Epilog

1.8K 138 33
                                    

One and Only - Adele

8 bulan kemudian

Aku begerak untuk menuruni taksi yang kutumpangi dan berjalan masuk ke restoran yang Harry katakan. Ia yang memintaku, agar setelah selesai bekerja pergi ke sini. Ya, untuk berbagai alasan aku memang masih bekerja sebagai pelayan di tempat itu. Walaupun semua masalah yang telah kuhadapi telah selesai, aku tetap tidak berhenti untuk bekerja. Harry bahkan sudah berulang kali melarangku, tetapi aku tetap pada pendirianku.

Aku memang hendak mengganti seluruh uangnya itu, karena aku masih saja merasa tidak enak pada Harry. Namun, ia selalu menolak dengan alasan aku memang tidak perlu melakukannya.

Setelah itu, aku mengedarkan pandanganku ke seluruh penjuru restoran untuk mencari keberadaan Harry. Namun aku tidak menemukannya. Yang kulihat justru Kevin, tetangga Harry yang saat ini sedang duduk di depan bartender. Aku beberapa bertemu dan mengobrol dengannya saat menginap di rumah Harry. Harus kuakui dia orang yang sangat ramah.

Aku lalu mengambil ponsel, barangkali ia memang sedang terlambat dan mengirimiku pesan untuk itu. Dan benar saja, 10 menit lagi ia baru akan datang karena masih mengurus hal penting di kantornya.

Aku menghela napas, itu lama sekali.

Ya, Harry baru saja meremiskan kantornya barunya sekitar tiga bulan yang lalu dan itu artinya ia sudah tinggal di sini hingga-entahlah. Aku tidak mengerti, mengapa waktu berjalan secepat itu. Kurasa baru kemarin ia masih mengunjungi rumahku. Baru kemarin rasanya, kami saling mengunjungi satu sama lain.

Namun kali ini, ia bahkan sudah memiliki rumah sendiri di kota ini. Dan yang membuatku terkejut adalah rumah itu sudah di bangun satu tahun yang lalu. Aku tidak tau harus merasa kesal atau marah, karena hal ini. Harry tidak pernah menceritakan atau memberikan sebuah kode apapun itu padaku. Ia bilang, ingin membuat sebuah kejutan untukku. Dan harus kuakui ia berhasil-sangat berhasil melakukannya.

Setelah itu aku lebih memilih untuk mendekat pada Kevin. Kurasa menghabiskan waktu sebentar sambil menunggu Harry dengan pria itu tidak masalah. Lagipula, Harry masih lama. Tanpa perlu waktu lama aku langsung menuju ke tempat Kevin berada. Pria itu segera menyadari keberadaanku saat aku telah dekat dengannya.

Kevin menyuruhku untuk duduk di sampingnya. Ia meminta segelas minuman pada seorang bartender, tetapi aku langsung mencegahnya. Aku tidak terbiasa minum sama sepertinya. Kevin yang mengetahui hal itu hanya terkekeh dan membatalkan pesanannya.

"Jadi, apa yang kau lakukan di sini?" tanya Kevin, membuka pembicaraan kami.

"Menunggu Harry."

"Ah aku tau, kalian pasti akan berkencan di sini, benar? Ya Tuhan, menjauh dariku Jane. Harry bisa membunuhku jika tau kekasihnya menghabiskan waktu dengan orang lain di sini."

Aku tertawa. Ada saja pria ini.

Tetapi aku tidak bisa menyalahkan hal itu, karena Harry bahkan tidak menyukai keberadaan Kevin sejak pertama kali kami ketahuan berbincang di depan rumahnya. Ia bilang, bisa saja setelah obrolan kecil itu kami pergi menghabiskan waktu bersama dan melakukan sesuatu di belakangnya. Oh yang benar saja, kurasa dia sudah gila. Harry benar-benar berlebihan menanggapi ini.

"Kau sama berlebihannya seperti Harry," jawabku.

Kevin tertawa lalu berkata, "Hey, dia bahkan pernah mengancamku jika masih mendekatimu."

"Oh ayolah."

"Jika aku menjadi Harry mungkin aku juga akan melakukan hal itu. Mengingat aku mempunyai kekasih yang sangat cantik."

Aku langsung memukul lengannya seraya terkekeh kecil. "Sialan."

Aku dan Kevin terus membicarakan banyak hal. Mulai dari kehidupan kami, pekerjaan, dan hal-hal menarik lainnya. Kami terus berbincang hingga suara deringan dari ponsel berbunyi, membuat kami harus berhenti sebentar. Ternyata, Harry. Ia menghubungiku dan mengirimi beberapa pesan, menanyakan keberadaanku.

A.M 2 [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang