10

1.7K 172 26
                                    

Ruin - Shawn Mendes

Dua hari telah berlalu.

Aku kembali melakukan rutinitas harianku dengan pergi ke toko. Mom sudah berangkat beberapa menit yang lalu, sedangkan aku masih menunggu Harry bersiap. Awalnya Dad mengajakku untuk bersama-sama berangkat ke sana, tetapi Harry menolaknya karena ia bilang akan mengantarku dan sekaligus pergi dengan temannya ke sebuah tempat yang tak jauh dari toko itu.

Mau tak mau, Dad menganggukkan kepalanya dan pergi meninggalkan kami berdua. Dan ya, sekarang aku masih dirumah menunggu laki-laki itu memakai pakaiannya.

Semalam, Harry memang telah memberitahuku jika akan menemui temannya itu, tetapi aku tidak bertanya siapa yang akan dia temui atau siapa nama orang itu. Lagipula, itu juga bukan urusanku, jadi untuk apa aku bertanya?

Aku memutarkan mataku sambil mengetuk jari tanganku pada sofa, ini sudah lebih dari sepuluh menit aku menunggunya dan dia belum juga turun dari kamarku. Aku kemudian bergerak mengambil remote televisi dan mengganti channel yang lebih menarik.

"Sayang, dimana kau meletakkan jasku?!" Suara teriakkannya membuatku terdiam sejenak. Oh ya Tuhan, aku bahkan menggantungnya di depan lemari. Apa dia tidak melihatnya?

"Ada di—"

"Aku sudah menemukannya!" Teriaknya lagi dan aku memutarkan bola mataku untuk yang kedua kalinya.

Aku masih menunggunya dengan menonton acara talk show di televisi. Tetapi, aku merasa tak ada yang menarik dengan acara itu. Namun, ketika aku hendak menggantinya, aku melihat kekasihku berada disana. Aku mengerjapkan mataku beberapa kali untuk memastikan apa yang sedang ku lihat sekarang.

Oh sial, apa itu benar-benar Adam?! Adam Levine?! Aku terdiam. Namun, setelah menyadari bahwa aku terlalu membuang waktu hanya untuk berpikir apa yang sedang ku lihat sekarang, aku segera mengatur posisi dudukku dan memperkeras volume televisi.

Aku tak bisa menyembunyikan rasa senangku ketika Adam mulai berbicara dan si pembawa acara menanyakan beberapa hal tentang dirinya. Termasuk tentang keluarga kecil barunya yang kini memiliki satu anggota personil. Oh suaranya, benar-benar membuatku mencair layaknya es yang di biarkan begitu saja di tempat terbuka.

Ya, Adam memang telah memiliki anak. Walaupun ia sudah menikah dan memiliki anak, tetapi aku masih menganggapnya sebagai kekasihku. Masa bodoh, tentang hal itu. Oh lagipula, bukankah itu yang gadis-gadis lakukan terhadap idola mereka? Menganggapnya sebagai kekasih meskipun mereka tak mengenal kita.

Kali ini, Adam bercerita tentang awal pertemuannya dengan Bahati Prinsloo yang kini menjadi istrinya. Adam juga menceritakan jika hampir di setiap tur dunianya, gadis itu selalu ikut. Dan jika gadis itu sedang memiliki jadwal photoshoot ataupun sedang ada dalam acara modeling ia selalu berusaha pergi menemani meskipun sedang dalam keadaan yang benar-benar sibuk.

Bukankah ia sangat baik?

Ah, andaikan saja aku adalah gadis seberuntung Bahati. Mungkin aku bisa berkenalan dengan seluruh anggota Maroon 5 atau seluruh anggota kru mereka. Yang lebih menakjubkan lagi, aku bisa merasakan bagaimana rasanya mengikuti konser yang setiap minggunya harus  berpindah dari negara satu ke negara lain.

"Pantas saja, kau tak mendengarku." Suara Harry segera menyadarkanku dari lamunanku. Aku lalu menoleh ke arah kiri ketika ia berjalan ke arahku sambil membawa sepatu miliknya. "Ternyata diam-diam kau sedang berselingkuh rupanya," Selalu saja seperti itu. Harry pasti akan berkata, jika aku berselingkuh darinya ketika sedang menonton Adam, baik saat aku menonton videonya dari laptopku ataupun menontonnya langsung dari televisi seperti ini.

A.M 2 [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang