15

1.5K 177 47
                                    

They Don't Know About Us - One Direction

"Sedang apa kau disini?" Suara Harry tiba-tiba menjadi berubah. Terdengar lebih kasar dan juga dingin. Aku kembali menatapnya. Ia terlihat benar-benar marah dan tidak suka melihat keberadaan gadis itu disini. Demi Tuhan, aku tidak pernah melihatnya marah hingga seperti ini setelah sekian lama.

"Aku? Aku mencarimu. Kau kemana saja? Tidak pernah menjawab panggilanku, tidak pernah membalas pesanku. Tiba-tiba aku me—"

"Apa peduliku?" Suaranya benar-benar menusuk bahkan membuatku takut. "Lebih baik, kau pulang dan kembali ke negara asalmu!"

"Harry, tolong rendahkan suaramu," Peringatku. Suara Harry memang sangat keras hingga memenuhi ruangan ini. Banyak orang menatap ke arah meja kami, ingin tau apa yang terjadi.

Harry menarik rambutnya ke belakang seraya menarik nafas panjang. Ku harap ia menyadari bahwa saat ini dirinya sedang berada di tempat umum.

Gadis ini—yang ku ketahui bernama Hailey—tiba-tiba tertawa. Ku rasa ia mulai gila. Dan oh astaga, mengapa aku bertemu dengan Hailey dengan keadaan seperti ini? Ya Tuhan, aku lebih memilih bertemu dengannya di tempat lain—tanpa Harry, tentunya—lalu ia memakiku daripada harus memancing emosi Harry seperti ini.

"Oh, apa kau gadis yang selalu Harry banggakan itu?" Tanyanya sambil menatapku seolah aku bukanlah tandingan yang sebanding dengan dirinya.

Sialan.

Hailey tersenyum meremehkan lalu menyodorkan tangannya padaku, berusaha menjabat tanganku. "Hailey. Kekasih Harry yang baru." ucapnya dengan bangga. Aku mengeryit jijik. Kekasih baru? Sayang, kumohon kembalilah ke dunia nyata. Pria itu bahkan tak menyukaimu sejak awal ia melihatmu.

Tiba-tiba Harry menarik kursinya dengan kasar dan menggebrak meja. Spontan aku langsung ikut berdiri dari kursi mendekat ke arahnya dan mendorong tubuhnya ke belakang agar ia tidak melakukan hal-hal yang di luar kendalinya secara mengejutkan.

Gadis bodoh. Mengapa ia terus menerus memancing emosi Harry?

"Kau," ujarnya seraya menunjuk Hailey dengan pandangan penuh kebencian. "Jangan. Pernah. Mengaku. Sebagai. Kekasihku."

"Tetapi, Harry kau lupa—"

"Aku tidak peduli!" potongnya dengan cepat. "Sejak awal aku tak pernah menyetujui perjanjian sialan itu!"

"Harry," Peringatku lagi untuk yang kedua kalinya. "Kau—"

"Apa?! Kau membela gadis ini?!" sentaknya membuatku diam seketika. Oh sial, aku semakin membuatnya marah. Harry tiba-tiba menyambar kunci mobil yang masih tergeletak di atas meja dan jaketnya yang berada di kursi. "Kalian berdua ternyata sama!" katanya sebelum akhirnya bergerak menjauh meninggalkanku dan Hailey disini.

"Astaga," gumamku. "Harry!" teriakku dan berusaha mengejarnya. Namun, gadis ini tiba-tiba menahan lenganku secara paksa dan mendorongku hingga hampir terjatuh.

"Lihat? Ini semua salahmu! Jika kau tak ikut campur dengan masalahku dan Harry, semuanya tidak akan berakhir seperti ini!" katanya sambil terus mendorong tubuhku hingga akhirnya aku jatuh tersungkur di atas lantai.

Bukannya melerai atau menjauhkan kami berdua, orang-orang di sini justru menyempatkan kesempatan ini dengan mengambil gambar kami berdua. Terkutuklah kalian semua, umpatku dalam hati.

Aku cepat-cepat untuk kembali berusaha berdiri. Aku memikirkan perkataannya selama beberpa detik. Tunggu, apa katanya? Aku penyebab dari semua ini? Tidakkah dia sadar dengan apa yang di katakannya? Seharusnya ia berkaca dengan apa yang ia katakan. Seharusnya ia menyadari bahwa ia bukan siapa-siapa yang tiba-tiba mengaku sebagai kekasih Harry.

A.M 2 [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang