31

1.2K 186 38
                                    

Distance - Christina Perri ft Jason Miraz


- Harry Styles -

Aku merapikan meja kerjaku sebentar sebelum akhirnya melangkah pergi untuk ke kamar. Seperti biasa, lagi-lagi aku harus lembur mengerjakan pekerjaanku. Bahkan untuk saat ini pola tidur benar-benar tak lagi menentu. Yang paling parah, aku hanya tidur selama tiga jam dalam sehari.

Waktu telah menunjukkan pukul dua pagi dan aku masih saja belum bisa memejamkan mata. Pikiran itu kembali merasukiku ketika aku ingin tertidur. Gadis itu, Jane. Apa kabarnya sekarang?

Aku sudah mencoba mengiriminya pesan. Aku sudah mencoba bertanya pada orang tuanya, namun semuanya sama saja. Tidak satupun dari mereka menjawab panggilan maupun pesanku. Keluarga Jane seperti menutup diri dariku. Apa mungkin kedua orang tua Jane telah mengetahui hal yang terjadi diantara kami? Atau mungkin mereka sengaja melakukannya?

Aku mencoba untuk mencari tau hal itu. Tetapi, tetap saja aku tidak mengetahui jawabannya.

Aku bahkan telah bertanya pada kedua sahabat Jane, namun mereka juga tidak pernah berkata banyak. Aku bahkan meminta mereka jika sesuatu terjadi pada Jane, untuk segera mengabariku. Tetapi sampai saat ini, belum ada satupun dari mereka yang menghubungiku.

Aku merebahkan tubuhku di atas kasur sambil menatap ke arah langit-langit kamar. Sialan, terkadang aku membenci suasana seperti ini. Aku merindukan gadis itu, tetapi aku tidak bisa berbuat apapun. Aku ingin mengatakan padanya untuk tetap bersamaku, tetapi aku selalu saja tidak bisa.

Aku mendengar ponselku berdering tepat di sampingku. Siapa yang menghubungiku di jam seperti ini? Dengan cepat, aku menyambar benda tersebut dan menatap nama yang tertera. Luna, sahabat Jane. Untuk apa ia menghubungiku?

"Halo?" kataku sesaat setelah menjawab panggilannya. "Ada apa?"

"Apa kau punya banyak waktu?" tanya gadis ini. "Aku ingin membicarakan mengenai.." ia berhenti berbicara sebentar.

Aku mengerutkan kedua alis. "Apa?"

"Jane," ujarnya dengan suara pelan bahkan nyaris seperti sebuah bisikan.

Sialan, mengapa ia harus berbicara sepelan itu? "Apa?" ulangku lagi.

"Jane," katanya lagi dengan suara yang lebih keras dari sebelumnya walaupun tetap saja ia seperti berbisik saat berbicara. "Aku ingin membicarakan mengenai Jane."

Aku terdiam sebentar lalu terbangun dari posisi tidurku. "Jane?" ujarku memastikan. "Apa yang terjadi dengannya?"

"Dia.." Gadis ini kembali berhenti berbicara. Oh sialan, ia memang menyebalkan. "Oh ya Tuhan, bisakah kau membantunya sekarang?"

Aku mengeryit. Aku benar-benar bingung dan tidak mengerti dengan gadis ini. Sebenarnya apa yang terjadi dengan Jane? Apa kejadian buruk sedang menimpanya sekarang?

"Jane baru saja menjual mobilnya," Luna kembali berbicara seolah mengetahui apa yang baru saja kupikirkan. Tunggu, tetapi untuk apa ia melakukannya? "Ia juga sedang melamar pekerjaan. Saat ini aku sedang menunggunya keluar dari sebuah restoran."

Apa? Aku benar-benar terkejut mendengar semua perkataan yang baru saja dikatakan Luna. Menjual mobil? Mencari pekerjaan baru? Aku tidak salah dengar, benar? "Tunggu, tunggu," Aku menggeleng pelan seraya menarik rambutku ke belakang. "Tolong dijelaskan padaku, apa yang yang terjadi sebenarnya?"

"Ayahnya baru saja dipecat dari pekerjaannya dan terlilit hutang," Luna menjawab pertanyaanku dengan cepat. Ia lalu menghela nafas "Ibunya baru saja mengalami kecelakaan dua hari yang lalu.

A.M 2 [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang