Chapter 30 (Trouble in Denmark: 2)

246 30 4
                                    

BUGH!!!

Sebuah pukulan mendarat tepat di pipi Jack. Kevia bisa merasakan sebuah lengan menariknya menjauh dari Jack. Dan bisa ia lihat tangan yang menariknya barusan adalah milik Zayn.

"APA YANG KAU LAKUKAN PADA KEVIA?!" Suara bentakan seseorang terdengar. Serak dan terdengar menyeramkan. Itu Harry.

"Aku? Tentu saja menikmati tubuhnya. Kau pasti melihatnya kan?" Jawab Jack enteng.

BUGH! BUGH! BUGH!

Pukulan lain terdengar. Kevia tidak berani melihat. Ia memilih untuk menenggelamkan wajahnya di punggung Zayn. Kedua tangannya gemetar sembari mencengkram kaos Zayn.

"Haz. Sudah." Suara Liam terdengar. Sama marahnya dengan Harry. Liam menarik tubuh Harry menjauh dari Jack.

"Kenapa kau kesal? Kau ingin lebih dulu mencicipinya? Go ahead. Vellie pasti akan senang jika tubuhnya digilir oleh pria-pria kaya seperti kalian." Tutur Jack sembari berusaha berdiri. Namun belum sempat kakinya menapak dengan benar ke tanah, dia kembali tersungkur.

Kali ini Niall yang bekerja. Dia marah. Dibantu dengan Harry, mereka berdua mengeroyok Jack. Louis dan Liam berusaha menenangkan keduanya, sementara Zayn terus menjaga Kevia. Beruntung Paul dan penjaga yang lain datang. Mereka segera menarik Harry, Jack dan Niall.

"Apa-apaan kalian?" Paul bertanya. Harry dan Niall tidak menjawab karena nafas mereka yang masih terengah-engah. Paul pun beralih pada Jack, yang kini terlihat cukup mengenaskan.

"Siapa kau? Dan bagaimana kau bisa masuk?" Jack memandang Paul sekilas lalu menjatuhkan pandangannya pada Kevia, yang kini mengintip di balik punggung Zayn.

"Aku? Hanya kekasih yang mengunjungi gadisnya untuk melepas rindu." Jawabnya enteng. Kevia hanya memandang Jack tajam.

'Kekasih? Cih.' Batinnya. Cengkramannya pada kaos Zayn menguat.

"Dia kekasihmu?" Tanya Paddy. Kevia menggeleng. Ia tidak sudi menjadi kekasih lelaki bejat itu.

"Ayolah, Vellie. Jangan seperti itu." Jack mendekati Kevia tapi dengan cepat Louis menghalangi langkahnya.

"Berani mendekat, hidupmu tidak akan tenang." Ancamnya. Jack menyunggingkan senyum miring.

"Wah. Kau benar-benar hebat, Vellie. Apa sekarang layananmu sangat memuaskan sampai artis-artis besar ini sangat membelamu?" Tukas Jack.

BUGH!

Tanpa disangka pukulan kembali mendarat di wajah Jack. Dan itu dia terima dari Liam.

"Jaga ucapanmu, bung." Ujarnya. Jack mendecih. Dengan cekatan para penjaga pun langsung membawa Jack keluar dari wilayah arena.

"Kalian berempat, ikut aku." Paul memberi isyarat pada Harry, Liam, Louis dan Niall.

"Dan Zayn. Bawa Kevia pada Rachel." Zayn mengangguk lalu merangkul Kevia untuk masuk ke arena. Sementara keempat yang lain menuju bus untuk diinterogasi.

"Apa-apaan kalian barusan?" Tanya Paul begitu keempatnya sudah berada di bus.

"Membela seseorang yang tidak bersalah?" Tanya Louis dengan nada khasnya.

"Tapi tidak harus dengan mengeroyoknya begitu kan?" Tanya Paul lagi.

"Paul, laki-laki itu pantas mendapatkannya. Dia sudah bertindak kurang ajar pada Kevia." Tukas Niall. Paul mendecak.

"Tapi tidak dengan mengeroyoknya seperti itu. Bagaimana kalau ada yang melihat?"

"Beruntungnya tidak." Ujar Louis tidak acuh. Paul menggelengkan kepalanya.

The Noiseless AssistantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang