22

1.2K 200 41
                                    

First Heartbreak - Tori Kelly

"Jadi, apa yang akan kita lakukan sekarang?"

Aku menutup pintu kamar lalu berjalan mendekatinya yang sedang duduk di atas kasur. Kami baru saja menyelesaikan makan malam bersama. Aku bersumpah, perutku sepertinya mulai membesar sekarang. Anne tak henti-hentinya menyuruhku untuk mencicipi seluruh masakannya itu.

Tentu saja, aku menurutinya. Aku tidak mungkin menolaknya, karena tidak ingin mengecewakan ibu Harry. Lagipula membuatnya senang bukan masalah besar, benar?

Namun selama makan malam berlangsung, hanya ada suaraku dan Anne yang memenuhi ruangan. Walaupun Harry juga terkadang ikut bersuara, tetapi ia lebih banyak mendengarkan. Sedangkan Gemma, lebih banyak diam tidak mengeluarkan suaranya sama sekali dan hanya menikmati makanannya dengan tenang.

Sangat berbanding terbalik seperti pertama kali aku menemuinya di bandara siang tadi. Aku tidak tau, apa yang terjadi dengannya. Aku juga tidak berani bertanya apa yang terjadi dengannya, karena raut wajahnya menggambar kekesalan. Dan jika aku bertanya, mungkin bisa saja Gemma langsung memarahiku.

Malam ini Harry memutuskan untuk menginap. Aku tidak tau, mungkin akulah alasannya ia menetap malam ini? Entahlah. Ia juga tidak memaksaku untuk ikut ke apartemennya seperti yang pernah yang ia lakukan sebelum-sebelumnya. Dan ya, ku pikir aku cukup bersyukur akan hal itu.

Aku mengangkat kedua bahuku padanya. "Menurutmu apa yang akan kita lakukan?" tanyaku.

Harry terdiam lalu memutarkan matanya, berpikir. Namun seperti tidak kehilangan akal, ia merentangkan kedua tangannya seolah menyambutku dan menyuruhku untuk berada lebih dekat padanya. "Beri aku pelukan." pintanya.

Aku terkekeh pelan lalu menggeleng. "Bagaimana jika aku tidak mau?"

Harry mendengus kesal. "Jangan membuatku kesal, Jane."

"Apa aku membuatmu kesal?"

"Sayang.." rengeknya.

Aku kembali tertawa. "Oh baiklah," ucapku.

Harry tersenyum senang mendengar ucapanku. Dan ketika aku hendak duduk di sampingnya, ia langsung menarik tubuhku hingga membuatku terjatuh di atas tubuhnya. Aku memukul dadanya dan ia hanya tertawa.

Dia gila.

Kami terus berada pada posisi ini selama beberapa menit. Satu hal yang selalu ku sukai berada di pelukannya adalah aku merasa seperti sedang dilindungi. Oh, aku bahkan dapat mendengar suara detak jatungnya dengan jelas. Ya Tuhan, aku bahkan rela mati berada dipelukannya.

"Aku ingin memberitahumu sesuatu," katanya membuka percakapan diantara kami. Aku hendak berguling menjadi berada di sampingnya, tetapi Harry menahannya. "Astaga, jangan berpindah!" perintahnya.

Aku mendengus. "Ayolah, aku bahkan masih berada didekatmu." Harry berdecak lidah, merasa kesal. Namun beberapa detik setelah aku berbicara, ia memperbolehkanku. Jadi, aku memutuskan untuk berpindah menjadi di sampingnya dan menggunakan tangan kirinya sebagai bantalan. "Sekarang katakan apa yang ingin kau katakan."

"Kau ingat, Hailey?" tanya Harry tiba-tiba.

Aku mengangkat kedua alisku. Tentu saja, aku langsung mengangguk. Bagaimana bisa aku melupakan gadis itu? "Aku ingat," jawabku. "Ada apa dengannya?"

Ia seperti sedang menimbang-nimbang sesuatu. Aku menunggu selama beberapa menit untuk mengeluarkan suara. "Beberapa hari yang lalu ia meminta pertanggung jawaban dariku," katanya.

Aku mengeryit. "Pertanggung jawaban?"

Ia mengangguk. "Ia berkata jika dirinya hamil dan itu karena ulahku."

A.M 2 [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang