"Kau beruntung sekali!" Pekik Clara. Kevia terkekeh melihatnya.
Gadis berdarah Rusia itu sekarang sedang duduk di dressing room dan sedang melakukan video call dengan Clara. Kevia menyandarkan ponselnya ditumpukkan majalah yang ada di atas meja, jadi ia bisa melihat dengan jelas wajah Clara.
"Tentu saja aku beruntung, Clara." Kevia memanas-manasi. Clara di seberang memberenggut. Wajahnya sudah memerah.
"Kau menyebalkan! Aku benci padamu!"
Dan sambungan terputus. Kevia sempat terkejut, tapi ia hanya tertawa. Clara pasti marah padanya sekarang.
"Aku mendengar ada suara seseorang." Suara seseorang terdengar memasuki dressing room. Tak lama muncul sosok pirang dengan tubuh tinggi di atas rata-rata. Luke Hemmings. Disusul teman-temannya yang lain.
"Hey Kevia." Sapa Michael saat melihat Kevia masih duduk di sana. Kevia hanya melambaikan tangannya. Michael dengan santainya duduk di sebelah gadis itu dan memandangnya. Kevia hanya mengangkat kedua alisnya sebagai balasan.
"Dengan siapa kau bicara tadi?" Tanya Michael. Ashton yang berdiri di belakang Michael menepuk keras kepala anak itu.
"Jangan ikut campur urusan orang, Gordon. Tidak sopan." Katanya.
"Ashton benar, Mike." Timpal Luke.
"Shut up, Luke." Balas Michael. Luke hanya memutar matanya. Dia beralih pada Kevia dan tersenyum.
"Kita belum berkenalan secara resmi. Aku Luke Hemmings." Luke menjabat tangan Kevia. Disusul Calum.
"Aku Calum Hood. It's nice to meet you." Kata Calum. Kevia hanya tersenyum.
"Kau kenapa tidak mengenalkan dirimu, Irwin?" Tanya Luke. Ashton mengusap tengkuknya.
"Aku sudah berkenalan dengannya tadi." Jawabnya. Kentara sekali kalau dia malu. Michael di sebelahnya menyunggingkan senyum meledek.
"Omong-omong, bagaimana kau bisa menjadi asisten the lads, Kevia?" Tanya Calum. Belum sempat Kevia menjawab, Lou Teasdale menyela.
"Kevia, kau dipanggil Harry." Katanya. Kevia mengangguk kecil dan pamit untuk menyusul Harry.
"Dan kalian, kukira kalian langsung istirahat di bus." Tukas Lou. Keempat laki-laki itu menggeleng.
"Kami mau menonton the lads dulu." Jawab Ashton. Lou mengangguk dan hendak beranjak dari tempatnya.
"Omong-omong, Lou." Luke menyela. Lou yang sudah berputar itu kembali menoleh.
"Kenapa?" Tanyanya sembari memandang laki-laki bertindik hitam itu.
"Apa kau tahu dimana the lads menemukan Kevia?" Lou mengernyit. Agak heran dengan pertanyaan Luke.
"Kenapa kau menanyakannya?" Luke mengedikkan bahunya.
"Hanya ingin tahu. Harry dan Niall juga Zayn sangat memujinya. Aku jadi penasaran." Lou mengangkat kedua alisnya.
"Umm... Kami bertemu dengannya sekitar 4 hari yang lalu, tapi sepertinya Harry sudah pernah bertemu dengannya sebelumnya."
"Kami bertemu di sebuah restoran kecil di pinggir kota." Tambah Lou. Keempat laki-laki Australia itu mengangguk.
"Dan kalian langsung merekrutnya?" Tanya Calum. Beruntung sekali gadis itu. Batinnya. Lou mengedikkan bahunya.
"Begitulah. Mereka berlima merekrut Kevia karena masakan gadis itu cocok dengan mereka. Dan Harry juga kebetulan sudah mengenalnya." Lagi, keempat laki-laki itu mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Noiseless Assistant
Fiksi PenggemarKevia Gusev, gadis beruntung yang bisa bekerja dengan band idolanya. One Direction. Kebahagiaan mampir di hidupnya. Namun itu tidak bertahan lama saat ia harus dihadapkan oleh kenyataan. Kalau segala harapan dan doanya, belum tentu bisa terwujud. Da...