11

1.6K 168 20
                                    

Stay - Rihanna

Kris melambaikan tangan pada gadis kecil yang sedang duduk di kursi roda ini. Lalu ketika ia menyadari bahwa aku ada dibelakangnya, Kris menyipitkan mata dan berjalan mendekat ke arah kami berdua. Baru setelah berjarak beberapa langkah dariku, Kris tersenyum lebar padaku.

"Jane?" ucapnya sedikit bingung.

Aku membalas senyumanya lalu melambaikan tangan padanya seolah menghilangkan rasa canggung. "Hai, dokter Kris." Sapaku mengikuti perkataan Rey sebelumnya. Kris langsung memutarkan kedua matanya dengan malas dan aku terkekeh kecil.

Ketika aku menyapa Kris tiba-tiba Rey langsung menoleh ke arahku dengan wajah bingung. "Kau mengenal dokter Kris?" tanyanya lalu aku mengangguk.

"Apa yang kalian lakukan kemari, huh?" tanya Kris membuat kami mengalihkan perhatian kami sejenak.

Rey mengerjapkan matanya sebentar lalau tersenyum antusias pada Kris. "Berjalan-jalan," jawab gadis kecil ini dengan senang. "Oh lebih tepatnya mengajak Jane berjalan."

Aku terkekeh sejenak lalu menggelengkan kepala. "Tidak-tidak. Kami memang sedang berjalan-jalan. Sebenarnya, gadis ini yang memintanya dan ya aku menuruti kemauannya."

"Kau tau sesuatu, Jane?" kata Kris menatapku lalu mengalih pada Rey dan mengacak rambut gadis kecil ini. "Seharusnya kau jangan terlalu sering menuruti perkataan gadis nakal ini."

"Aku tidak nakal," kata Rey lalu melipat kedua tangannya dan berpura-pura marah. "Dokter Kris selalu mengejekku."

Aku tertawa begitipun dengan Kris. Kami menghabiskan waktu beberapa jam disini hanya untuk mengobrol tentang berbagai hal. Ku akui cara Kris memperlakukan gadis kecil seperti Rey benar-benar membuatku tersentuh. Maksudku, ia tau bagaimana cara membuat Rey senang dan tertawa hingga melupakan kenyataan bahwa gadis itu sedang sakit sekarang.

Tak berlangsung lama Rey memintaku untuk kembali ke kamarnya karena tak ingin Sam lama. Dan berhubung Kris tidak memiliki jadwal praktek hari ini, ia mau menemani kami untuk kembali

Sebenarnya aku merasa sedikit canggung bila berada di dekat Kris, walaupun kami telah berteman baik setelah kejadian di kafe waktu itu. Tetapi tetap saja, selalu merasa aneh berada di dekatnya.

Rey kembali tertawa ketika mendengar cerita Kris. Dan ya akupun ikut tertawa, karena itu benar-benar menggelikan.

Kami telah sampai. Aku membuka pintu kamarnya yang berwarna putih lalu tersenyum pada Sam seolah tak bersalah. Kris mendorong kursi rodanya dan membantu gadis kecil ini untuk duduk diatas kasur rumah sakit. Sam mengucapkan terima kasih begitupun denganku.

"Bisakah setelah ini kita berbicara sebentar?" bisik Kris. Aku lalu mengangguk kecil. Beruntung, posisi Kris yang membelakangi Sam membuatnya tak mengetahui apa yang dokter ini bicarakan padaku.

Kris berpamitan sebentar pada Rey dan juga Sam. Awalnya Rey tidak mengijinkan, tetapi setelah ia berkata bahwa dirinya memiliki jadwal praktek baru Rey memperbolehkannya pergi. Tentu saja, Kris hanya membohonginya. Ia menatapku seolah berkata, aku menunggumu di luar. Dan aku menganggukan kepalaku.

Setelah Kris keluar, aku baru berjalan mendekat ke arah Sam. "Jadi, apa kau menunggu lama?" tanyaku

Sam mengangkat kedua bahunya. "Tidak terlalu lama." jawabnya dengan santai. "Kau mengenal dokter Kris?"

Aku mengangkat sudut kanan bibirku. Ini lucu. Dua saudara ini, mereka menanyakan hal yang sama."Dia temanku saat masih sekolah." Dan ia juga mantan kekasihku.

A.M 2 [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang