Dengan sedikit gemetaran, Sarah memencet bel di depan rumah Delia. Karena tak ada respon, Sarah kembali memencet bel. Masih sama, tak ada respon apapun dari dalam rumah. Jika biasanya Sarah akan langsung masuk tanpa harus repot memencet bel, lain lagi kali ini karena semenjak perseteruannya dengan Delia, ia merasa menjadi asing di rumah sahabatnya itu.
Mencoba peruntungan, Sarah kembali memencet bel untuk yang ketiga kalinya. Beberapa menit berselang, tak juga ada respon. Sarah memutuskan untuk kembali pulang saja.
Baru beberapa langkah, seseorang memanggil nama Sarah. Ia berbalik dan mendapati Om Andra berdiri di ambang pintu.
Sarah menghampiri Om Andra dan menyalaminya. "Selamat malam Om."
"Selamat malam juga, udah lama kamu gak main kesini. Kemana aja?" Tanya Om Andra.
"Namanya juga lagi ujian."
"Ohh anak rajin sibuk belajar."
Sarah hanya tersenyum simpul menanggapi perkataan Om Andra. Sepertinya Om Andra memang tidak mengetahui permasalahan yang terjadi antara dirinya dengan Delia.
"Pokoknya aku gak akan tanda tangan sebelum kamu tanda tangan duluan," ucap sebuah suara yang berasal dari dalam.
"Iya aku akan tanda tangan, aku cuma mau bukain pintu. Ada tamu masa harus dibiarin nunggu di luar," balas Om Andra.
"Alasan kamu aja ngulu-ngulur waktu, itu kan tugasnya Bu Sumi. Emang siapa tamunya?"
Wajah Tante Renata muncul dari balik pintu. "Oh Sarah," ucapnya.
"Malam Tante," sapa Sarah.
"Malam," balas Tante Renata. "Kamu pasti mau nemuin Delia?"
"Iya Tante."
"Ya udah, kamu tunggu di kamarnya aja."
"Emang Delianya kemana?"
"Sepertinya Delia belum pulang," jawab Om Andra.
"Setahu aku, dia langsung pulang tadi."
"Udahlah, paling dia main dulu sama teman-temannya. Kamu tunggu aja di kamarnya, ayo Tante anterin!" Tante Renata menuntun Sarah menuju lantai atas dimana kamar Delia berada.
"Kamu tunggu di sini aja, nanti Bu Sumi nganterin minuman buat kamu. Tante harus kembali ke bawah, lagi ngurus hal penting sama Om."
"Iya, makasih Tante," ucap Sarah memasuki kamar Delia, sedangkan Tante Renata kembali ke bawah.
Sarah berjalan mondar-mandir di dalam kamar Delia, menerka-nerka hal penting apa yang dimaksud Tante Renata. Sebenarnya Sarah bukan tipe orang yang memiliki rasa penasaran yang tinggi, tapi melihat gelagat Om Andra dan Tante Renata sepertinya mereka sedang membicarakan hal yang sangat penting. Bisnis bukanlah jawaban yang tepat, karena setahu Sarah mereka berdua telah berada di jalur yang berbeda sejak kematian Dhito.
"Lalu tanda tangan apa yang mereka bicarakan?" Sarah membatin.
Ia semakin penasaran mengingat seorang pria yang duduk di ruang tamu tadi, sepertinya memiliki keterkaitan dengan masalah Om Andra dan Tante Renata.
Tapi apa?
Pintu kamar Delia terbuka, muncul Bu Sumi membawa nampan berisi jus jeruk dan makanan ringan.
"Udah lama non Sarah gak main kesini, kemana aja?" Ujar Bu Sumi.
Sarah sedikit terlonjak mendengar suara Bu Sumi, sepertinya dia memang tak menyadari keberadaan Bu Sumi.
"Bu Sum ngagetin aja," ucap Sarah.
"Hayohh mikirin apa?"
"Emm anu Bu Sum... Bapak-bapak yang lagi sama Om dan Tante, apa Bu Sum kenal?" Tanya Sarah.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Most
Novela JuvenilArdelia Putri Wijaya, cewek populer di sekolah yang digilai para cowok di SMA Teratai. Karena kepopulerannya itu ia membuat sebuah tantangan untuk dirinya sendiri. Selama ia menjadi siswi di SMA Teratai, Ardelia harus berpacaran dengan sepuluh dari...