35.

757 22 1
                                    

"Kembar katanya mau pindah"

Bola mata Kayla hampir keluar karna saking terkejutnya. "Pindah?" tanyanya pelan. Kayla menepuk pahanya, lalu memperbaiki duduknya agar bisa menyimak lebih jelas.

Sarah dan Abi mengangguk.

"Kok bisa?"

"Bokap mereka pindah kerja. Minggu ini terakhir mereka sekolah disini." ucap Sarah.

"Kan udah kelas dua belas. Kok gak nunggu aja gitu apa?"

"Bokapnya pindah kerja ke Aussie, nyokapnya mau gak mau harus ikut. Nyokapnya gak mau jauh dari kembar." jelas Abi.

"Nanggung banget sumpah."

"Terus lo LDR gitu, Bi?" Kayla dan Sarah kini melihat Abi yang tampak murung dari tadi.

Kepala Abi mengangguk, dan juga mengedikan bahunya. "Gue belom nanya gimana hubungan gue sama Devin." jawabnya lesu.

"Jangan putus please. Gue tau kalian berdua masih sama-sama sayang. Gue takut kalian berdua nanti kepikiran kalo putus. Bukannya gue gimana ya, tapi saran gue sih. Coba aja long distance relationship dulu, berusaha." Kayla menyemangati Abi.

***

Pulang sekolah, sesuai janji Roy. Roy mengajak Kayla dan Jacob jalan-jalan. Roy mengajak dua anaknya itu pergi makan siang yang sangat telat, karna sudah jam empat sore.

Kayla meminta makan mi pangsit didekat sekolahnya, Roy dan Jacob setuju setuju saja. Jadi, disinilah mereka bertiga sekarang. Di kedai yang menjual mi pangsit langganan Kayla dan Sarah dari awal semester satu. Selain rasanya enak, harganya juga murah dan dekat dengan sekolah. Hanya berjarak delapan ruko dari sekolah mereka.

"Abis ini mau kemana, pa?" tanya Kayla.

"Kalian mau kemana? Papa ayo aja"

"Papa kenapa kok tumben ngajak jalan-jalan kita berdua doang?" giliran Jacob yang bertanya.

Roy tersenyum. "Papa dapet lebih dari proyek kemarin. Tapi bukan korupsi ya. Calm down"

Kayla dan Jacob sudah menahan nafasnya saat mendengar Roy berbicara 'lebih'. Tapi sudah bernafas lega mendengar itu bukan korupsi.

"Terus papa mau belanjain kita gitu? Traktir?" mata Kayla berbinar.

Roy tertawa. "Semacam itu"

"Mendingan kasi yang mentah aja pa, kalo Kayla" Kayla terkekeh.

"Nanti papa tambahin di uang bulanannya. Udah kelar makan kan? Yuk, mau kemana?" Roy mengeluarkan selembar uang seratus ribu dan meletakkannya diatas meja. Untuk tiga porsi mi pangsit dan tiga gelas esteh, uang itu masih lebih. Murah kan?

"Mall aja yuk. Kayla mau beli sesuatu"

"Bang, kembar katanya mau pindah ya? Sedih gue dengernya" ucap Kayla saat sudah sampai Mall.

"Lo tau?"

Kayla mengangguk. "Nanggung banget ya. Gue kesini mau beli album foto. Buat kenang-kenangan buat mereka"

"Mau buat album kenangan gitu?" Roy merangkul pundak anak gadisnya.

Kayla mengangguk. "Nanti dibawah fotonya, aku tulis foto itu pas kapan dan lain-lain."

"Anak papa kreatif ya"

"Adek abang kreatif ya"

Keluarga itu tertawa.

"Ani kesana dulu. Papa sama abang duluan aja kemana. Nanti Ani nyusul" setelah Roy menjawab akan pergi kemana, Kayla berjalan masuk ke toko yang menjual album foto dan temannya.

Kayla mencari satu album foto yang lumayan besar. Setelah membayar, Kayla pergi ke toko buku. Beberapa pulpen dan spidol gliter warna-warni dibelinya. Kertas warna-warni juga dibeli.

Setelah cukup, Kayla berlalu menuju toko sepatu dimana papa dan abangnya berada.

Jacob sedang mencoba sepatu olahraga saat Kayla masuk toko itu.

"Buat tanding basket atau buat latihan bang?" tanya Kayla setelah duduk disamping Jacob yang sedang mencoba sepatu.

"Buat latihan aja. Tanding terakhir kelas dua belas kan semester kemaren. Sekarang udah gak boleh ikut ekskul lagi"

Kayla manggut-manggut saja. "Titip bang ya" Kayla meletakan kantong kresek disamping Jacob, ia berjalan menyusul Roy.

"Papa"

"Eh. Udah kelar?" Roy yang sedang melihat sendal laki-laki menoleh.

Kayla mengangguk. "Ani boleh beli sepatu gak, pa?" tanyanya hati-hati.

"Sepatu buat apa dulu? Jangan sampe, udah beli tapi gak pernah dipake."

"Sepatu kets Ani yang putih udah buluk banget. Pengen beli baru"

"Bukannya baru beli ya awal kamu masuk SMA?" Roy menatap anaknya bingung. Seingatnya, Kayla pernah membeli sepatu kets putih yang biasa dipakainya saat imtaq dihari jumat.

"Gak jadi pa. Kan uangnya udah Ani balikan waktu itu."

"Oh. Ya udah, cari sendiri ya? Papa mau nyari buat mama sama Litha dulu. Kalo udah, kasih kasir aja. Nanti papa bayar sekalian" Roy berjalan kearah sepatu anak-anak.

Kayla mencari pegawai toko untuk membantunya mencari sepatu putih. Saat SMP, dihari jumat semua siswa siswi harus memakai sepatu kets berwarna putih. Di SMA juga harus memakai sepatu warna putih saat hari jumat, tapi tidak harus kets. Oleh karna itu, Kayla ingin sepatu biasa yang berwarna putih. Bosan, tiga tahun lebih memakai sepatu kets putih setiap jumatnya.

"Mba, mau sepatu warna putih dong." ucap Kayla setelah berada didepan pegawai toko itu.

"Sepatu olahraga atau apa?"

***

Sampainya dirumah, matahari sudah tenggelam. Hari ini, Kayla tidak dapat tidur siang. Dan harus tidur cepat nanti malam agar besok tidak ngantuk saat jam pelajaran.

Kayla mengeluarkan semua buku dari dalam tasnya setelah selesai mandi dan makan malam. Mengecek jadwal besok dan pr untuk besok. Untungnya tidak ada pr. Kayla menaruh kembali buku-buku diatas meja belajarnya. Ia mengambil Macbook nya. Mencari file file fotonya bersama kembar (Devin-Daffa) untuk dicetak dan dimasukan album.

Ada beberapa vidio Kayla bersama kembar juga. Kayla mengeditnya kemudian memasukan dalam CD kosong. Diatas CD itu sudah bertuliskan, 'For twins. I miss u guys, really! Love u, xoxo' tulis Kayla menggunakan spidol hitam.

Lumayan banyak foto Kayla bersama kembar, ia jadikan dalam satu file untuk besok dicetak. Sudah jam sembilan kurang dan Kayla memilih untuk tidur.

Kayla tidak memegang hp dari pulang sekolah karna batre hpnya habis. Sampai rumah tadi Kayla langsung mengisi batre hpnya dan tidak memainkannya. Padahal ada tiga cowok yang menanti balasan pesan dari Kayla.

Kayla?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang