29

5K 313 4
                                    

Chanyeol,  namja itu kini tengah menatapi sebingkai foto yang menampilkan foto 1 yeoja yang diapik oleh 2 namja itu dengan senyum mengembang diwajah ketiganya. Perlahan chanyeol kembali menghembuskan nafasnya. Sakit? Tentu menahan perasaan selama ini hanya untuk tetap menjaga persahabatan namun na'asnya perasaan itu tetap juga tidak terbalas. Perlahan lagi diletakkannya bingkai foto itu,  setetes air mata mengalir dipipinya. Impiannya untuk menjadikan yeoja itu sebagai belahan jiwanya sirna sudah. Dan perlahan juga tetesan demi tetesan air mata itu berubah menjadi banjir , ya chanyeol tengah menangis dan menjambak rambutnya,  katakannlah ia cengeng dan tidak gentle,  selama beberapa tahun ia hanya dapat melihat cintanya tanpa mengungkapkannya,  memendam dan memendam berharap hasilnya akan menyenangkan akhirnya tetapi ternyata tuhan punya cara lain dalam mengatur skenario hidupnya. Diusapnya wajahnya kasar lalu ia beranjak dari duduknya menatap dirinya dicermin dan tertawa mengejek.

"Kau pengecut park chanyeol"ujarnya seraya menatap tampilannya yang acak2 kan.

Diraihnya ponselnya dan dikliknya nama seseorang

"Hallo?"

"Bisakah kau temani aku?"tanya chanyeol yang mencoba menormalkan suaranya.

Seseorang diseberang sana tersenyum "tentu, datanglah"jawab orang itu lalu telfon kembali terputus.

Chanyeol segera memperbaiki tatanan rambut dan merapikan tampilannya lalu segera pergi menemui seseorang itu.

******

Kris tersenyum kecut saat mendengar kabar jika sohyun juga belum mengingat kemabli ingatannya.

"Sir, sebentar lagi ada meeting dengan perusahaan CK"ujar tao membuyarkan lamunan kris.

"Baiklah, 10 menit lagi"ujar kris lalu bangkit dari duduknya dan memakai kembali jas nya.

Tao menatap kris tersenyum kecut,  ia tau apa yang difikirkan oleh sahabatnya itu, walau ia tidak begitu tau dengan yeoja yang dimaksud kris tapi setidaknya ia pernah melihat rupanya walau hanya lewat foto saja.

"Jangan khawatirkan aku tao, aku baik2 saja"ujar kris lalu bersiap dengan tampilannya yang sudah rapi.

Tao tersenyum lalu mengangguk.

"Aku tau kau bisa,  aku tau kau tidak apa2 dengan ini semua"baas tao lalu menepuk pundak kris "ketahuilah kris, aku tetap ada untukmu. Berbagilah jika kau tidak sanggup menanggungnya lagi"tambah tao lalu mendahului kris keluar ruangan.

Kris tertegun sesaat lalu terbayang wajah tao yang hanya berdiri seorang diri di amerika sana "ternyata aku lebih beruntung"gumamnya lalu tersenyum tipis dan seegera menyusul tao.

********
Sementara seorang yeoja yang tengah patah hati itu tengah dilanda rindu yang sangat besar, ia rindu eommanya, appanya dan juga namja yang dicintainya.

"Seandainya aku diposisi yeoja itu,  mungkin tempatku bukan disini,  baiklah byun suji,  kau harus bisa mulailah hidup baru dan biarkan mereka bahagia, hahhh"ujarnya dengan wajah memerah.

"Suji, kau kenapa lagi?"tanya jessie teman baru suji.

"Apa? Aku tidak apa2, ayo kita pergi"ujar suji merangkul teman barunya yang bernama jessie itu.

"Dia kembali berceloteh dengan bahasa kampung halamannya,  sepertinya aku harus belajar bahasa mu mulai sekarang,  siapa tau kau menggunjingkan aku"ujar jessie menatap tajam suji.  Suji yang mendengar itu hanya terkekeh lalu dicubitnya pipi jessie yang lumayan lebar.

"Aniya,  aku tidak menggunjingkanmu,  kau sangat lucu"ujar suji dengan bahasa korea.

"Iss Kau kembali menggunakan bahasa itu, sepertinya aku harus segera belajar"ujar jessie.

I Married YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang