23

1.3K 193 33
                                    

Infinity - One Direction

Aku merebahkan tubuhku pada kasur putih milik Harry. Ya, sama seperti yang ku rencanakan sebelumnya aku akan mengunjungi apartemen Harry karena..—entahlah, aku bahkan tidak tau apa alasanku kemari. Hanya saja, firasatku mengatakan bahwa aku memang harus ke sini.

Harus ke sini untuk melihat sesuatu, tetapi sampai sekarang aku masih tidak mengerti apa sesuatu itu.

Aku menatap ke arah dinding kamar. Banyak sekali foto kami berdua yang ia gantung di situ. Aku berani bertaruh, Harry mendapatkan semua itu karena hadiah-hadiah yang pernah ku berikan padanya.

Oh berbicara mengenai hadiah, aku membawa kotak itu kemari. Aku bahkan meletakkannya di lemari kecil yang biasa ia gunakan untuk menyimpan hadiah dariku. Aku tau itu kemungkinan kecil Harry untuk membukannya, tetapi sebagian dari diriku berharap jika ia membukannya.

Aku bangun dari kasur ketika tiba-tiba saja aku mendengar suara ketukan pintu. Ku harap itu bukan Harry, karena aku baru saja mengacak-acak kamarnya. Dan ia sangat membenci itu.

Aku menata rambutku dan juga pakaianku sebentar, sebelum akhirnya bergerak keluar dari kamar untuk membuka pintu berwarna cokelat itu.

"Tunggu sebentar," kataku dari kejauhan. Siapapun yang berada di luar ku harap ia akan mendengarku. Aku membuka pintu itu dan sedikit terkejut melihat seseorang yang datang. "Terre?"

Dia sekretaris Harry.

Gadis itu tersenyum. "Selamat siang, nona Jane."

"Oh, ayolah jangan panggil aku seperti itu," Aku terkekeh kemudian menyuruhnya untuk masuk ke dalam. "Ada apa?"

Apa aku merasa jika gadis ini sedang gugup melihat keberadaanku?

"Tuan Harry menyuruhku untuk mengambil map yang tertinggal di apartemennya."

"Mengapa ia tidak mengambilnya sendiri?"

Terre hanya menggeleng.

"Ah pria itu," gumamku sambil memutarkan kedua mata kesal. "Apa Harry memberitahumu dimana ia menyimpan map itu?"

Terre berpikir sebentar. "Tuan bilang, ia menyimpannya di dalam kamar."

"Apa warnanya?"

"Merah dan biru."

Aku mengangguk lalu mengajaknya masuk dan ikut ke kamar milik Harry. Jika saja aku mengetahui dimana Harry meletakkan map itu, aku pasti akan mengambilnya sendiri tanpa perlu mengajak Terre.

"Well," kataku kembali membuka percakapan. "Sebenarnya aku tidak mengetahui dimana map itu karena aku baru saja tiba di sini. Jadi, aku akan membantumu mencarikannya."

Terre mengangguk mengerti. "Terima kasih," gumamnya. "Maaf merepotkanmu."

Aku tertawa. "Tidak apa-apa," jawabku.

Kami berdua mencari map itu mulai dari lemari, bawah kasur, dan dimana-mana. Tetapi tidak ada hasilnya. Aku bahkan menggeledah seluruh lemari yang biasanya ia gunakan untuk menyimpan berkas-berkas miliknya. Namun tetap saja, tidak ada hasil yang kami dapat.

A.M 2 [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang