20

1.2K 171 49
                                    

Superficial Love - Ruth B.

Sore harinya, setelah aku membeli tiket penerbangan untuk pergi ke London, aku mengajak Sam menuju ke sebuah toko yang berisi berbagai jenis pakaian hingga pernak-pernik yang di sukai oleh para lelaki.

Ya, aku ingin membelikan Harry sebuah hadiah. Aku tau, ini aneh karena aku jarang sekali memberikan hadiah untuknya. Bahkan terakhir kali aku memberinya ketika ia berulang tahun ke-21. Itupun hanya sebuah jam tangan, satu buah kaus hitam yang katanya sudah ia inginkan sejak lama, dan tiga lembar foto kami yang begitu menggelikan.

Dan kau tau berapa umurnya sekarang? 23 tahun. Jadi, kapan aku terakhirnya membelikannya? 2 tahun yang lalu.

Mengerikan, benar?

Harrylah yang justru memberiku banyak barang. Yang sialnya, aku nyaris jarang menggunakannya dengan alasan harganya yang terlalu mahal dan itu sangat sayang untuk digunakan.

"Jadi apa yang ingin kau berikan untuknya?" tanya Sam ketika kami baru saja memasuki toko ini.

Aku mengangkat kedua bahu. "Entahlah," jawabku. "Menurutmu, apa yang cocok untuk pria kantor sepertinya?"

"Jam tangan, mungkin?"

"Aku sudah pernah membelinya yang satu itu."

Sam memutarkan mata dan mulai berpikir. "Bagaimana dengan kemeja? Atau jas?"

"Kau tau harga sebuah jas tidak semurah harga jaketku," cemoohku.

Sam tertawa. "Oh ya benar," katanya. "Bahkan jaketmu dan jaketku memiliki harga yang sama."

Aku memutarkan mata. "Kita bahkan membeli ditempat yang sama, Carter." kataku dengan kesal.

Sama kembali tertawa. "Astaga, aku lupa yang satu itu," katanya. Ia lalu segera meredakan tawanya dan kembali berpikir. "Bagaimana jika kita memberikannya sebuah pena? Kau tau ia pasti akan membutuhkan benda itu."

"Berhenti bergurau, Carter."

"Aku serius, Evans."

Aku menggeleng tidak setuju. Yang benar saja, aku memberikanya sebuah pena? Itu tidak lucu.

Karena tak tau harus memberi apa akhirnya, meminta rekomendasi pada salah satu pegawai toko. Oh ya Tuhan, aku benar-benar buruk untuk menentukan sebuah hadiah.

Awalnya pegawai itu menyarankan sama seprti yang Sam katakan sebelumnya. Jam tangan. Entahlah, kurasa itu terlalu biasa sebagai hadiah. Aku tau Harry juga memiliki banyak jam tangan, jadi jika aku membelinya kemungkinan besar ia justru tidak akan memakainya.

Namun ketika pegawai itu mengingat ada sebuah barang yang mungkin cocok untuk pria seperti Harry, aku segera ingin melihatnya. Dan ketika ia menunjukannya padaku, aku langsung mengatakan, "Aku ambil yang itu."

Alasan mengapa aku membeli benda itu karena bentuk dan juga warnanya yang sangat bagus. Belum lagi harganya yang tidak terlalu mahal membuatku segera memutuskannya.

Oh sebenarnya aku juga menyukai benda ini, tetapi—ah, ini lebih cocok dipakai Harry.

Dan untuk yang kedua kalinya aku kembali membeli sebuah kaus hitam dan putih untuknya karena—Oh demi Tuhan, ia terlihat tampan jika memakai warna-warna seperti itu. Aku bersungguh-sungguh.

Setelah selesai, aku segera membayar semuanya dan keluar dari toko. Aku menyusul Sam yang ada di luar karena sedang menerima sebuah panggilan dari seseorang. Mungkin saja, kekasihnya?

Namun, ketika aku hendak menghampirinya. Aku melihat Sam dari kejauhan sedang menangis. Tentu aku tidak tau apa yang terjadi, karena beberapa saat yang lalu ia baru saja tertawa denganku. Bahkan ia masih sempat bertingkah konyol sebelumnya.

A.M 2 [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang