32.

815 27 0
                                    

Kayla membuka sepatu kets putihnya, menggantinya dengan sendal biasa yang dipakai dirumah. Sepatunya ia tenteng masuk kedalam rumah.

Satu mobil dan tiga motor asing tapi tidak asing dimata Kayla terparkir dihalaman rumahnya. Tiga motor milik Devin, Daffa dan Nolan. Satu mobil milik Angga.

Devin dan Daffa sangat jarang berangkat sekolah bersama. Maksudnya, satu kendaraan bersama. Kecuali ada salah satu dari mereka yang motornya rusak. Sungguh boros.
.:.
"Kerja kelompok apaan lo jam segini baru balik? Belom makan kan? Gak ganti seragam lagi. Belum mandi pasti kan? Kenapa gak nelfon gue buat jemput? Balik bareng siapa lo tadi? Kenapa gak diajak masuk? Pasti cowo lo ya?" tanya Jacob bertubi-tubi saat Kayla duduk disofa ruang keluarga rumah itu.

"Pertanyaan lo banyak banget. Gue sampe lupa lo nanya apa aja" jawab Kayla asal. Angga, Daffa, Devin dan Nolan tertawa mendengar ucapan Kayla.

"Gue juga lupa"

"Kerja kelompok apaan tadi, Kay?" tanya Daffa. Matanya fokus menatap tv yang menampilkan acara musik.

"Bahasa Indo praktek drama. Gila cape banget" Kayla merentangkan tangannya ke kanan dan ke kiri sehingga mengenai Daffa dan Devin. Posisi Kayla berada di tengah-tengah kembar itu.

Devin menurunkan tangan Kayla yang berada diatas wajahnya menjadi di perut Devin.

"Perut lo buncit juga ya kak" Kayla meraba-raba perut Devin.

"Gak liat posisi gue gimana? Kalo bediri ya sixpack perut gue" Devin membela dirinya. Bukan membela sebenarnya, tapi memang kenyataan.

Daffa tidak menurunkan tangan Kayla yang menutup matanya. Telapak tangan Kayla menutup mata Daffa. Daffa menarik tangan Kayla lalu mendekatkan nya ke mulut Daffa dan digigit.

"AAAAWWWW!!!!" jerit Kayla keras. Bahkan sangat keras. Kayla menarik tangannya kemudian diusap-usap. "Gila kak! Lo gigitnya kenceng banget, nampak nih gigi lo!" Kayla memperlihatkan bekas gigitan Daffa.

"Abisan lo sih!"

Kayla tidak menjawab. Ia langsung berdiri dan berlalu menuju kamarnya. Ia masih sempat mendengar Nolan berkata "Lo sih. Dia kan cape, jadi marah kan"

"Ya kan gue mau nonton. Tapi mata gue ditutupin, jadinya gabisa liat" ucap Daffa pelan.

Kayla menghiraukannya dan lanjut berjalan menuju kamarnya.

Melepas ranselnya kemudian ia lempar ke kursi belajarnya. Kayla memutuskan untuk mandi dulu, setelah itu baru tidur. Kebetulan dia masih kenyang tadi makan dirumah Mario.

***

"Gimana dramanya tadi? Lancar?" tanya Daffa sebelum Kayla menyuapkan nasi gorengnya.

Mata gadis itu menatap sinis Daffa yang duduk dihadapannya. Tidak berniat menjawab, ia melanjutkan menyuap nasi gorengnya.

"Masih marah lo? Gitu doang padahal" Daffa meminum jus alpukat nya yang sisa seperempat gelas itu.

"Segitu doang?" Kayla mengangkat tangan kanannya diudara, ada hansaplas putih menutupi telapak tangannya didekat kelingking.

Daffa menelan ludahnya. "Itu berdarah?" tanyanya pelan, berusaha tenang.

"Bukan berdarah lagi. Robek, Daf" jawab Jacob.

Mendengar Jacob menjawab seperti itu, Nolan langsung mengambil tangan kanan Kayla yang akan menyuap nasi goreng. "Sakit?" tanyanya pelan. Nadanya terdengar khawatir.

Kayla mengerjapkan matanya berkali-kali. Jantungnya berdetak lebih kencang, pipinya perlahan-lahan terasa panas. Rasanya aneh, Kayla tidak mengerti rasa apa ini. Tidak pernah Kayla merasakan seperti ini.

Kayla?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang