Let's start to Flirting!

8.6K 683 10
                                    

PTSD : ini gangguan kecemasan paska trauma. Gangguan ini terjadi dikarenakan pasien mengalami trauma hebat karena suatu insinden. Gejala biasanya timbul saat melihat atau mengalami insiden yang sama/mirip.

GAD : Gangguan kecemasan berlebihan. penyebabnya konflik dalam syaraf antara impuls idd dan ego pasien.

Pagi itu Bela berjalan cepat ke ruangannya, dia baru saja tiba di rumah sakit SENTOSA RAHARJA.

"Se—selamat pagi dok?" sapa seorang perawat yang terlihat heran memandangnya.

"Ya, pagi," Katanya cepat.

"Oh dokter Bela?" panggil seseorang.

Wanita itu menoleh. "Oh—ya. dokter Sandra," balasnya menyapa satu-satunya dokter yang lebih mirip model daripada tenaga medis disini.

"Saya kira orang lain lho. Ternyata kamu," Dokter Sandra memberikan tatapan meremehkan melihatnya  dari atas ke bawah lalu berbalik meninggalkannya.

Fuhh..waste the time! gumamnya setengah keki sebelum melanjutkan langkah.

Bela berhasil sampai di ruangan tanpa sapaan heran lagi. baru saja duduk di ruangannya, hapenya bergetar singkat. Ada pesan masuk dari profesor Rima yang mengatakan untuk hadir di rapat pagi itu.

Lantas Bela segera bangkit mengambil jas dokternya yang tergatung di samping kursi, lalu mengenakannya dan segera keluar ruangan.

Tinggal beberapa langkah lagi menuju pintu ruang rapat, dia melihat Tami juga baru tiba. Sahabatnya itu tersenyum memperhatikannya sambil mengerling.

"Wow.." seru Tami pelan.

Bela cuma menggeleng, saat itu profesor Rima juga baru sampai di depan pintu ruang rapat. Keduanya langsung menunduk sopan.

"Selamat pagi Prof?" sapa Bela dan Tami bersamaan.

Profesor Rima memandanginya sesaat sebelum senyum mengembang di wajahnya. "Selamat pagi," jawab Prof. Rima masih menatapnya lalu masuk terlebih dahulu setelah mengangguk ke Tami.

Prof. Rima yang juga wakil direktur mengarahkan sinar laser ke layar proyektor yang menampilkan foto Dave. "Beliau adalah cucu investor terbesar kita." Katanya mengakhiri presentasi. Mereka sedang membahas pasien Bela.

"Oleh sebab itu, keberhasilan penyembuhannya sangat di prioritaskan. Selain bagi pasien, juga bagi RSJ SENTOSA RAHARJA juga penting," prof. Rima menatap tepat ke matanya.

Rapat yang hanya dilakukan bagian departemennya saja, membuat Bela duduk di deretan senior, selain Tami dan prof. Rima ada beberapa kepala bagian yang terdiri dokter-dokter junior. Wanita itu mengangguk membalas tatapan prof. Rima.

"Apa dokter Bela siap menangani pasien ini?" tanya prof. Rima, padahal sudah jelas tahu jawabannya.

Bela mengangguk yakin. "Saya siap prof,"

"Baik," Prof. Rima beralih kedepan. "Kepada dokter lainnya, saya memerlukan kerjasama untuk kesuksesan kasus ini. Cukup dengan rahasiakan, kalau dokter Bela adalah dokter pasien,"

"Baik dok," jawab dokter junior serempak.

"Dan kalau semua sudah mengerti, para dokter boleh meninggalkan ruangan. Kecuali dokter Bela dan dokter Tami. Terimakasih." Kata prof. Rima mengangguk.

"Dokter Bela," panggil prof. Rima setelah para dokter junior pergi.

"Ya prof?" sahut Bela.

"Saya yakin kamu sudah mengetahui pasien menderita GAD dan PTSD. GAD berhubungan sekali dengan karakter pasien. Dan PTSD, pasien mengalami trauma karena suatu insiden," Bela mengangguk mendengar penjelasan prof. Rima.

My lovely PATIENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang