44.

571 15 2
                                    

Setelah Daffa dan Devin pindah, hari-hari mereka berjalan dengan lancar. Hampir setiap istirahat, mereka face time dengan Daffa dan Devin. Kalau Kayla atau yang lain sedang membawa laptop, mereka menggunakan aplikasi skype.

***
Sabtu ini, Sarah dan Abi memilih untuk menginap di rumah Kayla. Mereka bertiga tidak bermalam mingguan seperti kebanyakan anak remaja lainnya, yang bermalam minggu harus keluar rumah agar gaul katanya.

"Kay, lo kok gak jadian jadian sih sama kak Angga atau kak Nolan? Lama banget pdktnya." ucap Abi yang sedang memainkan hpnya d atas ayunan yang terbuat dari rotan. Baru dibelikan kemarin oleh orangtuanya dan diletakan di samping pintu kaca balkon.

Kayla yang sedang mengeringkan rambut menggunakan hair dryer lantas mematikannya lalu menoleh kebelakang, tepatnya ka Abi. "Pdkt? Siapa yang pdkt sama siapa?"

"Lah lah. Lo bego atau pura-pura bego deh? Lo kan akhir-akhir ini deket sama kak Angga sama kak Nolan." ucap Sarah.

Abi manggut-manggut membenarkan ucapan Sarah dengan mata yang terus manatap layar hpnya karna sedang saling berbalas pesan dengan Devin.

"Gue?" Kayla menunjuk wajahnya sendiri. "Pdkt sama kak Angga sama kak Nolan? Sejak kapan?" Kayla tertawa tidak mengerti dan kembali mengeringkan rambutnya.

Sarah yang sedang tiduran di tempat tidur Kayla pun berdiri. Ia mengambil kursi belajar Kayla lalu meletakkan disamping Kayla yang masih sibuk mengeringkan rambutnya.

"Tumben lo ngeringin rambut, biasanya di biarin kena angin aja." ucap Sarah.

"Nanti kan gue gak pergi kemana-mana, jadi bakal lama keringnya. Mendingan sekalian aja."

"Gue mau ngomong serius deh, Kay." ucap Sarah.

"Ngomong aja kali."

"Kalo disuruh, lo milih kak Angga atau kak Nolan? Selama yang gue liat ya, mereka berdua itu kayanya suka sama lo. Kak Angga, lo tau kan? Dulu, sebelum dia kenal lo, dia itu pendiem, dingin. Irit bicara gitu deh. Tapi semenjak kenal lo, dia jadi berubah. Dia jadi lebih hangat dari sebelumnya. Lo itu bawa pengaruh positif buat dia, dan bisa dipastikan dia itu suka sama lo."

"Engga, Sar. Kak Angga itu cuman gue anggap sebagai kakak gue doang, kaya bang Jac." Kayla menggelengkan kepalanya.

Sarah menghembuskan nafasnya. "Kak Nolan, dia juga suka sama lo Kay. Dia terus mau ada disamping lo. Sekarang apalagi alasan lo?"

"Kalo kak Nolan itu, sahabat kecil gue. Sekarang juga masih jadi sahabat sih. Dia itu selalu disamping gue karna mau ngejagain gue. Itu doang."

"Sekarang lo pilih deh. Kak Angga, atau kak Nolan. Lo gak boleh ngegantungin mereka kaya gitu. Kasian Kay. Cowo juga punya perasaan. Walaupun mereka berdua belom bilang kalo mereka suka sama lo. Tapi gue yakin, kak Angga sama kak Nolan itu suka sama lo. Dan lo gak boleh ngasi harapan ke mereka berdua gitu aja. Lo harus milih salah satu diantara mereka, atau gak sama sekali. Lo gak bisa milih mereka berdua." ucap Sarah. Memang, Sarah kalau otaknya sedang benar, pasti ngomongnya kaya orang bener banget.

"Iya Kay. Lo harus pikirin itu mulai sekarang. Pilih sesuai kata hati lo. Jangan karna kasihan."

***

Minggu pagi

Kayla, Sarah, Abi, Jacob dan seekor anjing golden bernama Hailo berlari santai mengelilingi kompleks. Lengkap dengan baju olahraga mereka masing-masing. Tapi bukan seragam olahraga sekolah ya, hehe.

"Si Hailo gak bakal ngigit orang kan, bang?" tanya Sarah. Sarah tidak takut anjing, dia hanya takut Hailo nanti tiba-tiba menyerang dan menggigit orang lain. Kan serem.

Jacob yang sedang berlari dengan tangan memegang tali yang dikaitkan ke leher Hailo, menoleh ke arah Sarah sebentar. "Hailo jinak. Sama semua orang. Kecuali orang jahat."

"Mau sarapan dulu gak? Ada dagang nasi kuning didepan kompleks." Kayla berhenti berlari. Badannya membungkuk sedikit dengan kedua tangan bertumpu pada kedua lututnya. "Gue pusing. Belom sarapan."

Jacob, Abi dan Sarah pun mengangguk. Sarah dan Abi membopong Kayla yang mukanya sudah pucat. Kayla punya penyakit maagh. Dia juga darah rendah, yang cmudah lelah dan pusing.

Mereka membungkus nasi kuning dan memakannya dirumah.

***

Senin pagi, setelah upacara bendera selesai sekitar pukul delapan lebih sepuluh menit. Semua siswa berbondong-bondong bubar dari lapangan setelah pemimpin upacara menyuruh bubar.

Ada yang langsung pergi kekelas untuk ngadem, kebetulan setiap kelas memiliki dua ac dan itu sudah lumayan dingin. Ada juga yang langsung kekantin untuk mengisi perut atau sekedar membeli minuman dan nongkrong.

Kayla dan temannya memilih langsung masuk kelas. Mereka mengipas-ngipas topi upacara didepan muka.

"Gimana, Kay? Udah mutusin belom?" tanya Abi yang duduk menghadap belakang, karna meja Kayla dan Sarah berada dibelakangnya.

Kayla diam sebentar. "Oh itu. Udah mikir sih, tapi gak segampang itu ngambil keputusan."

"Awas lo tiba-tiba ditembak barengan. Dor dor, metong deh lo." ucap Sarah kemudian tertawa. Jarinya berubah jadi pistol yang menembak dada Kayla. Mirip seperti anak kecil, ditambah mulut yang dimajukan.

Kayla dan Abi tertawa melihat aksi konyol Sarah.

Mario datang kemeja mereka dengan topi yang dibalikkan, mirip seperti rapper. Hanya kurang kalung rantai yang besar. "Kay, dicari kak Nolan diluar."

"Oke, makasi Yo." Kayla langsung berjalan menuju luar kelas setelah berpamitan sebentar ke Sarah dan Abi. "Kenapa kak?"

Nolan yang sedang bersender pada tembok disamping pintu kelas Kayla pun berdiri tegak. "Oh ini, lo udah sarapan belom? Kata Jacob sih, lo cuman sarapan susu doang tadi pagi."

"Lah itu tau, ngapain nanya." Kayla terkekeh pelan.

Nolan menggaruk kepalanya pelan. "Ini gue beliin nasi goreng. Dimakan ya. Guru masih pada rapat, jadi kita free sampe istirahat."

"Thanks ya kak. Lo baik banget." Kayla menerima kresek yang berisi sebungkus nasi goreng didalamnya.

"Apa sih, Kay. Kaya sama siapa aja. Mau gue temenin?" tawarnya.

"Gue makan didalem aja."

"Gak usah lo bagi-bagi. Nanti lo gak kebagian lagi."

Kayla tertawa pelan. Muka Nolan itu lo, menggemaskan sekali. Seperti anak kecil yang mengancam orang besar. Eh? Memangnya Kayla sudah besar? "Iya kak."

"Lo bawa air gak? Gue beliin dulu deh."

Kayla menarik lengan Nolan yang sudah ingin menuju kantin. "Gue bawa kok. Kalo gak bawa, bisa dilempar sama abang gue." candanya.

Nolan mengangguk. "Ya udah, gue balik kekelas dulu ya. Bye." Nolan mengacak rambut Kayla sebentar sebelum berlalu menuju kelasnya.

Pipi Kayla terasa panas. Beruntung setelah Nolan berbalik, jika tidak sudah dipastikan ia bakal malu! Dengan bibir tersenyum malu, Kayla masuk kelas untuk memakan nasi goreng yang diberikan Nolan tadi. Kebetulan sekali perutnya sangat lapar.

Kayla?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang