Keesokan harinya: setelah insiden Nolan memukul Angga, Angga dan Nolan tidak masuk sekolah. Alasan simple, tidak ingin masuk BK karna muka bonyok seperti itu.
Bunda Nolan, memarahi abis-abisan anaknya karna berani memukul orang. Sedangkan ayahnya, hanya menasihati karna beliau pernah melakukan hal yang sama saat muda dulu. Bundanya bukan orang yang betah lama-lama mendiamkan orang. Apalagi setelah Nolan menceritakan alasannya memukul Angga gara-gara Kayla, Bundanya langsung diam. Tapi juga langsung masuk kamar. Namun besoknya, Bunda sudah seperti biasa lagi kepada Nolan.
Lain dengan Angga. Mamanya malah mendengar curhatan Angga dan memberikan Angga solusi. Papanya hanya tertawa melihat anaknya babak belur seperti itu, malah menanyakan, "Mau papa tambahin gak? Kamu emang pantes dapet gituan, Ngga".
Sungguh aneh.
Jumat ini, selesai imtaq, Kayla mengikuti ekskul fotografi dengan temannya yang lain. Kali ini tempatnya di laboratorium milik sekolahnya. Biasanya, setiap ekskul ia selalu bersama Nolan. Kebetulan Nolan mengikuti ekskul yang sama sepertinya.
Tapi hari ini, ia sendiri. Sebenarnya banyak teman seangkatan atau bahkan kakak kelas yang mengajaknya untuk gabung. Namun ia memilih untuk sendiri.
Selesai ekskul lebih cepat. Jam sepuluh mereka sudah dibubarkan oleh ketua ekskul.
Kayla berjalan di lorong menuju pos satpam untuk menunggu Jacob selesai ekskul basket. Dari pos satpam, Kayla bisa melihat dengan jelas murid-murid yang bermain basket.
Dari arah berlawanan, Kayla melihat Daffa berlari menuju kearahnya. Saat sudah didepan Kayla, Daffa menumpukan kedua tangan pada lututnya sambil mengatur nafasnya yang sehabis latihan kemudian lari.
"Kenapa kak?" Kayla menatap lurus Daffa.
Daffa mengangkat kepalanya yang tadi menunduk. "Balik bareng gue ya? Gue udah izin kok"
Kayla menatap Daffa horor. Ngeri. Aneh. Dua kata yang ada di otaknya saat mendengar Daffa mengajaknya pulang bersama. Selama kenal dengan Daffa, ia tidak pernah pergi berdua dengan Daffa selain kemarin saat insiden Nolan memukul Angga. Ah, Kayla jadi mengingatnya lagi.
"Gue cuman mau ngasi tau sesuatu."
"Ntar sore aja lo kerumah ya? Gue ada kerjaan yang harus banget dikerjain siang ini" Kayla memasang muka bersalahnya.
Daffa mengacak-ngacak rambut Kayla pelan. "Gak usah sok ngerasa bersalah gitu." kekeh Daffa. "Ya udah, gue basket dulu lagi ya"
Kayla ikut terkekeh kemudian mengibas-ngibaskan tangannya diudara, mengusir Daffa.
Daffa hanya menggeleng kemudian berlari pelan menuju lapangan basket yang semua anggotanya sedang berkumpul ditengah lapangan. Mungkin sedang berdoa. Setiap ingin memulai dan mengakhiri latihan atau pertandingan, pelatih basket memang selalu menyuruh semua pemainnya untuk berdoa.
Kayla menunggu abangnya selesai mengganti baju sambil bermain hp dan sesekali bercengkrama dengan Bangil:satpam sekolah. Kayla tidak tahu kenapa dipanggil Bangil, ia hanya mengikuti orang-orang yang memanggilnya Bangil.
Dua puluh menit kemudian, Jacob datang dan mereka langsung menuju rumah.
Sesampainya Kayla dirumah, ia mengambil semua buku pelajaran yang memiliki PR. Ia mengerjakan semua PR yang akan dikumpulkan minggu depan.
PR yang diberikan hanya empat pelajaran. Dua tugas tangan, satu tugas mencari di internet, dan satu lagi tugas kelompok. Tugas kelompok rencananya kelompok Kayla akan mengerjakannya di sekolah saat pulang sekolah hari Selasa nanti. Karna dikumpulkan hari Kamis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kayla?
Teen FictionPerempuan biasa, punya cerita yang menyedihkan dimasa lalunya. Bertemu dengan dua orang lelaki yang sangat baik kepadanya. Dua orang lelaki itu adalah sahabat dari SD. Mereka berdua mencintai Kayla. Perempuan biasa yang tidak gampang terbuka. Cuek...