9.

1.5K 58 0
                                    

Kapan ya, waktu yang tepat buat gue ngasi tau semuanya ke Kayla. Gue pengen cepet-cepet ngasi tau. Biar dia tau yang sebenarnya. Tapi gue takut dia ngejauh dari gue. Gue harus gimana, astagaaa. Nolan mengusap kasar wajahnya frustrasi.

Tok tok tok

"Masuk!"

"Makan malem dulu bang. Bunda masakin mi goreng pake sayur." Lala-Bunda Nolan mengelus lembut rambut anak pertamanya itu yang sedang duduk dimeja belajar dengan buku Bahasa Indonesia ditangannya.

Nolan menutup bukunya yang tidak ia baca sama sekali dari tadi itu. Kemudian menaruhnya diantara buku paket lainnya.

Nolan mengangguk kemudian berdiri. Nolan dan Lala berjalan beriringan keluar kamar Nolan.

"Bunda manggil Evan dulu ya? Kamu duluan aja. Ayah udah dibawah." Lala menepuk pundak Nolan.

Nolan mengangguk kemudian berjalan menuruni tangga untuk menuju ruang makan yang terletak dilantai satu rumahnya.

"Adek" tok tok tok "Makan dulu dek"

Evan membuka pintu kamarnya. Tersenyum kearah Lala, lalu menutup pintu kamarnya. Kemudian berjalan bersama kelantai satu.

"Yah, tutup korannya. Makan dulu." Nolan duduk disamping kiri Ayahnya.

Aldric menutup korannya. Kemudian Evan dan Lala datang dengan Lala merangkul Evan.

Kemudian makan malam berlangsung sampai pukul 19.10.

"Olan keatas dulu ya. Mau belajar." Nolan mengelap sudut bibirnya menggunakan serbet yang disediakan kemudian berdiri.

Aldric, Lala, dan Evan hanya mengangguk karna belum menghabiskan dessert yang dibuatkan pembantu rumah tangga mereka.

Line Kayla ah. Nolan mengambil hpnya diatas kasur kemudian berjalan kemeja belajarnya.

NolanA.: Kay?
Udah tidur?

Tidak sampai semenit, hp Nolan berbunyi menandakan ada Line masuk.

Kayla: Belum kak.
Ada apa?

NolanA.: Kangen nih, hehe

Kayla: Apaan sih, wkwk

NolanA.: Serius gue. Gue kerumah lo ya?;)

Kayla: Ngapain? Kakak gak belajar?

NolanA.: Belajar. Belajar dirumah lo tapi.

Kayla: Bareng bang Jac? Yaudah sini.

NolanA.: Gak. Bareng lo. Gue otw

Nolan terkekeh sendiri melihat pesan yang diketiknya sendiri.

Ia mengambil buku bahasa Indonesia yang dia pegang tadi, binder hitam miliknya dan pulpen berwarna hitam.

Lalu mengambil jaket yang tergantung didalam lemarinya. Jaket yang dia pinjamkan pada Kayla. Ia tidak pernah memakai ini semenjak dikembalikan oleh Kayla.

Ia tidak ingin jaket ini bau keringat. Ia ingin jaket ini terus wangi Kayla.

Nolan berjalan kelantai bawah. Ia melihat orang tuanya sedang menonton tv diruang keluarga.

"Bun, yah. Olan kerumah Ani dulu ya." Nolan menyalami tangan Lala dan Aldric.

"Hati-hati bang."

Kayla?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang