juga berpikir Rico memberi banyak hadiah untuknya dan si kakak karena statusnya sebagai istri dari sahabat Rico. Kini Kendra baru bisa mengingat semua sikap Rico yang seolah melindunginya dari kejahilan dan keketusan Andre sejak ia dan Andre belum menikah. Ternyata itu semua karena Rico sayang kepadanya.

"Bukan, Ken. Bukan gara-gara lo. Ini semua nggak ada hubungannya sama lo."

"Tapi kalau Rico nggak suka sama gue, lo pasti mau nerima Rico. Iya 'kan?"

"Kendra, dengerin gue, ini bukan salah lo."

"Tapi kenapa lo jadian sama Ferdy justru setelah Rico nembak lo?"

Vania terdiam.

"Ferdy udah lama deketin gue. Tapi ini semua nggak ada hubungannya. Semua emang waktunya pas aja. Lo juga jangan ngerasa ini semua gara-gara lo. Sama sekali bukan."

"Tapi apa lo yakin sama keputusan lo, Van?"

Vania tersenyum tulus.

"Kendra, gue sama Ferdy cuma jadian, bukan menikah. Kita jalani dulu aja dan liat nanti gimana. Kalaupun nanti Tuhan menentukan Rico adalah jodoh gue, kami pasti bisa bersama. Kalau emang Rico jodoh gue, Tuhan pasti ngatur jalan yang indah buat kami berdua. Sama kayak Tuhan ngatur jalan buat lo dan Andre."

Kendra mengangguk.

"Gue minta lo bisa rahasiain hal ini dari Andre dan Rico. Lo juga jangan berubah sikap atau menjaga jarak sama Rico. Kasian dia, dia udah cukup menderita liat lo menikah sama sahabatnya."

"Iya, Van. Semoga Ferdy emang mencintai lo dengan tulus dan lo bahagia sama dia. Apapun pilihan lo, gue doain yang terbaik," ucap Kendra dengan mata berkaca-kaca.

Entah kenapa ia jadi merasa sedih sekaligus bersalah. Tidak pernah sedikit pun terbersit dalam hati dan pikirannya bahwa lelaki yang dengan semangat ia coba jodohkan dengan Vania ternyata mencintai dirinya. Kini Kendra mengerti arti tatapan sedih yang dilihatnya di mata Rico setiap kali dirinya mulai membicarakan tentang Vania. Tatapan yang selama ini selalu diabaikannya.

Tiba-tiba Andre dan Rico tampak mendekati meja dimana Kendra dan Vania berada. Andre tersenyum dan menyapa, sementara Rico menangkap sikap Vania yang tampak gugup karena kehadirannya.

"Hai. Rico ikut juga rupanya," sapa Kendra dengan senyum cerianya, berusaha tampak biasa.

"Iya nih Andre ngajak," sahut Rico sambil tersenyum menatap Kendra.

Senandung Cinta VaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang