04

1.9K 224 42
                                    

Say It Again - Frances

Aku mengeratkan mantel yang ku gunakan lalu berjalan keluar mini market menuju mobilku. Hari ini Los Angeles mulai di landa musim dingin. Suhu yang sebelumnya masih normal, kini mulai turun hingga mencapai 15 derajat celcius. Walaupun salju memang belum turun, tetapi tanda-tanda datangnya musim ini sudah terasa.

Aku segera menghidupkan mesin mobilku dan menjalankannya menuju ke arah jalan raya. Perlu kau ketahui, jika aku sejak berumur 16 tahun sudah lulus ujian mengemudi. Hanya saja semenjak aku berkuliah di New York dan tinggal bersama Harry, aku tak mau untuk mengemudi lagi. Dan juga saat itu Harry yang sering mengantar-jemputku jadi untuk apa aku melakukannya?

Tiba-tiba saat dalam perjalanan keinginan pergi menuju ke sebuah kafe muncul dalam diriku. Segera aku mencari kafe terdekat yang berada di daerah tengah kota. Setelah menemukannya, aku segera memakirkan mobilku lalu berjalan ke luar.

Aku menarik nafas panjang, sebelum akhirnya pergi masuk ke dalam. Suasana di dalam kafe ini cukup ramai, karena mungkin mereka datang hanya untuk menghangatkan diri. Lantas, aku segera memesan secangkir coklat panas dan sebuah kue pada seorang barista, lalu membayarnya. Setelah mendapatkan pesananku, aku mengedarkan pandangan ke arah sekeliling untuk mencari sebuah bangku kosong.

Aku mulai meletakkan pesananku beserta tasku ke atas meja. Mendapatkan bangku dekat dengan jendela, menurutku tidaklah buruk. Setelah itu barulah aku mulai duduk. Ah sial, aku merasa aneh jika duduk sendirian di tempat se-ramai ini. Maksudku, orang lain yang berkunjung selalu bersama kekasihnya atau setidaknya teman. Dan sedangkan diriku?

Menyeruput sedikit demi sedikit coklat panas milikku, tiba-tiba sebuah kenangan terlintas di kepalaku. Dulu ketika aku pergi ke tempat seperti ini, aku selalu pergi dengan Harry ataupun Kate dan Luna. Jika saat itu dengan mudahnya aku meminta mereka untuk pergi ke sebuah kafe, kali ini aku tak bisa berbuat apa-apa. Mereka bahkan berada jauh dariku, terlebih Harry.

Dan oh berbicara soal Harry, ia belum menghubungiku sejak percakapan kami semalam. Aku sudah berusaha menghubunginya sejak pagi tadi, tetapi ia tak juga menjawabnya. Bahkan sebelum aku pergi meninggalkan toko aku sudah menghubunginya lagi untuk kesekian kalinya. Namun, panggilan itu justru dialihkan pada pesan suara.

Aku tak tau apa yang tengah ia lakukan, tetapi oh ya Tuhan, setidaknya Harry memberiku kabar walaupun hanya sebatas pesan singkat. Ia hanya membuatku khawatir.

"Hai, Jane."

Aku mengembalikan diriku pada dunia nyata ketika seseorang menyapa diriku. Mengusap wajahku dengan pelan, aku kembali meletakkan cangkir yang sedari tadi ku pegang lalu mendongakkan kepala. Sial, mengapa aku harus bertemu dengannya lagi? Oh ya Tuhan, ini sangat menyebalkan.

"Hai." kataku sambil memasang sebuah senyuman tipis.

"Kau sendirian?"

Aku memutarkan bola mataku dengan malas. Apa dia tak bisa melihat? "Seperti yang kau lihat."

Ia menganggukkan kepala. "Bukan masalah 'kan jika aku aku duduk di sini?"

Tentu saja, itu sebuah masalah. "Tidak," jawabku. Ia kemudian menarik kursi yang ada di hadapanku lalu mendudukinya. "Sedang apa kau kemari?"

"Menghangatkan tubuh? Entahlah. Bagaimana denganmu?"

"Aku hanya ingin."

Aku mengambil kue yang tadi ku pesan lalu memasukannya ke dalam mulut. "Kau mau?" Tawarku pada Kris. Ia kemudian menggelengkan kepalanya tanda bahwa ia menolaknya, tetapi aku hanya mengangkat kedua bahuku tak peduli.

A.M 2 [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang