At Home

6.1K 496 12
                                        

 lama ya? iya soalnya kehidupan nyata sedang butuh perhatian lebih ;)

dan ini ceritanya memang nggak ada stok. alias selesai ketik langsung post atau baru bisa di ketik waktu mau ngepost. jadi harap maklum ya, kalau banyak typo atau kesalahan penulisan lainnya. karena saya hanya manusia biasa yang tak luput dari salah dan dosa *hoek (readers langsung scroll-scroll emosi layar gadget) ^_^V

happy reading..jangan lupa komen koreksinya yaa

~~

OCD (obsessive compulsive disorder) : kondisi dimana individu tidak mampu mengontrol dari pikiran-pikirannya yang menjadi obsesi yang sebenarnya tidak diharapkan. Penderita akan mengulangi beberapa kali perbuatan tertentu agar dapat mengontrol pikirannya untuk menurunkan tingkat kecemasan yang di rasakannya.

Dave memperhatikan jalanan didepannya dengan alis berkerut. Pikirannya yang kalut karena insiden kekerasan fisik yang di lakukan seorang ayah pada anaknya di RS tempat Bela bekerja, memang sudah membaik lebih cepat. Dia mengakui, keberadan Bela disampingnya adalah penyebab utamanya.

Wanita itu tidak pergi setelah melihatnya dalam keadaan—mengerikan. Saat dimana pikirannya di kuasai ingatan menyakitkan itu. Dave bahkan tidak lagi menyadari sekelilingnya. Dan wanita itu sekali lagi berhasil mengalihkan pikirannya.

Thanks God, to make her stay with me. Dave meremas jemari tangan Bela di genggamannya.

Tangan Bela yang sebelumnya diam di bawah tangannya, bergerak gusar ketika mobilnya memasuki pelataran apartemen dimana dia tinggal. Pria itu cuma melirik sekilas sebelum melepaskan genggaman. Karena selanjutnya kegelapan yang menyambut. Mereka sudah memasuki basemen. Setelah menaiki lift, keduanya berjalan bergandengan dan berhenti di pintu nomor 256.

Apartemen Dave. Gumam Bela menatap sekeliling dengan was-was. Rasa nyaman dari genggaman tangan pria itu langsung hilang.

Bela tidak tahu kalau home yang dimaksud Dave adalah apartemen tempat pria itu tinggal. Kecemasannya meningkat mengingat kalau Dave tinggal sendirian disini. Sesuai dengan apa yang tertulis dalam profil-nya.

Oh come on, pria dan wanita berada didalam satu atap tanpa seorang pun ada selain mereka berdua, sepasang kekasih pula. Menurut kalian siapa yang ketiga?

Bela menggelengkan kepala berusaha menepis pemikiran aneh-aneh yang keroyokan memenuhi kepalanya. Oh ayolah, dia seorang dokter pasien gangguan jiwa. Bahkan saat menjadi residen di tahun terakhir Bela pernah di culik pasien penderita OCD akut yang mendadak terobsesi berat padanya karena mirip dengan mantan kekasihnya. Dia berhasil menenangkan dan membawa kembali pasiennya ke RS tanpa kerugian apapun. Maksudnya tanpa mendapati perlakuan pelecehan. Kalau luka dan memar, sudah biasa.

Bela memperhatikan Dave yang berdiri menyamping. Pria itu sedang memencet tombol passcode pintu tanpa gerakan menutupi. Seolah sengaja agar Bela juga melihatnya. Dave membuka pintu lalu menatapnya sambil menggangguk, mempersilahkan Bela masuk terlebih dahulu.

Bela memperhatikan sekeliling apartemen Dave yang didominasi warna gelap. Dindingnya berwarna abu-abu dan perabotannya yang rata-rata berwarna coklat gelap. Dia baru menyadari apartemen Dave tidak semewah yang di bayangkannya. Selain perabotan seadanya yang tetap berkelas, ruangannya juga tidak terlalu besar.

Menghentikan aksi penilainnya, Bela baru menyadari perasaan Dave tidak juga menyusulnya dari tadi. Lantas wanita itu berbalik. Tepat saat itu, tangan besar Dave memeluk tubuhnya.

"D-Dave? Kena—" mendadak rasa khawatir menyergap Bela. Apa Dave kambuh lagi?? Bela segera melepaskan pelukan untuk melihat wajah pria itu. Dave memang menatapnya sendu, tapi tidak ada sorot asing dari mata atau keringat di pelipisnya.

My lovely PATIENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang