Chapter 33 (Punishment)

138 17 1
                                    

Kevia, Harry dan Niall tengah duduk di kamar Rachel, dengan anggota One Direction yang lain juga ada di sana. Ketiga orang itu sedang di sidang, dan yang lain hadir sebagai saksi. Namun karena pada saat kejadian semua sedang mabuk. Tidak ada satu pun yang bisa menjawab apa yang sebenarnya terjadi. Dan itu berhasil membuat Rachel frustasi.

Bagaimana tidak? Semalam ia dibangunkan oleh Paddy yang melapor kalau Harry dan Niall berkelahi di club. Niall dan Harry? Mereka jarang menimbulkan masalah, terlebih dengan satu sama lain. Dan sekarang, ketika ia menginterogasi para saksi, tidak ada satu pun yang bisa memberikan jawaban. Tolong siapapun bantu Rachel sekarang!

"Tidak adakah yang bisa memberikan penjelasan yang sebenarnya?!" Rachel berteriak frustasi.

"Maafkan aku, Rachel. Tapi sungguh, aku tidak tahu apa yang terjadi, karena semuanya berlalu sangat cepat." Tukas Liam. Dia benar-benar merasa tidak enak. Begitu juga yang lain.

"Setidaknya pasti salah satu dari kalian ada yang mengetahui apa yang terjadi sebelum itu." Kata Rachel. Liam, Louis dan Zayn saling pandang. Mereka benar-benar tidak tahu.

Sebelumnya 5SOS dan anggota band serta kru yang hadir semalam juga sudah ditanyai. Sayangnya, jawaban mereka sama. Mereka tidak tahu. Atau mungkin, mereka sepakat untuk tidak memberitahu?

"Aku tahu kalau kalian mengetahui sesuatu." Kata Rachel sembari menunjukkan telunjuk panjangnya ke wajah-wajah tampan artisnya.

"Rachel. Sudah kukatakan padamu. Ini masalahku dengan Niall. Biar aku yang menyelesaikannya. Dan kumohon jangan bawa-bawa Kevia. Ia tidak tahu apapun." Tutur Harry setelah beberapa saat tadi terdiam. Rachel berdecak.

"Aku harus membawanya karena ini adalah salah satu tanggung jawabnya." Tukasnya. Kevia yang mendengarnya hanya bisa menunduk. Kedua tangannya menyatu di atas pangkuannya. Jari-jarinya gemetar.

Ruangan itu berubah hening. Tidak ada satu pun yang berani membuka suara. Rachel terlihat menyeramkan. Sampai Kevia dengan berani menyerahkan sebuah catatan. Sepertinya ia sudah menyiapkannya sejak semalam. Karena ia tahu kalau mereka akan disidang.

Rachel menerima catatan itu dengan kasar dan membacanya dengan seksama. Ia menarik nafas dalam lalu menghembuskannya dengan perlahan setelah selesai membacanya. Ia menatap Kevia lalu tersenyum maklum.

"Aku mengerti." Katanya. Kevia membalas senyuman itu dengan menunduk dalam. Membiarkan rambutnya yang tergerai jatuh menutupi wajahnya.

"Dan kurasa kalian sudah bisa keluar sekarang." Kata Rachel pada One Direction.

"Kau yakin?" Tanya Niall. Rachel mengangguk.

Kelima laki-laki tampan itu pun beranjak dari tempatnya untuk keluar dari sana. Harry mengulurkan tangannya untuk mengajak Kevia. Namun gadis itu menolak.

"Kevia akan tetap di sini." Kata Rachel mewakili Kevia.

"Apa? Tapi kenapa?" Tanya Harry.

"Ada beberapa hal yang harus diurus." Jawab Rachel seadanya. Harry memandang Kevia dengan seksama. Namun gadis itu tetap menunduk. Tidak berani menatap Harry.

"Baiklah." Kata Harry. Dia beranjak dari tempatnya dan keluar menyusul teman-temannya yang lain.

Harry berniat langsung menuju ke kamarnya tapi Liam dan Zayn muncul dan langsung menyeretnya ke kamar Louis. Ternyata di sana sudah ada Niall yang tengah duduk sembari mengusap kasar wajahnya.

"Ada apa?" Tanya Harry.

"Apa yang sebenarnya terjadi semalam?" Tanya Liam langsung pada intinya. Dia benar-benar buta akan perkelahian semalam.

The Noiseless AssistantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang