Beautifull Place

5.1K 406 7
                                    


Dave menghentikan mobil di tempat biasa mereka makan siang. Bela yang hanya diam sejak tadi, menurut saja ketika tangannya digandeng Dave memasuki rumah makan lesehan itu. Dave bahkan tidak yakin pikiran wanita itu ada disini.

"Makanlah. Kamu butuh lebih banyak energi untuk mengurus pasien." suruh Dave karena sejak pesanan mereka datang, Bela hanya mengaduknya dengan kepala menunduk.

Wanita itu mengangguk tanpa mengangkat kepala kemudian menyendok makanan dan memasukkannya kemulut perlahan. Dave menghela nafas melihat Bela tidak bersemangat sama sekali.

Biasanya, setiap dia mengajak makan siang, wanita itu langsung sumringah. Kemudian menanyakan banyak hal sampai Dave merasa sedang berkonsultasi dengan seorang dokter, bukan mengobrol dengan kekasih. Tapi sekarang, wanita itu hanya diam sejak insiden pasien tadi.

"Tadi malam aku nggak kesulitan tidur." ujar Dave menunggu Bela menoleh.

"Aku dan Haris menyelesaikan pekerjaan lebih cepat. Hanya—kondisi papa yang belum sembuh dan sama sekali tidak menginginkan bantuanku memang sedikit mengganggu pikiran. Tapi Haris sudah mengatasinya. Jadi tadi malam aku nggak membutuhkan obat tidur. Lalu paginya bangun seperti biasa, membeli makanan dan minuman yang tadi aku bawa lalu ketempat kerja kamu." Dave mengangguk menyudahi penjelasan kesehariannya yang lebih mirip laporan itu.

Dave tersenyum melihat Bela mengerutkan alis menatapnya. "Mungkin karena aku nggak kerja, kamu nggak bertanya keseharianku. Jadi aku berinisiatif menjawab tanpa kamu tanya." Bela ikut tersenyum. Dave bersyukur sekali melihatnya.

"Thank's," ucap Bela masih tersenyum dengan sorot sendu di matanya.

"Untuk?" tanya Dave lalu menenggak air putih.

"Genggaman tangan yang hangat," Bela mengangkat telapak tangan kanannya yang selam perjalanan kesini di genggam pria itu. "Dan makan siangnya." Lalu menunjuk piringnya yang berhasil dia habiskan setengah isinya dengan susah payah.

Dave menggeleng. "Kamu terlalu cepat berterimakasih." Pria itu mengeluarkan dompet sebelum bertanya, "Kamu nggak perlu balik ke RS kan?" Bela menggelengkan kepala menjawabnya.

"Oke." Dave meletakkan dua lembar uang seratus ribuan lalu mengulurkan tangan kearahnya. "Ayo,"

*

Bela mengerutkan kedua alis merasakan hembusan angin dan suara ombak yang terdengar sayup-sayup. Matanya yang terpejam bergerak pelan sebelum terbuka. Wanita itu mengerjap beberapa kali berusaha menghalau cahaya kecokelatan yang menyilaukan matanya.

Bela memperhatikan sekeliling dan menyadari berada di dalam mobil Dave. Tapi pria itu tidak ada. Bela mengusap rambut sambil mengingat-ingat. Setelah makan siang, mobil pria itu berkendara dijalan yang tidak Bela tahu. Dave hanya tersenyum saat dia bertanya mau kemana. Setelah itu, dia tidak ingat.

Bela menaikkan jok yang sepertinya di turunkan Dave saat dia tertidur. Dia baru sadar langit sudah hampir gelap. Sepertinya dia tertidur cukup lama.

Bela menajamkan pandangan memperhatikan punggung seorang pria tengah duduk di pinggiran pantai dengan kedua tangan menyangga ke belakang. Seorang pria dan pantai? Sepertinya tidak asing. Pasti Dave, pikirnya semakin yakin mengingat warna kemeja pria itu. Lantas dia segera melepaskan sabuk pengaman dan keluar dari mobil.

"Wah, kamu ninggalin aku karena langit senja?" tanyanya ketika tingal beberapa langkah lagi sampai di belakang Dave.

Pria itu membuka matanya perlahan sebelum menoleh. "Sudah bangun? Ayo sini." Dave menepuk pasir di sebelahnya. Bela menyipitkan mata karena Dave mengabaikan pertanyaanyaannya sebelum melepas sepatu dan duduk di samping pria itu.

My lovely PATIENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang