Chapter 39 (Oh shit!)

74 14 4
                                    

Kevia melipat baju terakhirnya dan menutup kopernya. Konser mereka di Swiss berakhir beberapa hari yang lalu. Dan ini adalah hari terakhir mereka di Barcelona. Mereka akan berpindah ke Madrid dan menghabiskan sekitar 4 hari di sana.

Setelah kejadian ia memergoki Harry dan Kendall berciuman, Kevia tidak lagi bertemu dengan Harry. Tidak, ia tidak menghindarinya. Tapi setelah bertemu dengan Rachel, wanita itu meminta Kevia untuk menetap di hotel dan membantu para kru. Ia malah lebih fokus membantu Lana dan bagian wardrobe dibanding mengurus One Direction. Mungkin karena para gadis yang memutuskan untuk ikut keseluruhan konser? Kevia tidak tahu.

Kevia tidak tahu bagaimana kelanjutan Harry dan Kendall. Ia benar-benar tidak mau tahu. Sudah cukup ia dibuat patah hati oleh Niall, jangan dengan Harry juga.

"Kevia?" Suara Perrie mengejutkan Kevia yang tengah membantu Lana merapikan koper-koper wardrobe.

Kevia menoleh pada Perrie dan memasang wajah bertanya. Kenapa gadis yang mirip barbie ini mencarinya?

"Bisa kita bicara?" Kevia mengerjapkan matanya beberapa kali dan mengangguk. Perrie menuntun Kevia menuju ruangan Rachel. Tunggu, kenapa mereka harus bicara di ruangan Rachel?

Perrie dan Kevia duduk di sebuah sofa panjang. Ada Rachel di ruangan itu. Apa ia membuat masalah? Bukannya semuanya baik-baik saja?

"Kau pasti bingung kenapa Perrie mengajakmu bicara di sini bersamaku." Tukas Rachel. Kevia hanya mengangguk.

"Begini, Kevia. Konser Little Mix masih ada dua tanggal lagi akhir bulan ini. Tapi salah satu asisten kami akan melakukan cuti panjang dan kami butuh asisten pengganti." Jelas Perrie. Kevia mengangguk.

"Dan aku menyarankan Perrie untuk memintamu menjadi pengganti. Toh kau akan menyelesaikan kontrak dengan One Direction. Dan konser Little Mix hanya dua hari di London. Jadi sepertinya tidak masalah, bagaimana?"

Tanpa pikir panjang, Kevia mengangguk menyetujui. Itu hanya dua hari dan mereka melakukan konser di London. Perrie memekik girang saat melihat jawaban Kevia.

"Baiklah, aku akan menghubungi manajer kami juga teman-temanku." Perrie baru saja hendak pergi, namun Kevia menarik gadis itu untuk duduk kembali dan menuliskan sebuah catatan untuknya.

Bisa kau rahasiakan soal ini dari One Direction dan yang lain? Keputusanku untuk berhenti dari sini pun masih menjadi rahasia bagi mereka.

Perrie membaca catatan itu lamat-lamat dan mengangguk. "Tentu, aku akan melakukannya. Terima kasih, Kevia."

"Terima kasih, Perrie."

Keduanya berpelukan singkat sebelum Perrie yang keluar lebih dulu untuk menghubungi manajer dan teman-temannya. Kevia memilih tinggal sebentar di ruangan Rachel sebelum kembali ke ruang ganti untuk melanjutkan pekerjaannya.

Di koridor dekat ruang ganti, Kevia tidak sengaja bertemu Harry. Secara tidak sadar, dalam batinnya Kevia mencemooh Harry. Mengutuk laki-laki yang sudah hampir membuatnya terbuai. Tapi dengan segera ia menepis pikiran itu dan menyunggingkan senyum pada Harry. Layaknya seorang teman.

Harry yang melihatnya hanya bisa menunduk. Dia merasa bersalah. Harry baru saja hendak menjelaskan masalahnya saat Lana berteriak memanggilnya. Kevia tentu langsung menghampiri Lana karena ia tidak melihat ekspresi Harry yang hendak mengatakan sesuatu padanya.

Melihat kepergian Kevia membuat Harry mengutuk. Harry tahu gadis itu tidak menghindarinya, tapi dia bisa melihat celaan yang dilontarkan gadis itu dari matanya. Memang, mereka berdua belum resmi menjadi sepasang kekasih. Usaha Harry membuat Kevia jatuh cinta padanya pun belum tentu berhasil. Tapi bukan berarti dia bisa mencium gadis sana-sini sesukanya kan? Bahkan Harry bisa melihat usaha Kevia yang mau menerimanya. Ah, kenapa sih ini harus terjadi?

The Noiseless AssistantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang