Target

5.5K 285 22
                                    

Setelah mencari tahu sendiri dan juga dengan bantuan dari teman-temannya, akhirnya Delia mulai menemukan titik terang tentang sosok El.

Tak banyak memang, karena tak ada yang special dari sosok El yang jarang bergaul. Ia lebih sering menghabiskan waktunya di perpustakaan saat istirahat ataupun jam pelajaran kosong.

Meskipun El termasuk golongan siswa teladan, tapi ia tidak seperti siswa kutu buku yang berpenampilan cupu dengan kacamata tebal bertengger di hidung.

El cukup terkenal di angkatannya, banyak yang ingin berteman dengannya tapi ia seperti menutup diri dari dunia luar. Ia lebih sering menyendiri, berkutat dengan buku dan pelajaran. Walaupun demikian, El bukanlah tipe orang yang senang menghabiskan waktunya seharian di sekolah. Ia akan pulang tepat pada waktunya.

Tidak seperti murid yang lain, yang datang ke sekolah menggunakan kendaraan pribadi, El selalu menggunakan angkutan umum setiap harinya.

"Lo yakin mau jadiin dia target?" Tanya Celyn sedikit sanksi.

"Emangnya kenapa?" Delia bertanya balik, mempertanyakan kesanksian temannya.

"Gue rasa El beda dari mantan-mantan lo." Silva menjelaskan yang disambut anggukan Celyn dan Mora.

"Beda gimana? Apa menurut kalian El kurang ganteng?"

"Kalau ganteng sih, menurut gue dia paling ganteng dari pada mantan-mantan lo. Tapi ini masalahnya lain lagi, ini soal..." Celyn menghentikan ucapannya, ia seolah ragu melanjutkan kata-katanya.

"Jadi gini Del, mantan-mantan lo kan semuanya orang kaya minimal bawa motor lah ke sekolah. Nah sekarang si El kan cuma naik bis. Emangnya lo mau naik bis?" Mora memperjelas ucapan Celyn.

"Gapapa juga, gue kan gak pernah naik bis. Sekali-kali nyobain gapapa kan."

"Nah kalo hangout dia ngajak lo kemana? Paling juga perpustakaan. Apa lo mau?" Celyn masih memberondong Delia dengan berbagai pertanyaan.

"Gue belom mikir sejauh itu. Gue masih mikirin gimana caranya gue bisa deket sama El. Dia kan orangnya tertutup gitu. Dia bakalan jadi target paling sulit buat gue."

"Nah itu lo tau, mending nyari yang lain aja deh. Jovan misalnya, walaupun dia gak masuk the most wanted tahun ini, dia kan juga termasuk top ten tahun lalu." Mora mulai memberi jalan keluar.

"Nggak! Pokoknya Ellard Daniswara adalah target gue sekarang." Tekad Delia semakin kuat membuat ketiga temannya hanya menggeleng pasrah, mereka tahu saat Delia memutuskan sesuatu maka itu final.

Sepulang sekolah Delia memulai aksinya untuk mendekati El. El yang biasa pulang menggunakan bis selalu berjalan menuju halte sekitar setengah kilometer.

Sebuah perjuangan keras untuk Delia melakukan itu, karena hanya dengan membayangkannya saja dia sudah merasa kelelahan. Tapi tekadnya terlalu kuat untuk dikalahkan oleh rasa lelah.

Dari kejauhan Delia melihat El sudah berdiri di halte bis, dengan sebuah buku di tangannya. Dia mempercepat langkahnya, namun terhenti oleh sebuah motor ninja yang berhenti tepat di sampingnya.

Delia tahu siapa pemilik motor tersebut, Rico pacarnya. Belum juga putus dia sudah hampir melupakan Rico. Rasa bersalah hinggap di hatinya. Sekalipun ia sering gonta-ganti pacar, pantang baginya untuk berselingkuh.

"Aku nyari kamu ke kelas tapi nggak ada. Tadi Silva bilang kamu mau ke halte bis, emangnya mobil kamu dimana?" Tanya Rico yang kini sudah turun dari motornya.

"Ketemu Silva dimana?" Delia tidak menjawab melainkan balik bertanya.

"Di gerbang. Jadi mobil kamu dimana?" Rico kembali mengulangi pertanyaan yang sama.

The MostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang