Still Falling for You - Ellie Goulding
Aku menuruni tangga satu persatu, kemudian berjalan ke arah ruang makan untuk menemui kedua orang tuaku. Bahkan dari jarak jauhpun aku bisa mendengar mereka sedang membicarakan sesuatu. Selalu saja seperti ini, aku terlambat bangun dan mereka tengah membicarakan sesuatu.
"Aku tau kalian pasti ada disini." Ucapku setelah berada tak jauh dari mereka. Keduanya kemudian berhenti berbicara dan menatapku. Mom melambaikan tangannya padaku, sedangkan Dad melipat kedua tangannya dan memasang wajah serius. Aku mengangkat kedua alisku.
"Oh ayolah, jangan menatapku seperti itu," aku berpura-pura kesal padanya kemudian merentangkan kedua tanganku untuk memeluknya. "Selamat pagi, Dad."
"Kau terlambat bangun."
"Aku tau," aku melapaskan pelukanku dan tersenyum tak berdosa ke arahnya. "Maafkan aku." Beruntung setelah itu Dad menganggukkan kepalanya.
Aku beralih pada Mom dan tersenyum kearahnya sambil merentangkan kedua tanganku untuk memeluknya. "Selamat pagi, Mom."
"Selamat pagi, sayang," kata Mom. "Bagaimana tidurmu?"
Aku melepaskan pelukannya. "Nyeyak seperti biasa," jawabku lalu berjalan ke arah kursi terdekat diantara mereka berdua. Aku mengambil dua lembar roti di hadapanku beserta selai coklat dan juga sebuah pisau.
"Dad akan kembali bekerja hari ini?" tanyaku pada Dad yang saat ini sedang menyesap secangkir teh miliknya. Aku mulai mengoleskan salah satu rotiku denganku selai coklat.
"Tentu saja," jawab Dad. "Seperti biasa, setelah mengantar Mom ke toko, Dad baru pergi bekerja."
Aku mengangguk mengerti, dan kembali mengoleskan lembar roti kedua. Setelah Mom berhenti bekerja di sebuah perusahaan asuransi karena lelah, akhirnya atas usulku Mom membuat sebuah toko roti miliknya sendiri. Memang sejak dulu, Mom ingin menjadi seorang pengusaha sebuah toko roti dan sayang semua baru terwujud dua tahun yang lalu.
Sudah banyak lika-liku yang Mom lewati hanya untuk mempertahankan usahanya tersebut. Tetapi untuk saat ini, usaha Mom mulai berkembang dengan pesat. Bahkan lebih dari 5 toko tersebar luas di kota besar Los Angles ini. Tentu saja aku merasa senang dengan hal ini.
"Oh ya, Jane," Dad kembali berbicara. Aku mengangkat kedua alisku sambil menggigit roti yang baru saja selesai ku oles. "Kapan Harold akan kembali kemari?"
Aku berhenti mengunyah rotiku seketika. Aku tak pernah berpikir jika Dad akan menanyakan Harry pagi ini. Dan berbicara soal Harry, aku belum menghidupkan ponselku lagi setelah pembicaraan kami semalam.
"Dia bilang minggu ini, tetapi aku tak tau kapan." Aku mengangkat kedua bahuku dan kembali menggigit rotiku yang tertunda selama beberapa detik. "Ada apa?"
"Tidak," Dad menggelengkan kepalanya. "Dad hanya ingin mengajaknya bermain catur lagi. Kau tau, ia sangat jago memainkannya dan Dad merasa tersaingi."
Aku terkekeh mendengar perkataan Dad. Memang setiap Harry berkunjung, Dad selalu mengajaknya bermain catur. Hampir semua kesukaan mereka sama, seperti bermain catur, menikmati secangkir teh panas di pagi hari sambil mengobrol, dan juga pergi berjalan-jalan. Tak heran jika sejak dulu Dad sangat dekat dengan Harry.
"Coba hubungi Harold, tanyakan padanya kapan ia akan datang," kata Dad lagi. Aku membulatkan kedua mataku. Apa yang baru saja ia katakan? "Jika bisa tanyakan sekarang juga. Aku benar-benar tak sabar. Oh ya berapa jam perbedaan waktu—"
"James." Mom memperingatkan Dad dan aku hanya terkekeh. Aku mengambil segelas susu yang ada di hadapanku dan mulai meneguknya.
"Apa? Jane tidak keberatan, benar begitu sayang?"
![](https://img.wattpad.com/cover/93018200-288-k678940.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
A.M 2 [H.S]
Fanfic"Hanya satu yang selalu ku harapkan yaitu, semoga kaulah yang menjadi alasan dari setiap kebahagiaanku." [The second book of A.M] ©2016 by helladss