XI

11.5K 1K 48
                                    

Seorang pria mengenakan jubah terlihat menyelinap di malam hari. Pria itu berjalan ke belakang kastil utama. Sepertinya keberuntungan berada di pihaknya mendapati penjaga pintu belakang kastil tertidur sambil berdiri menyandar tombaknya. Pria berjubah itu segera memanfaatkan kesempatan itu untuk memasuki kastil utama. Dibukanya perlahan pintu kastil berusaha agar tidak menimbulkan suara. Ia kembali mengendap-endap mencari dapur utama kastil. Tidak sulit untuknya menemukan tempat itu, bau masakan dengan mudah menuntunnya pada dapur utama kastil. Pria itu melihat dari kejauhan pintu dapur yang terbuka. Tampak beberapa koki kastil masih disibukkan dengan masakan mereka. Salah seorang tukang masak dengan perut buncit keluar dari dapur itu dengan kedua tangannya membawa hidangan.

"Mister Poppe," panggil pria berjubah itu perlahan lalu kembali bersembunyi di balik dinding.

Pria buncit itu menengok ke kanan-kirinya mendengar seseorang memanggil namanya, tetapi tidak dilihat seseorang pun di sekitarnya. Ia kembali berjalan.

"Mister, kau sudah mendapatkannya?" tanya pria berjubah yang sudah berada di samping pria bernama Poppe itu.

Hampir saja Poppe menjatuhkan kedua piring yang ada di tangannya, jika tidak ditahan oleh pria berjubah itu.

"Kau mengagetkanku saja. Kemarilah," ucap Poppe sembari menengok ke sekelilingnya kemudian mengajak pria berjubah itu ke suatu tempat di kastil itu yang sekiranya aman dari pengawal.

"Kau bisa membuka jubah itu sekarang," ujar Poppe seraya menyulut batang rokoknya.

Pria berjubah itu mulai melepaskan jubahnya menampakkan paras tampan pria itu dengan rambut brunette ikalnya dan mata teduhnya. Tanpa sengaja pria itu menjatuhkan ornamen emas berbentuk lotus ketika melepas jubahnya. Ornamen itu terlempar tidak jauh dari tempat Poppe duduk.

"Kau akan membayarnya dengan ini?" tanya Poppe melihat ornamen lotus itu yang sudah berada di tangannya.

Pria itu segera menyambar ornamen itu dari tangan Poppe dan kembali memasukkan ornamen itu ke sakunya. "Aku akan membayarmu dengan uang," ucap pria itu.

"Kau tidak perlu menatapku seperti itu," ucap Poppe sembari mengambil sesuatu di bawah mejanya. Tukang masak itu menyerahkan benda panjang terbungkus kain pada pria di depannya lalu bertanya, "Apa ini sesuai dengan permintaanmu?"

Terlihat sebuah pedang bergagang tipis dengan kedua ujung besi yang tajam dari balik kain itu ketika pria tersebut membukanya. "Sempurna," ucapnya.

Sesaat pria tersebut mengeluarkan sekantong kecil koin lalu menyodorkannya ke tukang masak itu. Tidak lama pria itu keluar dari kastil utama itu dengan jubah hitamnya. Sebenarnya pria itu adalah Zylon yang meminta salah satu tukang masak yang tidak lama dikenalnya untuk mencarikannya sebuah pedang yang ringan. Zylon sering melihat pria tua dengan perut buncit itu ketika waktu makan bersama. Zylon berpikir pria itu adalah satu-satunya yang bisa membantunya. Hanya tukang masak kastil yang dapat bebas keluar masuk kastil untuk sekedar membeli bahan memasak. Di situasi Zylon saat ini, ia tidak bisa keluar masuk kastil untuk sekedar melihat-lihat. Selama beberapa bulan dibawa ke kastil asing itu Zylon dan para pemuda yang dibawanya tidak diperbolehkan untuk bergerak bebas selain di kastil funf. Kastil yang terlihat cantik dan megah itu dari luar hanya seperti penjara bagi Zylon dan para pemuda desa.

***

Suara langkah kaki mendekati sebuah pintu di kastil yang menjadi tempat para prajurit tinggal. Tidak lama pintu itu terbuka menampakkan seseorang dengan pakaian yang tampak kebesaran.

"Kau sudah kembali?" tanya Aleenor melangkah masuk ke kamarnya lalu menutup pintunya. Ia berjalan ke tempat tidurnya dan merebahkan tubuhnya ke kasur yang cukup sempit itu. Sekilas Aleenor melirik ke arah Zylon, tepatnya pada sebuah benda tertutupi kain yang berada di pangkuan lelaki itu.

A Lady in ArmorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang