Jaren mempercepat kudanya menuju kediaman Adolph. Kecemasan tampak jelas di wajah duke itu melihat darah segar semakin membasahi pakaian Aleenor. Dia tidak menyangka dirinya akan dilindungi seorang wanita. Selama ini Jaren tidak pernah membutuhkan orang lain untuk melindungi dirinya bahkan pengawal-pengawalnya tidak lebih kuat darinya. Dia jarang membawa pengawalnya bersamanya jika pergi keluar kastil. Terkadang dia membawa Aron jika pria itu memaksanya. Awalnya Jaren memutuskan untuk membawa Aleenor agar terhindar dari Aron, dia cukup bosan karena terlalu sering pergi keluar bersama pria yang lebih tua darinya itu.
"Aku tidak akan memaafkanmu jika kau berani menutup mata dan kehilangan kesadaran," ancam Jaren, melihat Aleenor bersandar lemas padanya dan mulai menutup mata.
Jaren hanya tidak tahu banyak perkataan manis yang seharusnya diucapkan pada seseorang yang terluka. Sebelumnya dirinya tidak pernah mengkhawatirkan siapapun seperti yang dilakukannya saat ini. Kediaman Adolph mulai terlihat dalam pandangannya. Dipukulnya kudanya lebih keras untuk membuat kuda itu berlari lebih kencang.
Setelah sampai di rumah itu, Jaren menghentikan kudanya dan segera turun dari kuda itu. Dia kembali membopong Aleenor dan berlari ke dalam rumah itu.
"Segera siapkan obat-obatan dan air serta perban ke kamarku!" seru Jaren pada Edeliene yang tampak ingin menyapanya.
"Baik, my lord!" balas Edeliene, turut panik melihat Aleenor terluka.
Jaren membuka kasar pintu kamar dengan kakinya. Dia kemudian menyelaraskan Aleenor di tempat tidurnya. Jaren menjangkau pakaian Aleenor berniat untuk melepaskannya dan melihat luka gadis itu. Namun, Aleenor mencekal tangannya, gadis itu masih dalam keadaan sadar. Jaren tahu gadis itu merasa takut jika dirinya mengetahui kenyataan bahwa dia wanita. Tetapi, tidak ada waktu untuk mengkhawatirkan sandiwara bodoh itu, bagaimanapun menyelamatkan gadis itu yang terpenting sekarang. Dia hanya tidak ingin terjadi apapun yang buruk dengan wanita yang terluka karenanya. Lebih tepatnya dia hanya tidak suka untuk berhutang budi pada orang lain.
"Kau tidak perlu khawatir. Melihat tubuh telanjang wanita sudah menjadi hal yang biasa untukku," ujar Jaren, sembari tangannya mencoba melepaskan tangan Aleenor darinya.
Dia mengetahuinya?
Jaren memang tidak berbohong mengenai hal itu. Meski dingin dan terkenal tidak berperasaan, banyak wanita yang tergila-gila dengan duke itu. Para wanita bahkan rela menawarkan tubuh mereka secara sukarela tanpa meminta imbalan demi hanya untuk bersama duke tampan arogan itu.
"Saya lebih baik terluka daripada anda melihat tubuh saya," ucap Aleenor.
"Aku sudah cukup bersabar denganmu, kau ingin aku memaksamu dengan kasar?" tanya Jaren.
Keduanya bertatapan sengit, tidak ada mengalah. Beruntungnya Edeliene masuk ke kamar itu di saat yang tepat. Dengan menahan emosi, Jaren menyerahkan Aleenor pada Edeliene. Dia kemudian keluar dari kamar itu. Ditutupnya pintu kamar itu dengan kasar.
She really gets on my nerves!
Di dalam kamar, Edeliene membantu Aleenor untuk membersihkan lukanya. Awalnya Countess itu terkejut mendapati tubuh di balik pakaian itu. Tidak terpikir olehnya bahwa pria kurus itu adalah seorang wanita. Tetapi mengingat bagaimana perlakuan Aleenor terhadap Mythril, gadis itu memang terlalu lembut untuk seorang lelaki. Meski banyak pertanyaan di kepala Edeleine, dia memilih untuk tidak bertanya apapun padanya. Edeliene melengkungkan alisnya melihat kulit Aleenor yang sekarang sudah bersih dari darah. Di kulit gadis itu terdapat banyak bekas luka terutama di punggungnya. Hal itu wajar karena Aleenor tumbuh dengan cambukan ayahnya.
"Kau telah melalui banyak hal, bukan?" ujar Edeleine, seraya tangannya membelai rambut gadis itu.
Tanpa tersadar, Aleenor meneteskan air matanya. Gadis itu sedikit lupa bagaimana mengungkapkan rasa kesedihannya. Selama ini berbagai hal yang cukup menyiksa batinnya telah dilaluinya tanpa mengeluh ataupun memikirkan bagaimana hidupnya akan berjalan. Gadis itu jarang merasakan kasih sayang ketika tumbuh bersama keluarganya, dan sekarang dirinya harus menapaki hidup dengan berpura-pura sebagai laki-laki. Ditambah kenyataan yang baru saja diketahuinya bahwa duke itu sadar akan identitasnya membuat Aleenor semakin terpukul mengira-ngira apa yang akan terjadi padanya selanjutnya. Tetapi, apapun itu dia hanya perlu menghadapinya, karena hal ini sudah menjadi pilihannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/90097567-288-k838194.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
A Lady in Armor
Historical FictionMengurus hewan ternak, mencukur bulu domba, dan menjual-belikan hasil ladang sudah menjadi keseharian Aleenor Preaux, seorang Lady yang juga putri pemilik ladang tempatnya bekerja. Perlahan hidupnya mulai berubah berawal dari sahabatnya, Eric Rochef...