Chapter 16

226 27 1
                                    

"Kenapa kau memberikan bekalmu pada Michael? Kau belum makan dari pagi tadi, Kevia." Tukas Harry gemas. Kevia hanya tersenyum kecil. Tidak mempermasalahkan soal itu. Toh ia bisa makan diluar.

Aku senang membagi makananku, Har. Tidak perlu khawatir.

"Ck. Tapi kalau kau sakit bagaimana?" Tanyanya. Kevia menggeleng kecil. Harry perhatian sekali padanya.

"Aku akan melaporkanmu pada pihak management kalau kau pingsan saat bekerja, Kevia. Kau harus makan dan prioritaskan dirimu. Setelah kami." Tambah Louis. Kevia meringis kecil.

"Boys, private soundcheck." Suara Paul terdengar dari balik pintu. Kelima laki-laki itu meletakkan kotak makan mereka yang masih setengah penuh ke dalam tas yang tadi di bawa Kevia.

"Kau ada waktu 2 setengah jam sebelum kembali bekerja. Pergilah makan atau kau bisa makan jatahku kalau kau mau." Kata Zayn. Kevia hanya mengangguk kecil. Ia tersenyum sebelum mengikuti langkah kelima laki-laki besar itu keluar ruangan.

"Baiklah, sampai jumpa." Pamit Liam. Kelimanya melambaikan tangan pada Kevia dan mulai beranjak ke atas panggung untuk menghibur para pemegang tiket soundcheck.

Kevia menarik nafas dalam sebelum beranjak untuk keluar arena. Tapi baru saja berbalik, ia tidak sengaja menabrak dada seseorang. Begitu mendongak, ia mendapati seorang laki-laki dengan senyum yang sekilas mirip dengan Harry. Ashton Irwin.

"Oh hai, Kevia. Maaf. Aku tidak melihatmu." Kevia hanya tersenyum memaklumi. Ia juga tidak tahu kalau ada Ashton di belakangnya.

"Kau mau kemana?" Tanya Ashton. Kevia terdiam sesaat sembari menatap Ashton, membuat laki-laki Australia itu sempat salah tingkah.

Ia mengeluarkan buku catatannya dan mulai menulis. Lalu menyodorkannya pada Ashton.

Kau mau menemaniku makan siang? Tidak perlu jauh, di sekitaran sini saja.

Ashton mengangkat kedua alisnya. Dia memandang Kevia yang kini tengah balik menatapnya penuh harap.

"Baiklah." Kevia tersenyum lebar dan mengisyaratkan agar Ashton ikut dengannya keluar arena.

Di luar, Kevia sempat bingung mau kemana. Terlalu banyak pilihan, dan ia terlalu lapar. Melihat kebingungan Kevia, Ashton terkekeh kecil.

"Kau belum memutuskan untuk makan apa?" Kevia menggeleng. Ia kan sudah merencanakan untuk makan bekal yang ia buat tapi batal karena makanan itu untuk Michael.

"Baiklah, lebih baik kita ke restoran di sebelah sana saja." Tunjuk Ashton pada satu restoran kecil di dekat arena. Kevia yang sudah tidak sabar hanya mengangguk dan segera menarik Ashton untuk pergi ke tempat itu.

"Kau sangat lapar ya? Agresif sekali." Tukas Ashton. Kevia menoleh dan tersenyum kecil. Ia malu. Beruntung Ashton tidak membahasnya lagi.

Mereka berdua duduk di salah satu meja yang berada di luar restoran. Ashton yang mengusulkannya. Walaupun Kevia awalnya tidak mau. Tempat ini memang tidak terlalu ramai, tapi keluar bersama Ashton tidak bisa dibilang aman juga.

"Kita duduk disini saja. Aku jamin semua akan baik-baik saja. Kami belum sebesar One Direction yang fans-nya ada dimana-mana." Begitu kata Ashton saat menangkap keraguan diwajah Kevia. Kevia hanya mengedikkan bahu dan berusaha santai. Toh kabar ia yang hanya seorang asisten One Direction sudah tersebar. Dan tertangkap tengah makan bersama drummer 5SOS bukanlah sebuah kejahatan. Sepertinya.

"Kau mau makan apa?" Tanya Ashton. Dia dan Kevia sama-sama tengah fokus pada menu yang ada di restoran itu. Semua menu menggiurkan bagi Kevia.

"Aku pesan cheeseburger dan jus jeruk saja. Kalau kau?" Tanya Ashton lagi. Kevia menunjuk dua nama makanan dan satu nama minuman. Oh sungguh ia sangat lapar.

The Noiseless AssistantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang