46

1.2K 137 21
                                    

Ketika aku sampai di rumah, aku langsung pergi ke kamarku dan merebahkan tubuhku di atas kasur. Aku bahkan mengabaikan Mom yang menanyakan bagaimana hariku hari ini. Aku juga sengaja melewatkan makan malam yang ditawarkan Mom. Sungguh, aku benar-benar tidak ingin mengajak bicara siapapun malam ini. Yang ku inginkan hanyalah tidur dan melupakan semua kejadian yang terjadi hari ini.

Sebelum benar-benar terlelap, aku terlebih dulu beranjak dari kasur dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Yang benar saja, aku sudah terlalu banyak berkeringat dan aku langsung pergi tidur? Mom bisa membunuhku nanti jika aku masih melakukan kebiasaan burukku itu.

Hanya butuh waktu sekitar 15 menit untuk membersihkan diri. Kupikir itu rekor tercepat yang pernah kulakukan. Aku mengganti bajuku dengan yang lebih nyaman dan memasukkan pakaian yang kupakai tadi serta seragamku ke dalam keranjang pakaian kotor. Ah kurasa, aku harus mencucinya besok sebelum bekerja.

Aku menatap bayanganku sebentar di dalam cermin sebelum bergerak keluar. Ah andai saja, menghilangkan lingkaran hitam yang ada di mata ini semudah aku membasuh wajahku.

Aku lalu bergerak menuju meja riasku untuk menyisir rambutku sebentar. Tiba-tiba aku mendengar pintu kamar yang diketuk beberapa kali, membuatku langsung berhenti sejenak. Siapa itu? Apakah itu Mom? Ah ya Tuhan, kurasa aku harus meminta maaf karena hal tadi. Aku sudah mengabaikannya, dan sejak dulu Mom tidak menyukai jika aku berbuat seperti itu.

Aku segera meletakkan sisirku dan bergerak menuju pintu. Aku mengeryit sesaat setelah membukanya, apa yang ia lakukan di sini? Sialan. Tanpa berpikir panjang aku langsung menutup pintu kembali, tetapi ia terlebih dulu menahannya dan membuka dengan paksa pintu kamarku.

"Jane, kita harus bicara," katanya lalu berjalan masuk dan aku hanya bisa terdiam di tempatku. Ia kemudian bergerak mendekat padaku dan memelukku dengan cepat. "Aku minta maaf, benar-benar minta maaf. Aku tidak bermaksud seperti itu. Aku-"

Aku langsung mendorong tubuhnya menjauh dariku. Aku bisa melihat kilatan kekecawaan di matanya saat menatapku. Sebenarnya ini salahku. Ya aku menyadari jika semua ini sebenarnya adalah murni kesalahanku. Jika saja aku tidak sengaja mematikan ponselku. Jika saja aku mengatakan pada Harry, aku akan pulang hingga malam. Semuanya tidak akan seperti ini.

Tetapi tunggu dulu, perkataannya tadi juga membuatku marah. Dia melarangku untuk bekerja di sana karena aku lebih memilih pekerjaan itu daripada dirinya. Aku bahkan sudah bersusah payah untuk mendapatkan pekerjaan itu dan ia dengan mudahnya mengatakan seperti itu. Aku tersinggung, tentu saja. Maka dari itu aku marah padanya.

Apa aku salah melakukan ini?

"Aku lelah, Harry." kataku. "Anggap saja malam ini sudah berlalu."

"Jane-"

"Aku sedang tidak ingin membicarakan ini."

"Kumohon, aku-"

Aku menghela napas. "Harry." tegasku.

Ia tidak menyerah dan kembali menggelengkan kepala, seolah menolak keinginanku.

"Ya Tuhan! Baiklah-baiklah," aku lalu menarik rambutku ke belakang karena merasa kesal. "Kita akan bicarakan ini, oke? Sekarang biarkan aku bicara terlebih dulu."

Harry mengangguk.

Aku hanya ingin permasalahan konyol ini cepat berakhir. Bukan karena ini dari kesalahanku lalu aku dengan cepat menghindar, tidak. Aku hanya tidak ingin kami terus bertengkar hanya karena hal kecil seperti ini. Dia benar, kami memang perlu bicara untuk menyelesaiakan permasalahan ini. Kurasa kami hanya terlalu lelah untuk menghadapi hari ini sehingga aku-dan juga dirinya mudah sekali terusulut emosi tadi.

A.M 2 [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang