Sepulang sekolah Delia menunggu Erick di parkiran. Sebenarnya ia ingin menolak, tapi bagaimana caranya dia menolak jika pagi-pagi saja Erick sudah nangkring di depan rumahnya untuk pergi ke sekolah bareng.
"Hei jomblo!" Sapa Rico yang kini berdiri di depan Delia.
"Hei juga jomblo," balas Delia. "Dari mana lo tau gue jomblo?"
"Apa sih yang gak gue tau tentang lo?"
"Banyak," batin Delia.
"Eh, jalan yuk!" Ajak Rico.
"Gue udah ada janji."
"Sama siapa?"
Delia menggerakkan dagunya menunjuk ke arah belakang Rico. Erick tengah berjalan ke arah mereka.
"Maaf gue telat," ucap Erick pada Delia, sebelumnya dia sempat menyapa Rico yang juga ada di sana.
"Ayo berangkat sekarang!" Ajak Delia.
Erick dan Delia berlalu meninggalkan Rico, mereka berjalan menuju mobil Erick yang cukup jauh dari tempat Delia berdiri.
"Gagal lagi," gerutu Rico menghentakkan kakinya ke tanah.
"Apa yang gagal Ric?" Tanya Mora yang kini ada di sampingnya.
Rico memberi jawaban dengan menunjuk Erick yang tengah membukakan pintu mobil untuk Delia.
"Lo masih ngarep sama Delia?" Tanya Mora dengan nada yang sedikit berbeda.
"Gue yakin pasti bisa dapetin dia lagi." Rico berlalu meninggalkan Mora yang mematung menatap kepergiannya.
"Lagi-lagi Delia," batin Mora kesal.
Di lain tempat Erick mengajak Delia ke mall untuk membeli pakaian yang akan di pakai, setelah itu mereka pergi ke pesta anggota bandnya di rumah manajer. Di sana telah berkumpul semua anggota dan juga timnya termasuk manajer. Pesta untuk merayakan keberhasilan tour 10 kota.
Pesta berlanjut hingga malam dengan pesta barbeque, tapi Delia tidak sedikitpun menikmatinya, ia hanya mengobrol sesekali dengan teman Erick dan pasangan-pasangan mereka. Ia yang biasanya selalu semangat jika berpesta, kali ini tak bersemangat karena Erick yang seenaknya mengenalkan dirinya sebagai pacar.Pesta berakhir tepat pukul 9 malam, Delia lega akhirnya ia bisa pulang dari pesta yang membosankan itu. Erick mengantarkan Delia pulang. Selama perjalanan Delia hanya diam tak berniat untuk mengatakan apapun, ia terlanjur kesal dengan sikap Erick.
Mereka sampai di depan rumah Delia, tanpa bicara ia turun dari mobil. Erick segera menyusul dan menahan lengan Delia.
"Lo kenapa dari tadi diam aja?" Tanya Erick, "Lo nggak sakit kan?"
"Sakit? Lo tuh yang sakit," balas Delia, "Ngaku-ngaku gue sebagai pacar lo."
"Cuma karena itu lo ngambek? Oh come on Del, ini hal sepele "
"Tapi gue gak suka hal sepele itu, lo gak izin sama gue. Hanya karena gue diem bukan berarti gue suka cara lo, gue diem karena gue gak mau bikin lo malu di depan semua orang," ujar Delia menumpahkan semua kekesalan yang ia pendam sejak tadi.
"Oke gue salah, gue minta maaf." Erick menempelkan kedua telapak tangannya.
"Jangan mentang-mentang lo selebritis, lo bisa seenaknya ngakuin gue sebagai pacar lo."

KAMU SEDANG MEMBACA
The Most
Fiksi RemajaArdelia Putri Wijaya, cewek populer di sekolah yang digilai para cowok di SMA Teratai. Karena kepopulerannya itu ia membuat sebuah tantangan untuk dirinya sendiri. Selama ia menjadi siswi di SMA Teratai, Ardelia harus berpacaran dengan sepuluh dari...