29

1.2K 173 29
                                    

Heavy - Linkin Park ft Kiara

- Harry Styles -


"Aku pulang," kataku ketika baru saja memasuki rumah Mom.

"Harry?" suara Mom mulai menyambutku setelah aku menutup pintu rumah. Aku lalu berbalik dan berjalan mendekat padanya. Mom segera memelukku dan aku membalas pelukannya dengan begitu erat. "Bagaimana harimu?"

Aku hanya tersenyum tipis. "Menyenangkan," jawabku. Walaupun kenyataannya itu tidaklah benar. Hubunganku dengan Jane baru saja berakhir hari ini, bagaimana bisa aku berkata jika hari ini sangatlah menyenangkan?

Hari ini adalah hari terburuk yang pernah ku alami seumur hidupku. Jane meninggalkanku dengan seluruh penyesalan yang kupunya. Tetapi untuk kejadian hari ini, itu benar-benar bukan salahku.

Terre tiba-tiba masuk ke dalam ruanganku lalu mengunci pintu dan mulai mengatakan sesuatu diluar pikiranku. Aku bahkan tidak menyangka saat ia mengatakan secara langsung padaku jika ia mencintaiku.

Setelah itu terjadi perdebatan di antara kami dengan waktu yang cukup lama. Aku juga tidak menyadari jika ternyata Jane telah menunggu di luar. Jika ia menghubungiku terlebih dulu, mungkin hal ini tidak akan terjadi.

Namun aku tau jika Jane hanya ingin memberiku sebuah kejutan kecil walaupun kuakui cara yang ia lakukan ini sedikit salah. Tetapi, aku menyukainya. Dan ya, sebenarnya Jane salah mengenai apa yang ia lihat. Aku tidak menciumnya, gadis itulah yang terlalu terobsesi denganku.

Sayangnya, apa mau dikata. Jane lebih meyakini apa yang ia lihat dibandingkan mendengarkan penjelasanku. Ia bahkan telah menyerah padaku sejak lama, jadi mau tak mau aku harus melepaskannya.

Kuharap setelah kejadian ini kami masih bisa tetap berteman, atau setidaknya masih saling berhubungan walau dengan status yang mulai berbeda. Aku tau, aku bahkan telah menyakitinya begitu buruk.

Tetapi apa salahnya mengharapkan ketidakmungkinan itu?

"Dimana Gemma?" tanyaku berusaha mengalihkan pembicaraan pada Mom.

"Ia menginap di rumah temannya," jawab Mom. Ia lalu melepaskan pelukan kami lalu mengusap pipiku dengan lembut. "Kau mau kubuatkan sesuatu?"

"Tidak perlu,"

"Bagaimana dengan cokelat panas atau mungkin teh?" usul Mom.

Aku terdiam. Cokelat panas dan teh. Minuman favorit Jane yang selalu ku hafal sejak dulu. Aku lantas tersenyum dan menjawab, "Bagaimana dengan kopi?"

"Mom tidak menyebutkan pilihan itu."

Aku terkekeh. "Teh mungkin lebih baik."

"Baiklah," Mom kembali mengusap pipiku dan tersenyum. "Sekarang bersihkan dirimu. Kemudian kita mengobrol di ruang tengah," kata Mom. "Oh dan satu lagi, jangan terlalu lama."

Aku kembali terkekeh. Setelah itu Mom membalikkan tubuhnya dan berjalan menuju dapur. Aku lantas bergerak menuju lantai dua untuk pergi ke kamarku.

Ketika aku membuka pintu kamar, harum parfum milik Jane masih tercium dengan jelas. Aku bahkan seolah bisa merasakan jika ia sedang berada di sini. Walaupun hanya sebatas ilusi, aku bisa melihat jika saat ini Jane sedang tersenyum padaku.

Aku mengerjapkan mataku beberapa kali setelah menyadari jika Jane memang tidak ada di sini. Ia sudah pergi meninggalkanku. Foto kebersamaan kami yang terpajang pada dinding kamar saat ini mungkin hanya akan sebagai hiasan semata.

Mungkin tidak akan lagi foto seperti ini dikemudian hari. Atau yang paling parah mungkin tidak akan ada lagi kebersamaan seperti itu lagi dikemudian hari.

A.M 2 [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang