42

1K 131 26
                                    

Aku menaiki beberapa anak tangga sebelum akhirnya mendekat ke arah pintu untuk mengetuknya. Dan ketika aku hendak melakukannya, pintu itu justru terbuka, menampilkan dengan jelas Jennifer yang berdiri di baliknya.

Ya, aku baru saja sampai di Los Angeles sore ini sama seperti yang kujanjikan pada Jane. Namun sialnya, hampir lebih dari 2 jam aku terjebak kemacetan sehingga aku terlambat untuk tiba di rumahnya. Bahkan ketika Kate memintaku untuk menemuinya malam ini—dengan Jane juga, tentunya—aku harus membatalkan hal itu.

Aku sudah memberitahu Kate tentang hal ini, dan wanita itu sepertinya sedikit kecewa. Karena merasa tidak enak, akhirnya aku membuat keputusan untuk menemuinya besok pagi. Beruntung, ia menyetujui hal itu dengan cepat.

"Ya Tuhan, Harold!" pekik Jen dengan nada terkejut ketika melihatku.

Demi apapun, bisakah mereka berhenti memanggilku dengan sebutan itu?

Aku tersenyum lembut. "Hai, Jen."

"Kau tau aku sudah menunggumu sejak tadi!" katanya dengan antusias. Ia lantas bergerak untuk memelukku sebentar sebelum akhirnya kembali berkata, "Ayo masuk, aku akan membuatkanmu minum."

Aku hanya mengangguk kecil dan berjalan mengikuti Jen dari belakang. Kurasa Jen sudah mulai terlihat lebih baik dari yang terakhir yang kulihta. Ia mulai bisa berjalan dengan baik walaupun harus tertatih-tatih.

Tak berlangsung lama, wanita itu kembali dengan membawa nampan berisi gelas dan beberapa makanan kecil. Karena merasa tidak enak dengan ibu Jane, akhirnya aku bergerak bangun dari tempat dudukku sambil membawa nampan itu dan membantunya berjalan sebentar.

"Terima kasih," kata Jen setelah aku meletakkan nampan itu ke atas meja dan membantunya untuk duduk di sofa.

Aku tersenyum. "Justru aku yang seharusnya berterima kasih, karena kau membuatkanku semacam ini."

"Oh ayolah, Harold, jangan seperti itu," ucap Jennifer dengan nada lembut. "Buatlah wanita tua ini merasa senang dan bangga karena berhasil menjamu keluarganya yang baru saja datang."

Dan aku tertawa.

Keluarga, katanya. Jennifer baru saja menyebutku sebagai salah satu anggota keluarganya.

"Oh ya," aku membuka topik pembicaraan. "Kau terlihat rapi, apa kau akan pergi keluar?"

Jennifer mengangguk pelan. "James mengajakku makan malam keluar," katanya. "Sebenarnya aku tidak ingin pergi, karena meninggalkan Jane sendirian di rumah saat ia sedang sakit bukanlah pilihan yang bagus. Tetapi kata Jane ia sudah merasa lebih baik, dan kau juga akan datang sebentar lagi. Jadi, meminta James untuk pergi setelah kau datang."

Aku mengangguk memahami. Sudah kuduga, ia sedang sakit. Tidak mungkin itu hanya sekedar flu biasa jika pada akhirnya ia harus terbaring di atas kasurnya.

"Maaf jika aku membuat kalian menunggu lama."

"Ah tidak masalah, Harold. Lagipula aku baru merencanakan hal itu beberapa menit sebelum kau datang."

Aku mengangguk pelan. "Apa Jane sudah memakan makan malamnya?" tanyaku.

Jen menghela napas. "Sudah, tetapi hanya sedikit dan dengan sedikit paksaan," jawabnya.

"Itu lebih baik daripada ia tidak mengisi perutnya sama sekali." balasku. "Oh ya, di mana James?"

Tepat ketika aku menanyakan hal itu, James keluar dari kamarnya dengan memakai pakaian yang tak kalah rapi. Ia sama terkejutnya seperti yang istrinya lakukan saat melihatku. Ah, mereka benar-benar pasangan yang sangat serasi.

"Kau baru saja datang?" tanya James saat berada dekat denganku.

Aku mengangguk. "Mungkin beberapa menit yang lalu," jawabku. "Jadi, apa kalian akan pergi berkencan?"

A.M 2 [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang