"Dave..."
Lelaki itu mengernyit. Bahkan suara lemah yang lebih mirip bisikan itu masih mampu menggetarkan hatinya. Bahkan, setelah lelaki itu tahu hanya kebohongan yang ada pada wanita itu. Satu-satunya wanita yang secara nyata, ingin benar-benar dimilikinya. But now...
Lelaki itu menghela nafas sambil menatap kedepan, deburan ombak laut dan desau angin selalu menjadi simponi terindah yang memenuhi telinga, membantunya melepaskan seluruh perasaan yang masih tersisa di hatinya.
"Ya.." Dave menoleh dengan senyum dibibirnya. Senyum terakhir yang mungkin tidak akan pernah terukir lagi diwajahnya.
Kedua alis mata wanita itu terangkat. Air mata menggenang dipelupuk matanya dan ada berkas air mata di pipi, membuat wajah cantiknya menjadi sedikit berantakan. Dave yakin, wanita itu sudah menangis lama sekali. Lihat, dia benar-benar ahli dalam berakting.
Wanita itu mengalihkan pandangan sambil menyeka wajah sebelum kembali menatapnya.
"Kamu-" Dave mendengus mendengar suara tercekatnya, benar-benar meyakinkan. Dia nyaris percaya kalau saja kebohongan itu tidak pernah di ketahuinya.
Wanita itu berdehem pelan. "Kamu baik-baik aja?"
"Yah, tentu." Dave mengangguk masih dengan senyum palsunya.
Wanita itu menatapnya beberapa saat sebelum berbisik. "Thank you for being okay,"
"Tentu aku akan baik-baik aja. Karena itu, I don't need you, anymore. Oke?" tanpa mendengar jawaban wanita itu, Dave langsung beranjak meninggalkannya.
Dia benar-benar muak melihat eksrpresi dan apapun yang tersirat di mata wanita itu. Apapun. Karena yang terlihat benar-benar meyakinkan. Sementara kenyataan sebaliknya, dan itu cukup melukai hatinya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
My lovely PATIENT
ChickLitQory Adisabela. Pskiater muda yang sedang menyelesaikan gelar Doctornya itu mendapat tugas akhir yang benar-benar tidak masuk akal, menurutnya. Yaitu menyembuhkan seorang CEO muda single dengan menjadi orang terdekatnya. Look the point, single d...