Seluruh murid di SMA Teratai tengah menjalani rutinitas belajar di kelasnya masing-masing, begitu pula Delia. Di kelasnya tengah berlangsung remedial untuk ulangan harian fisika minggu lalu, karena nilai Delia di bawah rata-rata.
Bel tanda istirahat menghentikan aktifitas mereka dan langsung mengumpulkan lembar jawaban.
"Ulang harian aja pake remedial segala," keluh Delia yang diamini lima teman sekelas yang senasib dengannya.
Delia membuka ponselnya yang mendapat notifikasi dari grup chatnya.
Mora
Kantin kuy!Celyn
Cuss sama Gio, yang jomblo dilarang jealous 😃Silva
Jealousnya dipending, hari ini gue ngajak Levin. Baru resmi kemaren 😃 *sombongMora
Yaelahhh pada bawa pasangan, gue ngajak Rico aja deh mumpung dianya nganggur.Celyn
Incessnya El mana?Delia hanya tersenyum tanpa berniat membalas chat tersebut, toh dia akan langsung pergi ke kantin. Ponselnya kembali mendapatkan notifikasi dari aplikasi yang sama, kali ini Sarah yang mengirim chat.
Sarah
Gue di perpus, cowok lo ada disini.Mengetahui El sedang di perpustakaan, sebuah ide muncul di kepalanya. Ia merubah haluan ke perpustakaan.
Di perpustakaan Delia langsung menghampiri El. Berjalan mengendap di belakang El yang tengah sibuk membaca bukunya. Dengn cepat kedua tangannya menutup mata El dari belakang.
"Siapa?" Tangan El memegang tangan Delia yang menutup matanya.
"Coba tebak," canda Delia.
Bibir El terangkat mendengar suara Delia. "Siapa yah?"
"Siapa lagi coba yang punya suara lembut selain aku, pasti kenal dong." Delia memberi klue.
"Siapa sih? Suara kamu terlalu pasaran."
Deia langsung melepaskan tangannya. El membalikkan tumbuhnya, tertawa melihat wajah Delia yang cemberut dengan kedua tangan terlipat di dada.
"Gak lucu!"
"Kamu yang jailin aku, kamu yang marah."
"Habisnya kamu gak ngenalin suara aku." Delia memalingkan wajahnya dari El.
"Jangan ngambek gitu dong, aku kan cuma bercanda." El merayu Delia yang masih enggan menatapnya.
"Maaf deh maaf, gitu aja ngambek."
Delia terus menghindar dari El. Saat El berusaha melihat wajahnya dari kiri, ia berpaling ke kanan. Dan terus berlangsung seperti itu.
"Jadi masih gak mau maafin aku nih?" El menyerah, dan hanya berdiri di belakang Delia.
"Aku maafin, tapi dengan satu syarat," ucap Delia masih dengan posisinya yang membelakangi El.
"Apa syaratnya?"
Delia berbalik menghadap El, tersenyum penuh kemenangan. "Temenin aku ke kantin."
"Di kantin kan ada temen-temen kamu."
"Tapi aku maunya sama kamu, lagian selama kita pacaran gak pernah ke kantin bareng."
"Kamu kan tahu, aku jarang ke kantin. Aku lebih suka disini." El berusaha menolak.
"Iya aku tahu, tapi kan gak ada salahnya juga kamu ke kantin sekali-sekali buat nyenengin aku. Gak dosa juga kan kamu gak di perpus sehari. Pokoknya kalo kamu tetep gak mau, aku gak akan maafin kamu." Delia kembali membalikkan tubuhnya membelakangi El.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Most
Teen FictionArdelia Putri Wijaya, cewek populer di sekolah yang digilai para cowok di SMA Teratai. Karena kepopulerannya itu ia membuat sebuah tantangan untuk dirinya sendiri. Selama ia menjadi siswi di SMA Teratai, Ardelia harus berpacaran dengan sepuluh dari...