34.

887 30 1
                                    

Kayla berjalan meninggalkan Kian yang sepertinya masih diam ditempat tadi, menuju kelasnya. Sampai dikelas, tanpa basa-basi Kayla langsung duduk dibangkunya. Sarah yang melihat itu menatap Kayla bingung.

"Jangan tanya apa-apa. Gue kesel. Anterin ke toilet" Kayla berbicara seakan tau apa yang akan keluar dari mulut sahabatnya itu. Kayla menarik tangan Sarah dan Abi menuju toilet perempuan.

Didepan wastafel, Kayla membasuh mukanya. Dadanya naik turun karna kesal. Padahal Kayla sudah berkhayal, setelah melakukan hal yang tidak pernah ia lakukan (mengganggu lelaki) sebelumnya, Kayla akan menjadi teman dekat Kian. Tapi ternyata dugaannya salah. Kian tetap Kian, tidak bisa diubah.

"Lo kenapa sih? Berantem sama Kian lagi?" tanya Sarah setelah memberikan Kayla handuk kecil yang sempat ia ambil dari lokernya tadi.

Kayla mengambil handuk itu lalu mengeringkan mukanya terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan Sarah. "Iya! Gue kan ngambil hpnya dia biar kita jadi temen deket gitu kan. Eh dia malah tetep jadi datar gitu ke gue. Males gue sumpah, tambah benci aja sama tu anak"

"Lagian lo, biar aja sih dia. Ngapain lo yang repot" Abi bercermin, memperbaiki rambutnya yang tidak berantakan sama sekali.

"Niat gue kan baik."

"Iya baik. Sekarang lo udah tau kan reaksi dia gimana setelah lo lakuin hal itu. Mendingan diemin aja sih. Gak ada yang rugi dari lo juga kan? Gak usah urusin hidup dia selagi dia gak ngelakuin hal yang bikin rugi diri lo. Bukan gue gimana ya? Gue juga sakit hati sebenernya denger lo cerita gitu. Tapi ya gimana, kalo lo bakalan lanjut, ya gitu deh"

"Iya Sar. Gue gak bakalan lanjut kok. Thanks ya" ucap Kayla dengan senyum lima jari.

"Udah yuk kekelas. Novel gue belum kelar" Sarah berjalan duluan keluar toilet. Sedangkan Kayla dan Abi hanya menggelengkan kepalanya.

***

"Tadi lo ngapain lari-larian sama anak baru kelas lo, dek?" tanya Jacob dengan tangan sibuk mengaduk es jeruk dihadapannya.

"Males gue ceritainnya. Benci gue sama tu anak"

"Lah? Emang kenapa sih sampe segitunya? Cerita dong, biar kita tau" ucap Devin tanpa mengalihkan matanya dari hp ditangannya.

"Sar, Bi. Ceritain deh. Males gue, bener"

Sarah menghembuskan nafasnya malas. "Iya iya. Kalian tau kan Kian orangnya gimana?"

"Kian siapa?"

"Daffa tolol!"

"Daffa bego!"

"Mati lo sono Daf!"

"Gue gak tau mangkanya nanya" Daffa mengerutkan keningnya bingung. Apa salahnya bertanya? Daripada sesat dijalan kan? Masih untung Daffa bertanya diawal cerita, daripada ditengah cerita.

"Kian itu anak baru kelas gue" Abi menjawab.

Daffa membentuk mulutnya menjadi 'o' sambil kepalanya mengangguk mengerti. "Lanjut lanjut" Daffa mempersilahkan.

Sebelum lanjut bercerita, Sarah memutar bola matanya malas. "Kian kan orangnya pendiem gitu. Gak deket sama siapa-siapa kecuali Bagas temen sebangkunya. Lumayan deket juga sih sama Kayla. Terus Kayla gangguin Kian dengan cara ngambil hpnya Kian waktu dia lagi asik main game. Kayla mikir, dengan cara itu dia bisa ngubah Kian jadi gak pendiem lagi. Minimal bisa lumayan banyak ngomong lah sama Kayla. Tapi ternyata gak, sama aja"

Kayla?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang