Tell Me You Love Me - Demi Lovato
Keesokan harinya aku mengajak Jane untuk pergi menemui sahabatnya. Awalnya ia hanya mengira aku hanya mengajak berjalan-jalan biasa. Iapun juga tidak bertanya kemana kami akan pergi maupun siapa yang yang akan menemuinya nanti. Ketika dalam perjalanan, Jane bahkan terlihat lebih diam dan tidak banyak bicara. Sebenarnya sifatnya yang satu ini membuat khawatir dan juga bingung, karena aku tau ia tidak pernah seperti ini sebelumnya. Saat sakitpun, ia juga tidak banyak diam seperti saat ini.
Namun semuanya berubah ketika aku mengajaknya memasuki sebuah mall, tempat aku dan Kate membuat janji untuk bertemu. Ia tiba-tiba bertingkah manja dan terus menarik lenganku. Tentu saja hal ini membuatku bingung, apa yang terjadi dengan gadis ini?
Terlebih sesaat setelah aku mempertemukannya dengan Kate, sahabatnya. Demi Tuhan, ia dua kali lipat bersikap lebih aneh daripada biasanya, lagi. Beruntung tak berlangsung lama Kate langsung mengajaknya untuk berbelanja guna menghabiskan waktu bersama.
Jadi sekarang tinggalah aku dan Carl yang sedang duduk bersama dua cangkir kopi yang menemani kami untuk menunggu ke datangan mereka. Kate bilang mereka hanya akan menghabiskan waktu sebentar, tetapi kenyataan yang terjadi tidaklah seperti itu. Bahkan kami harus menunggu hampir berjam-jam hingga membuatku bosan.
Kurasa mereka sudah lupa jika kami menunggu di tempat ini.
"Apa kau akan datang ke pesta pernikahan Kris malam ini?"
Aku meletakkan sendok yang baru saja kugunakan untuk mengaduk kopi. Percaya atau tidak, aku sudah menghabiskan dua cangkir kopi di sini. Dan ini adalah yang ketiga dengan menu yang sama, aku memesannya.
"Kurasa begitu, pria itu mengirimiku undangannya," jawabku. "Kau sendiri?"
Carl mengangkat kedua bahunya. "Sebenarnya aku tidak ingin, karena dia dulu selalu menggajakku berkelahi," katanya lalu mengambil cangkirnya dan meminum kopinya. Aku hanya tertawa kecil, aku tidak heran dengan jawabannya itu mengingat ia dan Kris sejak masa sekolah tidak pernah akur. "Tetapi, ia juga mengirimiku undangan itu. Jadi kurasa mau tak mau aku akan datang."
"Dan mengucapkan selamat lalu memeluknya," tambahku.
Carl melotot. "Oh tidak terima kasih, aku tidak akan pernah mau melakukannya."
Aku kembali tertawa. Ia masih menyimpan dendam itu, kurasa.
Sebenarnya itu hanya masalah terjadi di antara sangatlah sepele menurutku. Semuanya terjadi saat Carl tidak sengaja menjatuhkan seluruh makan siangnya saat di kantin. Carl yang saat itu sedang tertawa bersamaku dan juga teman-temanku yang lain langsung segera meminta maaf. Pria ini bahkan rela memberikan jatah makan siangnya pada Kris.
Namun entah apa yang terjadi dengannya saat itu, tiba-tiba ia langsung menyerang Carl bertubi-tubi di kantin. Beberapa kabar yang beredar, Kris baru saja putus dari kekasihnya dan mengalami depresi berat. Mungkin karena hal itulah, emosi Kris yang sedang kacau itu memuncak dan langsung menyerangnya tanpa ampun.
"Ayolah, kau sudah dewasa, Carl. Tidak ada salahnya berbaikan."
Carl kembali menggeleng. "Aku tidak mau pesta yang dirancangnya sejak lama menjadi hancur karena kelakuan kami."
"Kau tau, sebenarnya aku juga tidak ingin datang, tetapi tidak mungkin aku tidak akan datang karena Jane kurasa sangat menginginkan untuk ke sana dan ya ku rasa ia sudah tidaklah seburuk saat kita sekolah dulu. Jadi aku memutuskan untuk datang." jawabku sambil mengangkat kedua bahu.
Carl mengangkat sudut bibirnya lalu berkata, "Ah ya, aku lupa jika Kris dan Jane pernah bersama."
"Ya, dan aku membenci kenyataan itu." balasku.

KAMU SEDANG MEMBACA
A.M 2 [H.S]
Hayran Kurgu"Hanya satu yang selalu ku harapkan yaitu, semoga kaulah yang menjadi alasan dari setiap kebahagiaanku." [The second book of A.M] ©2016 by helladss