Jaren membuka kasar pintu rumah Adolph, matanya sibuk memandang kesana-kemari mencari sosok yang sedikit membuatnya khawatir.
"Oh my lord, lihatlah!" seru Aleenor.
Jaren menghembuskan nafas melihat gadis itu baik-baik saja. Ia kemudian mengalihkan pandangannya mengikuti telunjuk Aleenor yang mengarah pada seekor serigala di balik pepohonan.
"Sepertinya dia mengikuti kita kemari," ucap Aleenor.
"Kenapa kau berteriak tadi? Apa serigala itu melukaimu?" tanya Jaren.
"Tidak, saya hanya terkejut mengira serigala itu adalah hantu awalnya," jawab Aleenor.
"Kau lebih baik tidak berlama-lama di luar malam-malam," ucap Jaren, membalikkan badan dan berjalan kembali ke rumah.
"My lord, bisakah anda mengawasinya sebentar? Saya ingin mengambil potongan daging yang tersisa," ucap Aleenor, langsung mendahului Jaren masuk ke rumah tanpa menunggu jawaban dari lelaki itu.
Jaren mengepalkan tangannya, baru kali ini seseorang berani menyuruh dirinya untuk melakukan sesuatu. Jika saja ini di kastilnya, Jaren akan langsung memberi pelajaran pada wanita itu. Untuk sekali saja, Jaren berusaha mengabaikannya. Perhatiannya kembali tersita oleh serigala itu. Diamati dari bulunya serigala itu memang serigala yang kemarin bertemu dengannya. Masih sama, serigala itu tampak garang seperti sebelumnya. Meski tidak menyerangnya, Jaren dapat melihat bagaimana serigala itu menggertakan taringnya.
Tidak lama Aleenor membawa beberapa potong daging bersamanya. Dia berjalan mendekati serigala itu dengan hati-hati. Semakin Aleenor mendekat, semakin serigala itu berjalan mundur.
"Tidak apa, kemarilah! Aku tidak akan menyakitimu," ucap Aleenor.
Jaren menaikkan alisnya mendengarnya, lalu berkata, "Bukan kau yang akan menyakiti serigala itu, tetapi serigala itu yang akan menyakitimu!"
Jaren merebut potongan daging yang ada di tangan Aleenor kemudian melemparkannya pada serigala itu. Dia lalu mengajak Aleenor untuk masuk ke dalam rumah.
"Kau tidak apa?" tanya Adolph.
"Saya baik-baik saja, my lord!" balas Aleenor.
Edeline, Countess of Limburg mengajak Jaren dan Aleenor untuk makan malam. Jaren makan bersama dengan Adoplh dan Edeline di meja makan dengan berbagai menu makanan mewah telah disajikan di atasnya. Sementara Aleenor makan di dapur bersama pelayan lainnya.
"Ceritakan padaku lebih detailnya mengenai pembunuh itu!" ucap Jaren, menyela di tengah makan malam.
"Anda akan mengetahui lebih jelasnya besok pagi," balas Adolph.
Jaren menelan rasa penasarannya untuk saat ini dan melanjutkan makan malamnya. Akan terasa tidak sopan jika dirinya terus berbicara ketika sedang makan.
***
Aleenor mengetuk pintu kamar Jaren di tengah malam. Tidak lama pintu kamar itu terbuka sedikit menampakkan paras tampan Jaren dengan rambut acak-acakannya yang jarang ditampilkan oleh Duke itu.
"Ada apa?" tanya Jaren.
"Maafkan saya mengganggu tidur anda, my lord," kata Aleenor.
"Cepat katakan apa perlumu!" seru Jaren.
"Saya ingin berterimakasih pada anda karena telah berusaha melindungi saya dari serigala waktu itu dan mengkhawatirkan saya sebelumnya," ucap Aleenor, mengacu pada saat Jaren sengaja berada di depannya ketika serigala itu ingin menyerangnya dan malam tadi saat Jaren keluar mendengar teriakannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
A Lady in Armor
Narrativa StoricaMengurus hewan ternak, mencukur bulu domba, dan menjual-belikan hasil ladang sudah menjadi keseharian Aleenor Preaux, seorang Lady yang juga putri pemilik ladang tempatnya bekerja. Perlahan hidupnya mulai berubah berawal dari sahabatnya, Eric Rochef...