Cloud 9 - Frances
"Apa aku mengganggu waktumu?"
Yang ditanya justru terkekeh pelan. "Menganggu? Astaga Jane, aku justru senang jika kau menghubungiku di waktu siang yang membosankan ini."
Aku membalasnya dengan senyuman kecil dan berkata, "Kupikir kau sedang bekerja."
"Bekerja? Di akhir pekan?" Gemma tertawa. "Hanya kekasihmu saja yang mau melakukannya, Jane. Tidak denganku." katanya.
"Oh benarkah?" tanyaku.
Aku rasa Gemma sedang mengangguk. "Dia bilang akan kembali setelah jam makan siang, tetapi kenyataannya anak itu belum juga kembali. Aku bahkan tidak mengerti, apa yang sedang ia kerjakan sekarang," jelasnya. Aku mengangkat kedua alisku sembari menatap area sekitarku.
"Apa Harry belum menghubungimu?" tanyaku.
"Tidak," jawabnya dengan pelan. "Harry hanya akan menghubungiku jika membutuhkan sesuatu, diluar itu ia tidak akan pernah mau melakukannya."
Aku hanya tersenyum. Aku tau sifat Harry yang satu itu. Menyebalkan memang, tetapi begitulah dirinya. Aku pernah memberitahu untuk tidak terus-menerus melakukan hal itu. Namun, ia tetap tidak mau. Harry berkata jika itu sudah menjadi kebiasaannya yang tidak mau ia ubah. Oh kecuali satu hal, ia tidak pernah melakukan tindakan semacam itu pada ibunya.
Aku meluruskan kedua kakiku atas tanah yang kupijak sembari terus menempelkan ponselku pada telinga. Aku menarik nafas panjang lalu menghembuskannya melalui mulut. Sepertinya sudah sangat lama aku tidak menikmati sejuknya udara pagi secara langsung dari luar rumahku.
Ya, selepas kejadian beberapa jam yang lalu itu—mengenai Harry, tentu saja—aku memilih untuk pergi keluar dari kamarku dan mencari udara segar. Menangis tidak membantuku untuk menenangkan perasaanku. Bahkan aku terus mengingat kejadian itu tanpa henti
Dan sialnya lagi, aku mulai mengantuk karena aku belum tidur sama sekali. Aku benar-benar bodoh, bukan?
Jadi, begitulah.
Oh dan soal Gemma, aku yang terlebih dahulu menghubunginya karena—entahlah tiba-tiba saja aku ingin berbicara dengannya. Aku tidak mengadu padanya mengenai Harry. Aku bukan anak kecil lagi, ingat. Dan ketika ia menanyakan tentang Harry, tentu saja aku masih akan menjawab dengan nada antusias—walaupun sebenarnya tidak.
Aku bahkan hampir menangis jika Gemma menanyakan tentang hubunganku dengan Harry. Sebenarnya aku ingin ia berhenti bertanya tentang kami, tetapi aku tidak mungkin menyuruhnya seperti itu.
"Oh ya, aku ingin menceritakan sesuatu padamu." kata Gemma secara tiba-tiba.
Aku mengangkat kedua alisku. "Mengenai?"
"Kekasihmu, tentu saja!" jawabnya dengan antusias.
Aku terdiam sebentar lalu menghela nafas panjang. Ingin rasanya aku menghindari dari topik pembicaraan ini, tetapi kurasa itu tidak mungkin.
"Apa yang yang terjadi dengannya? Apa dia melakukan sesuatu?" tanyaku dengan nada khawatir. Percaya padaku, aku hanya berpura-pura.
Gemma tidak menjawab pertanyaanku. Ia justru balik bertanya, "Apa kau mengenal Hailey?"
Aku mengeryitkan dahi. Tunggu, apa katanya? Hailey? "Mengapa kau tiba-tiba bertanya tentang gadis itu?" tanyaku bingung.
"Jadi kau mengenalnya?"
"Aku mengenalnya," kataku. Tentu saja aku mengenalnya, bukankah waktu itu ia pernah memperkenalkan diri dihadapanku? "Tetapi aku tidak terlalu dekat dengannya, ada apa?"

KAMU SEDANG MEMBACA
A.M 2 [H.S]
Fiksi Penggemar"Hanya satu yang selalu ku harapkan yaitu, semoga kaulah yang menjadi alasan dari setiap kebahagiaanku." [The second book of A.M] ©2016 by helladss