Chapter 21 (In the Plane)

244 25 10
                                    

Selingan

=============================================================

"Kevia, apa kau akan baik-baik saja?" Tanya Niall.

Niall dan Kevia beserta kru yang lain sedang berada di bandara. Mereka akan kembali ke London. Dan Niall terlihat sangat khawatir. Karena untuk kali ini, dia tidak bisa menemani Kevia di pesawat. Well, Kevia sudah memperhitungkannya. Niall tidak mungkin menemaninya, mengingat kekasih baru Niall ada di pesawat yang sama. Ergh... Kekasih baru.

Kevia hanya mengangguk kecil sebagai jawaban. Ia juga tidak yakin apa ia bisa baik-baik saja. Mengingat traumanya belum hilang. Trauma sialan.

"Kau yakin? Aku khawatir." Kata Niall, dia benar-benar terlihat khawatir dan gelisah. Kevia tersenyum lembut dan membelai bahu Niall. Mengisyaratkan kalau Niall tidak perlu khawatir. Niall baru saja kembali hendak bicara, tapi suara Barbara menginterupsinya.

"Babe, cepatlah." Katanya. Niall mendengus pelan.

"Kau harus berjanji kalau kau akan baik-baik saja. Kita bertemu di London." Niall memeluk Kevia dan mengecup dahi gadis itu singkat sebelum beralih ke kekasihnya yang menunggu. Kevia menghela nafas pelan dan memilih untuk membantu kru lain yang sedang bersiap.

"Apa sih yang kau bicarakan dengan gadis itu? Serius sekali." Kata Barbara. Niall hanya tersenyum dan mencium pipi gadis itu.

"Bukan apa-apa. Oh iya, apa kau masih ada keperluan lain? Kalau tidak, cepat naik ke pesawar bersama the girls." Barbara mengangguk dan kembali mencium Niall lalu pamit untuk menyusul Perrie serta Eleanor dan Sophia. Niall sendiri merapat ke rombongan band-nya.

"Haz. Bisa kita bicara sebentar?" Tanya Niall begitu dia menemukan orang yang sedang dia cari. Harry mengangguk dan mengikuti Niall menjauhi rombongan.

"Ada apa?" Tanya Harry begitu mereka sudah jauh dari jangkauan.

"Bisa kutitipkan Kevia denganmu? Ia phobia naik pesawat, dan aku takut terjadi sesuatu. Ia sempat terlihat kurang sehat setelah mengalami turbulensi, dan aku tidak ingin sesuatu yang buruk menimpanya." Tutur Niall. Harry mengangguk.

"Lalu, apa yang harus aku lakukan?" Tanyanya.

"Ajak ia bicara atau melakukan sesuatu yang bisa mengalihkan perhatiannya. Buat ia fokus padamu atau sesuatu. Atau setidaknya, buatlah ia nyaman." Jelas Niall. Harry kembali mengangguk. Tapi kemudian dia mengernyit.

"Kenapa kau sangat peduli padanya? Kau kan punya kekasih." Tanyaya polos. Niall terdiam lalu tersenyum.

"Ia sahabatku. Dan aku ingin memastikan yang terbaik untuknya. Lagi pula, ia selalu melakukan hal itu pada kita kan?" Kata Niall sebelum pergi. Harry terkekeh pelan.

"Bodoh. Bilang saja kalau kau menyukainya. Dia terlalu buta." Gumamnya.

Harry beranjak dari tempatnya untuk mencari Kevia. Ternyata gadis itu sedang duduk memangku Lux di ruang tunggu.

"Hey." Sapa Harry. Kevia tersenyum membalas. Harry duduk di sebelah Kevia dan mengambil alih Lux. Jadi sekarang Lux sedang berada dipangkuan Harry.

"Kau duduk denganku hari ini." Kata Harry membuka pembicaraan. Kevia mengangguk kecil.

"Jangan terlalu kecewa karena Niall tidak bersamamu saat ini. Nanti kalau Barbara kembali ke pekerjaannya pun, Niall akan memilih untuk duduk bersamamu." Kevia mendengus. Sejak kejadian kemarin, Harry selalu saja mengaitkan dirinya dengan Niall. Itu menyebalkan.

"Hey. Kalau kau sedang diajak bicara itu, tatap lawan bicaramu." Harry menegur Kevia. Kevia hanya melirik kecil pada Harry, tidak berminat. Membuat Harry cemberut.

The Noiseless AssistantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang