VIII

11.2K 1K 12
                                    

Kastil Cesario, Dundeeg

Para tahanan dieret melewati kota Dundeeg menuju kastil Cesario. Kota yang biasa sepi dan jarang terlihat aktivitas warganya itu, saat ini terlihat jauh berbeda. Warga Dundeeg berdiri di sepanjang jalan melihat para pemuda desa yang berjalan dikawal prajurit di jalanan. Jendela-jendela rumah mewah yang berjejer di sepanjang kota Dundeeg sengaja dibuka untuk menyaksikan tontonan yang jarang di lihat mereka. Hinaan terus beriringan terdengar di jalanan itu. Sesekali ada yang melempar sesuatu pada pemuda-pemuda itu.

Plakkk... sebuah telur melayang mengenai kepala Aleenor. Gadis itu hanya bisa membiarkan telur itu menempel di kepalanya karena kedua tangannya terikat bersama para pemuda desa lainnya. Terlepas dari penduduknya yang tidak ramah, kota Dundeeg memang sangat indah. Rumah-rumah tudor tertata rapi di kota Dundeeg dengan sungai yang melintasi di tengahnya menambah pesona kota itu. Tidak hanya itu, kota Dundeeg juga memiliki pertahanan yang kuat. Hal ini dilihat dari bangunan pagar tinggi yang membatasi kota itu. Dan kastil yang berada di tengah kota itu membuat Lord yang menguasai kota itu mudah mengontrol wilayahnya.

Selang beberapa saat, Aleenor dan para pemuda desa tiba di tengah kota Dundeeg dimana terdapat bangunan kastil megah menjulang tinggi. Kastil itu bernama kastil Cesario. Sejenak prajurit yang mengawal mereka memberi isyarat pada para penjaga gerbang untuk memberi jalan. Sekerjap pintu besi besar itu berubah menjadi jembatan. Kastil Cesario menggunakan desain kastil konsentris dengan dinding dalam yang dibangun dari batu tebal dengan menara yang diposisikan pada interval kemudian dikelilingi oleh dinding batu yang sama tebal namun lebih rendah. Dindingnya dibangun pada tingkat yang berbeda sehingga pemanah di dinding bagian dalam bisa membakar pemanah di dinding luar dengan panahnya yang disulut api. Ruang antara dua dinding itu dikenal sebagai 'lubang kematian' bagi musuh karena terjebak di diantara dinding memudahkan prajurit kastil untuk menyerang dan memanfaatkan pertahanan kastil, musuh ataupun penyerang hanya akan menemui kematian mereka disana. Seluruh bangunan kastil itu kemudian dikelilingi dengan parit dan pintu masuk dengan melintasi drawbridge.

Aleenor dan pemuda lainnya perlahan mulai memasuki kastil Cesario. Pemandangan di dalam kastil Cesario tidak kalah dengan bagusnya dengan pertahanan kastil, sungguh menyibak perhatian mereka sesaat. Sepanjang mata memandang hanya kekaguman yang dapat mendeskripsikannya. Kastil Cesario terdiri dari beberapa bangunan kastil dan menara. Tembok-tembok kastil terdiri dari batuan yang tersusun kokoh. Sementara menara dan jendela kastil terdapat ukiran batu yang indah. Warna kastil yang dominan abu-abu dan putih menambah kesan misterius kastil tersebut. Diantara bangunan kastil yang ada di kastil Cesario, ada satu kastil yang tampak lebih megah dari kastil lainnya. Bangunan kastil itu disebut kastil utama, yang menjadi tempat tinggal Lord pemilik kastil.

Para pemuda desa itu seperti berada dalam dunia lain menatap kanan-kiri mereka. Prajurit membawa mereka pada bangunan kastil yang terletak paling belakang. Para pemuda itu diijinkan menempati kamar yang ada di kastil itu untuk sementara. Sebenarnya awalnya kastil itu tidak terpakai, tetapi akhir-akhir ini kastil kosong itu dipakai untuk pelatihan para prajurit baru. Prajurit lama sudah biasa tidur sembarang di sekitar kastil, entah itu dimana saja sekitar kastil terutama tempat mereka berjaga. Hanya satu tempat yang tidak boleh dimasuki sembarang prajurit yakni kastil utama. Satu-satunya tempat yang cuma prajurit elit dapat memasuki dan berjaga disana.

Aleenor mulai menghitung jumlah pemuda yang dibawa di kastil itu karena melihat kamar-kamar yang ada di dalam kastil itu memiliki dua tempat tidur. Sayangnya karena jumlah pemuda itu genap, terpaksa Aleenor harus satu kamar dengan seseorang. Gadis itu mulai menatap satu-persatu pemuda-pemuda desa itu. Tampak kesedihan tergambar jelas di raut wajah mereka. Tidak ada yang bersuara ataupun menyapa satu sama lain, mereka hanya tertunduk lemas. Aleenor mengurungkan niatnya untuk berkenalan dengan para pemuda itu. Mungkin beban yang ditanggungnya tidak seberat beban para pemuda itu. Bisa saja mereka telah kehilangan keluarga ataupun rumah mereka. Melihat keadaan Floria kala itu cukup untuknya membayangkan penderitaan yang telah mereka lalui.

A Lady in ArmorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang