36

1.2K 180 55
                                    

The One - Kodaline

Ini sudah menginjak hari ketiga sejak Harry datang. Ia juga masih menetap bersamaku. Dan hari tepat pada hari ini, Mom akhirnya diperbolehkan pulang walaupun masih harus melakukan beberapa kali perawatan. Bahkan Harry masih setia untuk membantuku selama aku membutuhkan sesuatu, walaupun aku sebenarnya tidak pernah memintanya.

Aku senang—tentu saja—karena Harry masih saja bersikap baik padaku dalam hal apapun. Namun disisi lain, aku juga telah merubah sikapku sedikit demi sedikit untuk menjauh darinya. Pada awalnya ia sedikit tidak menyadari hal itu, tetapi untuk sekarang mungkin saja ia sudah mengetahuinya.

Katakan aku bodoh, karena sampai detik ini aku masih mencintainya. Aku masih menyayanginya—sangat menyayanginya walaupun aku tau pria itu telah bermain di belakangku dengan tiga orang gadis sekaligus.

Aku telah berusaha—sungguh—untuk berhenti menyukainya, tetapi semuanya kurasa hanya berakhir sia-sia. Aku terlalu mencintainya. Mencintai setiap detil yang ada dalam dirinya. Belum lagi, situasi yang terus memaksaku untuk bertemu dengannya setiap waktu, membuat ini dirasa semakin tidak mudah untuk dilakukan.

"Atas nama Jennifer Evans." ujarku pada seorang wanita yang berada di belakang meja dari loket administrasi. Ya, sebelum aku benar-benar kembali bersama keluargaku—dan Harry juga tentunya—aku meminta waktu sebentar untuk kembali ke dalam gedung rumah sakit dengan alasan ingin pergi ke kamar mandi.

Walaupun sebenarnya itu hanya kebohongan semata karena yang kulakukan sebenarnya adalah ingin membayar segala biaya perawatan Mom yang belum kubayar sejak aku mulai sibuk untuk bekerja.

Aku menunggu beberapa saat hingga akhirnya wanita ini berkata, "Jennifer Evans?"

"Ya, berapa biaya yang harus kubayar?" tanyaku.

"Maaf nona, tetapi di sini seluruh biaya perawatan sudah lunas."

Aku mengeryitkan dahiku dengan cepat. Lunas? Bagaimana bisa? Aku bahkan masih membayar setengah dari jumlah keseluruhannya. "Maaf?" singgungku. "Siapa yang melunasinya?"

"Tertanda atas nama Styles."

Aku langsung terdiam di tempat. Harry? Melakukan semua ini? Sialan, mengapa ia masih saja menghabiskan uangnya untukku?

Namun, aku dengan cepat merubah raut wajahku untuk kembali tersenyum dan mengucapkan terimakasih pada wanita tadi. Aku lalu kembali keluar gedung dan menuju mobil milik Harry yang kini terparkir tepat tak jauh dariku. Dan ketika aku baru saja masuk, pria itu langsung bertanya padaku mengapa aku begitu lama di dalam. Aku hanya menjawab dengan sebuah gelengan kecil padanya.

Aku kesal dengannya—tentu saja—mengapa ia masih saja melakukan hal ini? Mengapa ia masih saja berbuat baik padaku? Maksudku, kami bahkan saat ini sudah berbeda tidak seperti dulu. Bukan berarti aku tersenyum padanya ataupun mengajaknya berbicara, aku sudah memaafkan kesalahannya.

Tidak, atau lebih tepatnya belum. Aku belum memaafkannya. Ini tidak mudah. Ingat saat ia dengan mudahnya menyakitiku waktu itu? Ingat saat ia dengan mudahnya membuatku menangis sepanjang waktu hanya tindakan bodoh yang ia lakukan?

Tak terasa perjalanan kami telah berakhir. Aku dengan cepat turun dari mobil dan membuka pintu belakang untuk membantu Mom untuk bergerak turun. Mom enggan untuk naik ke atas kursi roda, karena merasa jika ia masih bisa berjalan dengan mudah. Namun kenyataan yang terjadi tidaklah seperti itu.

"Apa kau sedang ada masalah, Jane? Kau lebih banyak diam sejak kemarin." tanya Mom ketika kami baru saja memasuki area rumah.

Aku hanya menggeleng. "Tidak apa-apa, aku baik-baik saja," jawabku dan langsung menyuruh Mom untuk duduk di atas sofa. "Mom, ingin ku buatkan sesuatu?"

A.M 2 [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang