11.

1.4K 54 0
                                    

Sabtu, 05.12

Kayla bangun dari tidurnya. Merenggangkan seluruh otot ditubuhnya. Menguap selebar-lebarnya, tidak perlu jaim karna tidak ada yang melihat.

Ia melihat jam dimeja kecil samping kanannya. Baru jam 5

Kayla mengambil selimut dan bantal yang jatuh dilantai. Kayla tidak suka memakai selimut. Ia hanya memakai selimut saat ingin tidur, sesudah terlalap selimut itu akan ia tendang tanpa sadar. Saat menendang selimut, bantal guling nya tidak sengaja ikut tertendang.

Merapikan sedikit tempat tidurnya, walaupun nanti ada pembantu yang membersihkan, tapi menjadi anak rajin sedikit tidak ada salahnya bukan?

Ia berjalan kearah jendela didepan meja belajarnya. Menyibak korden berwarna putih dan abu-abu itu. Menghirup udara segar pagi hari, melihat jalanan kompleksnya yang masih sepi.

Hanya ada tukang sapu jalan kompleks, pejalan kaki yang sedang berolahraga, pesepeda, dan pedagang sayur yang biasa lewat.

Ia membuka korden di pintu kaca yang menghubungkan dengan balkonnya.

Karna merasa masih dingin dan Kayla malas mandi menggunakan air panas. Ia memutuskan untuk mandi jam 7 saja dan turun kebawah untuk makan sereal kesukaannya.

Sebelum turun, ia mengambil benda pintar pipih berwarna gold yang sedang dicharge berdampingan dengan jam dimeja samping tempat tidurnya.

Dibawah, hanya ada pembantu rumah tangga. Ada yang menyapu, memasak, mengepel dan lain sebagainya. Mereka kerja sesuai dengan tugas yang diberikan.

Kayla menaruh ponselnya disofa ruang pribadi didekat dapur. Ruangan itu tidak memiliki pintu, mirip seperti ruang tamu. Tapi ada yang istimewa di ruangan itu. Disana ada bioskop pribadi dan bisa karaoke. Ruangan bernuansa putih gold itu hanya memiliki 4 sofa besar berwarna maroon yang bisa muat 4 orang 1 sofanya dan 5 single sofa. Ditengah-tengahnya terdapat meja kaca persegi panjang yang diatasnya selalu tersedia cemilan yang diwadahi kaleng berwarna-warni.

Ruangan itu tidak sembarang orang bisa masuki. Yang pernah masuk sana hanya keluarga Kayla, Sarah, Daffa,Devin dan Angga. Nolan dan Abigail belum pernah. Entah kenapa.

Kayla menaruh ponselnya di single sofa yang paling dekat dengan tv besar dan tipis diruangan itu.

Ia keluar lalu menuju dapur. Disana ada Mba Tini. Mba Tini memang dipekerjakan bagian dapur. Bukan Mba Tini seorang. Ada kak May dan Kak Salsa. Kak May dan Kak Sal hanya membantu Mba Tini, karna mereka berdua belum sejago Mba Tini.

"Mba, aku mau sereal dong. Pakein susu putih, sama susu coklat ya. Air putih juga segelas" Kayla duduk di kursi yang ada didepan meja bar dapur tersebut.

Mba Tini yang sedang memasak membuat sarapan menoleh, "Mba lagi masak gak bisa ditinggal." Mba Tini melihat Kayla sebentar, lalu beralih kembali kemasakan diatas panci itu. "Maya..." panggil Mba Tini.

"Iya, buk? Ada apa?" Kak May keluar dari kamar mandi yang ada didapur tersebut.

"Itu, buatin Ani sarapan. Minta dia mau apa, Ibuk lupa tadi dia minta apa aja" Jawab Mba Tini tanpa mengalihkan perhatiannya dari masakan tadi.

Kak May mengangguk. "Mau apa, Ni?"

"Sereal yang biasa, campur yang rasa jagung sedikit ya? Pakein susu putih, sama susu coklat segelas. Air putih juga segelas."

Kak May mengangguk kemudian menyiapkan sarapan untuk Kayla.

"Kak?" Kak May yang sedang menuangkan sereal memunggungi Kayla menoleh. Bertanya dengan raut wajah, kenapa?

Kayla?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang