32

1.3K 157 33
                                    

Thingking of You - Katy Perry

Aku menatap ke arah jam yang menggantung di dinding seraya menghela napas. Ini sudah lebih dari 45 menit aku menunggu Dad dan temannya itu itu keluar dari ruangan. Namun, tidak ada satupun dari mereka yang menunjukkan pergerakan itu. Sebenarnya aku bisa saja masuk ke dalam sesuai keinginanku, tetapi lagi-lagi Alex terus melarangku.

Alex. Pria yang tidak ku kenal sama sekali dan bertingkah seolah-olah ia mengenalku sudah cukup lama. Aku tidak mengerti dengan pria ini. Ia selalu saja mengajakku berbicara, walaupun sebenarnya atau paling tidak ia menyadari jika aku sangat malas mendengarkan celotehannya yang sangat tidak berguna.

Jika aku boleh memilih antara Harry atau dirinya yang berceloteh, tentu aku lebih memilih Harry. Bukan karena aku sudah terbiasa mendengar suaranya itu, hanya saja celotehan yang Harry buat yang kupikir selama ini paling buruk ternyata lebih baik dibandingkan pria aneh ini.

Harry. Ah sial, sudah berapa lama aku menghindarinya? Hampir setiap hari ia selalu menghubungiku dan mengirimiku pesan. Namun, tidak ada satupun yang ku balas. Sebenarnya aku ingin, tetapi ku pikir saat ini bukan waktu yang tepat.

Jika mengingat tentang kejadian itu, benar-benar membuatku kesal. Kesal dengan diriku sendiri dan kesal dengan perilaku buruk yang ternyata tidak juga hilang dalam dirinya. Jika saja saat itu aku tidak di sana, mungkin saat ini kami masih bersama. Jika saja Harry tidak pernah memiliki hubungan dengan gadis itu mungkin semuanya tidak akan berjalan seperti ini.

Namun, bagaimanapun semuanya telah terjadi. Aku tau, tidak selamanya aku harus menyalahkan Harry. Tetapi aku juga tidak bisa jika harus dengan cepat kembali dengannya. Semua ini tidak mudah, sungguh. Jika aku terlalu memaksakan diriku, kenyataan yang terjadi justru nantinya akulah yang akan tersakiti.

Semoga saja Harry dapat memahami atau setidaknya ia mengerti akan hal ini.

"Jane?"

Aku menoleh ketika mendengar suara Luna dari arah lorong. Ia baru saja mendapat panggilan dari kekasihnya beberapa menit yang lalu, tetapi apakah harus mencari tempat sejauh itu?

"Dari mana gadis itu?" tanya Alex tiba-tiba.

Aku menghela napas. "Tidak tau," jawabku dengan nada malas.

Luna berjalan dengan cepat ke arah kami berdua. Dan ketika sudah berada di depanku, ia langsung menarik tanganku dan pergi meninggalkan Alex yang masih terdiam di tempatnya.

Ia mengajakku menuju salah satu sudut lorong. Aku bahkan tidak tau untuk apa ia menyuruhku kemari. Luna menarik rambutnya yang tergerai panjang sambil menghela napas sebentar.

"Dengar," katanya sambil memegang kedua bahuku dengan erat. "Aku harus kembali ke rumah orang tuaku sekarang."

"Tetapi siapa yang—"

"Sepupuku baru saja datang dan saat ini kurasa sudah sampai di depan rumah sakit. Ah ya, aku juga titip seluruh barangku yang masih tertinggal di rumahmu. Mungkin aku akan kembali besok," jelasnya. Apa? "Atau paling lambat lusa."

Sialan, itu lama sekali.

"Dan mengenai pekerjaanmu, kau tidak usah memikirkannya. Aku memiliki teman yang tinggal di sini. Ia baru saja membuka sebuah restoran dan membutuhkan pegawai baru. Untuk sementara, kau bisa bekerja di sana mulai besok. Dan tenang saja, restoran itu cukup mewah. Jadi kau bisa mendapatkan gaji yang cukup tinggi di sana."

Aku terdiam selama beberapa saat mendengar seluruh perkataan yang Luna ucapkan. Aku tidak tau harus merespon seperti apa. Ya Tuhan, ini benar-benar mengejutkanku. Luna melakukan semua ini untuk... aku? Dia bercanda?

A.M 2 [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang