27.

802 34 0
                                    




Sampai rumah, Kayla langsung naik kekamarnya. Tentunya setelah berpamitan untuk tidur kepada abang dan teman-teman abangnya.

Kakinya masuk kedalam kamar yang bernuansa abu-abu itu. Tas selempang yang digunakannya tadi ia letakan begitu saya diatas kasur, berdampingan dengan dirinya dan belanjaan-belanjaan ya tadi.

Jarum pendek menunjuk angka enam. Mereka tadi sempat terjebak macet, jadinya baru sampai rumah jam segini.

Kayla memejamkan matanya sejenak, sebenarnya ia sangat ngantuk. Tapi mengingat dirinya belum mandi, ia ingin tidur-tiduran dulu sebentar. Setelah itu mandi, dan tidur sampai besok pagi.

Belum ada sepuluh menit Kayla memejamkan mata, ketukan pintu membuatnya kembali membuka mata.

"Dek, mandi dulu baru tidur! Kalo mau makan, mba Tini udah masak banyak dibawah." Seseorang kembali mengetuk pintu kamar Kayla. Kayla sangat yakin itu abangnya. Karna hanya abangnya yang memanggilnya dengan sebutan 'Dek'.

Kayla bangun dari tidurnya dan berjalan menuju pintu dikamarnya. "Makan dulu deh, laper lagi soalnya" ucapnya setelah membuka pintu kamar.

"Ya udah ayok. Kita juga pada mau makan" ajak Jacob.

"Lo duluan aja. Gue mau charger hp dulu"

Jacob mengangguk kemudian berlalu. Dan Kayla masuk kembali kekamarnya untuk mencharge hpnya yang mati diperjalanan tadi. Setelah itu, mengganti baju menggunakan celana kain dibawah lutut dan baju kaos. Selesai, Kayla pun turun kebawah.

Dimeja makan, Kayla hanya melihat Jacob, Nolan, Devin dan Daffa.

Kak Angga kemana? Ke kamar mandi mungkin.

"Sini dek"

Kayla memutar bola matanya mendengar Nolan ikut memanggilnya dengan sebutan 'Dek'. Kayla berjalan ke arah meja makan kemudian duduk disamping Nolan.

Ia membuka piring, tangannya sudah bersiap ingin mengambil nasi, tapi Nolan sudah lebih dulu mengambil sendok nasi kemudian meletakan nasi keatas piring putih Kayla.

Kayla mengangkat sebelah alisnya melihat perlakuan Nolan kepadanya. Bukan hanya menyendokan nasi kepiringnya, Nolan juga mengambilkan Kayla lauk pauk. Dan catat, tanpa menanyakan lauk apa yang Kayla inginkan.

Ayam kecap, tumis kangkung, dan telur  diletakkan diatas piring Kayla berdampingan dengan nasi putih.

"Gue mau belajar jadi calon suami yang baik, hehe" ucap Nolan lalu menggaruk kepalanya yang mendadak gatal.

Daffa mengernyitkan keningnya bingung, "Biasanya istri yang gituin suaminya deh"

"Emang suami gak boleh?" kekeh Nolan.

"Udah udah. Kok jadi ngomongin gini sih" Kayla menengahi.

Nolan terkekeh.

"Btw, kak Angga mana?"

Raut wajah Nolan langsung berubah menjadi masam.

Tidak ada yang menjawab.

"Eh jawab dong. Gils, kacang banget" Kayla menghembuskan nafasnya kesal karna tidak ada yang menjawab pertanyaannya.

"Ada temennya yang dateng dari luar negri, temennya minta jemput" Nolan menjawab dengan nada datar dan tekesan dingin menurut Kayla. Dan Kayla hanya mengangguk-anggukan kepalanya.

"Kenapa gak pamitan sama gue?" tanyanya lagi setelah mengucap doa makan dalam hati.

"Dia cepet-cepet" kali ini Jacob bersuara.

"Ke bandara pake apa?"

"Pinjem mobil lo, Kay" jawab Daffa.

"Kok mobil gue sih?" pundak Kayla langsung lesu.

Jacob cepat-cepat menelan makanannya. "Emangnya kenapa? Lo gak mau ngasi?"

"Bukan gitu" Kayla menggeleng. "Di mobil gue kan ada boneka yang kak Angga kasi waktu itu." Kayla mengerucutkan bibirnya lucu.

"Terus?" tanya Daffa, Devin dan Jacob berbarengan.

"Di boneka itu ada tulisan jaitan gitu."

"Tulisan apa?" tanya Nolan.

"'Gak boleh ada yang peluk selain Kayla dan Angga' Aaa gila gue maluuu" Kayla menutup mukanya karna pipinya terasa panas.

Tiga lelaki itu tertawa lepas. Mereka sudah selesai makan, hanya tinggal Kayla yang belum selesai makan.

Nolan tidak tertawa, Kenapa rasa ini cepet banget datengnya? Gue jadi sakit hati kan.

Kayla?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang