XVII

10.4K 966 32
                                    

Beberapa hari berlalu setelah turnamen. Masyarakat sebagian mendapatkan uang dari hasil judi pada turnamen itu, sementara sebagian lainnya harus merelakan uang yang mereka taruhkan. Kesatria yang memenangkan turnamen jousting pun sudah mendapatkan hadiah besarnya. Tentunya kesatria itu bukan Aleenor, gadis itu saat ini sedang terenung di kamarnya sendirian karena Zylon dan pemuda lainnya sedang berlatih seperti hari-hari biasa. Aleenor diijinkan untuk melewatkan latihan bukan karena dirinya sakit saat ini, tetapi dia tidak diperbolehkan latihan bersama prajurit lainnya. Karena turnamen itu, Aleenor beberapa hari lagi akan bergabung dengan para kesatria dan tinggal di kastil utama. Umumnya hal itu adalah suatu kehormatan bagi prajurit yang tidak memiliki darah bangsawan bisa meningkatkan title-nya menjadi kesatria.

Aleenor tidak habis pikir, dirinya bahkan kalah di penyisihan babak kedua pada turnamen itu, bagaimana bisa mereka memintanya untuk menjadi prajurit kelas atas. Di benak Aleenor kini penuh dengan berbagai pertanyaan. Memang bukan hanya dirinya yang mendapat kehormatan untuk bergabung dengan pasukan elit, beberapa kesatria yang berhasil bertahan sampai babak final juga dipilih. Hanya saja seperti ada yang tidak beres di balik pemilihan dirinya sebagai prajurit utama. Aleenor membaringkan tubuhnya, ia tidak tahu apa yang harus dilakukannya saat ini. Tidur menjadi pilihannya untuk mempercepat harinya.

Hari mulai petang, para prajurit sudah selesai berlatih. Zylon kembali ke kamarnya untuk mengambil baju ganti sebelum dirinya membersihkan badannya. Ia berjalan dengan jemari kakinya ketika memasuki kamarnya, melihat Aleenor tertidur pulas. Dia berpikir untuk mengajak Aleenor mandi bersama dengannya dan prajurit lainnya, namun tidak jadi dilakukannya mengingat teman sekamarnya itu selalu menolak untuk mandi bersama dengan alasan ada luka di tubuhnya. Selama ini Zylon tidak pernah sekali pun melihat Aleenor telanjang dada seperti lelaki pada umumnya yang sudah biasa melakukannya terutama ketika selesai latihan untuk mengeringkan keringat mereka. Zylon memilih pergi dari kamar itu, membiarkan Aleenor tertidur.

Aleenor sebenarnya sudah mandi siang tadi, sengaja dilakukannya sebelum prajurit lainnya selesai latihan. Karena dirinya tidak lagi berlatih, membuatnya dengan leluasa menggunakan pemandian yang ada di kastil itu. Selama ini Aleenor harus menahan dinginnya air yang berasa menusuk langsung ke tulangnya ketika dia menyeburkan diri ke dalam salah satu bak kayu besar yang ada di tempat mandi. Aleenor selalu menyelinap diam-diam pada malam hari untuk membersihkan tubuhnya. Terkadang dia tidak mandi, jika malamnya digunakannya untuk latihan bersama Zylon. Beruntungnya sampai saat ini belum ada yang memergokinya saat sedang mandi.

Aleenor terbangun dari tidurnya karena perutnya terasa lapar. Dia melihat ke arah jendela, langit sudah gelap, mungkin hampir menjelang tengah malam. Aleenor mendengus sembari mengusap perutnya. Apa boleh buat sepertinya dirinya harus menahan rasa laparnya hingga pagi tiba karena telah melewatkan makan malamnya.

"Aku sudah menduganya," ucap Zylon, membuat Aleenor sedikit terkaget menyadari pria itu telah berada di kamar.

Zylon memberikan sebuah roti pada Aleenor. Pria itu sengaja mengambil makanan lebih saat makan malam dan menyimpannya untuk Aleenor. Dia bisa saja membangunkan Aleenor, tetapi ia tidak tega mengingat wajah murung yang beberapa hari ini ditunjukkan oleh Aleenor tepatnya setelah turnamen itu. Aleenor masih menggenggam tangan Zylon bersamaan dengan roti itu. Dia terus menatap Zylon dengan memasang senyuman anehnya membuat Zylon menaikkan satu alisnya melihat Aleenor. Gadis itu menarik ingusnya yang hampir keluar dari hidungnya karena terharu. Zylon segera menarik tangannya sebelum ia muntah melihat wajah Aleenor.

"Terimakasih, Zylon! Kau benar-benar pria yang baik," ucap Aleenor.

"Aku tahu," balas Zylon, mengedipkan satu matanya pada Aleenor.

Zylon menatap sedih Aleenor mengingat temannya itu akan segera meninggalkannya.

"Kau benar-benar akan pindah ke kastil utama?" tanya Zylon."

A Lady in ArmorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang