Dua hari berlalu, pelaksanaan combat dimulai dengan jousting pada hari pertama. Para prajurit yang memilih jousting berkumpul di lapangan yang berada dekat kastil, yang disebut Lists. Hanya kesatria dan bangsawan yang diperbolehkan mengikuti turnamen ini umumnya, tetapi kali ini lord yang juga menyenggarakan turnamen itu memberi kesempatan pada para prajurit untuk memasukinya. Sebuah tribun, yang disebut Befrois,dibangun tinggi untuk melihat jelas turnamen. Befrois hanya ditempati oleh para bangsawan ataupun orang-orang penting. Sementara warga biasa melihat jousting dan turnamen lainnya dari benteng kastil ataupun duduk di samping lapangan turnamen. Tenda-tenda bewarna cerah dipasang di sekitar lapangan turnamen sebagai tempat para ksatria dan petarung lainnya untuk menunggu giliran mereka atau bersiap dengan pakaian besi dan peralatan untuk pertandingan.
Masyarakat mulai berdatangan di kastil Cesario untuk menyaksikan turnamen besar yang digelar setiap tahun sekali di kota Dundeeg. Sebagian warga memanfaatkan ajang ini untuk mencoba peruntungan dengan berjudi mempertaruhkan siapa yang akan keluar menjadi pemenang. Para kesatria yang memasuki turnamen dengan alasan mewakili landlord mereka atau menginginkan hadiah uang yang ditawarkan. Ketenaran dan kemuliaan juga menjadi salah satu sebab memasuki turnamen itu. Kesatria yang kalah akan kehilangan baju besi dan kudanya yang akan diklaim oleh sang pemenang. Hal itu tentu memalukan, bagi seorang kesatria baju besi dan kuda adalah harga diri mereka.
Aleenor mengamati setiap persenjataan di tenda tempatnya menunggu. Lances, tombak panjang tumpul dan pakaian besi lengkap terpampang di hadapannya. Dia mengikuti jousting karena menginginkan hadiah uang yang ditawarkan dan pernah mendengar bahwa jousting adalah pertarungan berkaitan dengan kuda. Karenanya Aleenor memutuskan untuk tidak melewatkan kesempatan ini. Dia ingin menggunakan uang hadiahnya jika menang untuk membayar Zylon atas pedangnya sehingga dia tidak perlu memenuhi permintaan Zylon. Tidak pernah ada bayangan bahwa permainan ini mengharuskannya untuk beradu dengan kesatria lain menggunakan tombak.
Kursi kehormatan yang berada paling atas di Befrois sudah diduduki seorang pria tidak lain adalah lord yang menggelar turnamen. Karenanya turnamen pun kemudian dimulai. Para kesatria keluar dari tenda-tenda dengan memakai baju besi mereka untuk mengikuti upacara pembukaan dengan memutari lapangan bersama dan berdoa sebelum pelaksanaan. Aleenor berada diantara barisan para kesatria berkuda. Tidak hanya kesatria yang berpenampilan megah, kuda yang mereka gunakan juga dipakaian pelindung besi dan ada pula yang memakai kain penutup berwarna. Suara terumpet telah terdengar, kesatria memasuki lapangan itu dengan menunggang kuda gagah mereka. Sejenak mereka memutari lapangan sembari melambai-lambaikan tangan kepada para penonton. Lalu mereka berhenti melingkar dan mengacungkan tombak mereka ke tengah bersentuhan dengan tombak lainnya. Mereka kemudian hening sesaat untuk melangsungkan doa. Setelah itu mereka kembali, menyingkir dari lapangan menyisakan dua kesatria yang akan melakukan combat pertama kali.
Aleenor berusaha menutupi kegelisahannya sejak melakukan upacara pembukaan. Ia baru kali ini melihat sebuah turnamen besar yang begitu meriah. Terlebih dengan dirinya sebagai pemain, bukan sebagai penonton membuatnya sangat gugup. Aleenor bahkan tidak mengerti sama sekali aturan dalam jousting atau dirinya pernah membaca buku tentang permainan itu sebelumnya. Beruntungnya dia bukan berada di urutan pertama, sehingga gadis itu dapat menyaksikan dan mempelajari combat yang berlangsung sebelumnya. Aleenor duduk bersama para kesatria lain yang turut melihat pertarungan pertama. Ia mengamati dengan serius setiap gerakan dari dua kesatria yang saat ini berada di tengah lapangan. Satu demi satu prajurit berganti untuk tampil mempersembahkan kekuatan tangguhnya di hadapan khalayak. Aleenor memejamkan mata lalu menarik nafas panjang dan menghembuskannya. Ia kemudian membuka matanya dan berdiri.
It's showtime!
Aleenor memakai pelindung kepalanya lalu naik ke atas kudanya. Seseorang menarik tangannya sebelum dirinya berada di atas kuda. Ia sedikit terkejut mendapati Zylon menghampirinya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Lady in Armor
Historical FictionMengurus hewan ternak, mencukur bulu domba, dan menjual-belikan hasil ladang sudah menjadi keseharian Aleenor Preaux, seorang Lady yang juga putri pemilik ladang tempatnya bekerja. Perlahan hidupnya mulai berubah berawal dari sahabatnya, Eric Rochef...