41.

718 26 4
                                    

Kayla berlari keluar rumah mewah itu. Tangannya sibuk menghapus secara kasar air mata yang tidak henti-hentinya keluar dari matanya.

Untungnya, Kayla cukup tau kompleks perumahan kembar. Matanya menangkap taman yang lumayan jauh dari rumah kembar, ia memutuskan untuk kesana. Duduk di ayunan dengan kaki menggoyangkan ayunan agar mau maju dan mundur.

Taman itu sepi. Dipinggir taman ada pedagang cilok dan nasi goreng. Siang ini cuaca memang sedang panas. Matahari dengan sangat berani memancarkan sinarnya. Kayla tidak merasa kepanasan sama sekali karna posisi ayunan dibawah pohon yang rindang.

Gue salah gak sih? Gue bingung harus gimana. Gue pengennya kak Angga biasa aja sama gue. Gak punya perasaan apa-apa.

Ayunan itu terasa mengayun lebih kencang. Sontak Kayla melihat kebelakang, mendapatkan Nolan sedang mendorong punggungnya.

"Gue khawatir sama lo." suaranya terdengar khawatir tapi diusahakan datar.

Kayla tersenyum. Rasanya ada kupu-kupu yang bertebrangan diperutnya. Pipinya juga terasa panas. Kayla menutup pipinya menggunakan tangan. "Gue gak kemana-mana." ucapnya masih tersenyum.

Nolan tiba-tiba sudah berlutut dihadapan Kayla. Ayunan itu memang tidak terlalu tinggi. Kedua tangan Nolan mengambil tangan Kayla yang berada di pipinya. Digenggam tangan kecil itu diatas paha Kayla. "Lo cewe. Jangan kaya gini lagi, ya?"

"Gue gak marah sama siapapun. Gue bingung." air mata kembali jatuh dipipi Kayla.

Nolan menghapus airmata itu tanpa melepaskan genggaman tangannya. "Udah ya. Ini bukan salah lo. Lo cuman perlu bilang ke Angga kalau lo mau sendiri dulu untuk saat ini. Dan minta Angga jangan menjauh dari lo. Bilang ke Angga, terserah Angga mau mundur atau tetep sama perasaannya. Yang penting, lo gak mau Angga jauh sama lo. Urusan selesai."

"Kita ke sini buat ketemu mama sama papanya kembar. Bukan buat berantem kaya gini. Ok?"

Kayla mengangguk.

"Senyum dong."

Kayla tersenyum kecil.

Nolan mengacak rambut Kayla kemudian berdiri. "Udah yuk. Balik lagi. Kasian yang lain pasti khawatir sama lo."

"Sorry for make you worry."

Nolan membalasnya dengan senyuman. Mereka berdua bergandengan tangan menuju rumah kembar.

***

Tiba dirumah kembar lagi, ternyata orangtua kembar sudah datang. Mereka semua langsung diajak makan siang bersama.

"Nanti jangan lupa sama anak-anak tante ya." ucap mama Daffa dan Devin saat sedang makan siang.

"Ya enggak lah tante. Kita punya grup gitu di Line, jadinya masih tetep komunikasi kok pastinya." jawab Jacob.

"Maafin Daffa sama Devin kalau punya salah sama kalian ya. Mereka berdua memang suka jail anaknya. Walaupun Daffa lebih kalem dari Devin, tapi otaknya sudah miring seperti Devin." papa kembar tertawa.

Devin dan Jacob sontak memoloti papanya. "Kok ngehina anak sendiri sih, pa." Devin memutar kedua bola matanya.

"Oh iya. Buat Abi. Maafin aja kalau Devin sikapnya aneh selama kalian pacaran ya. Tante gak ngelarang anak tante pacaran sama siapa aja. Semenjak Devin pacaran sama kamu, dia jadi tambah semangat sekolah dan belajarnya. Tante ngucapin makasih kekamu, karna kamu pacaran dengan Devin membawa sifat positif untuk Devin." mama Devin tersenyum kepada Abi.

"Iya tante sama-sama." Abi tersenyum malu. Mukanya sudah merah karna malu.

"Jangan besar kepala dong, Bi. Ntar pake helm gak muat lagi. Haha" Daffa berucap.

Mengalirlah obrolan dimeja makan itu. Kayla dan Angga juga sudah bersikap biasa. Seperti kejadian saat bermain tadi tidak pernah terjadi.

***

"Makasi ya semua, udah mau dateng kerumah." ucap mama kembar setelah semua menyalami tangan mama dan papa kembar karna ingin pamit pulang. Sudah hampir malam.

"Iya tante." jawab semua kemudian terkekeh bersama.

Mereka semua pun pamit pulang. Kayla bersama Jacob. Nolan, Angga sendiri dengan motornya. Devin mengantar Abi dan Sarah dijemput supir.

***

"Bang, anterin mini market dulu ya. Mau beli cemilan. Coklat gue abis, masa"

"Mini market depan kompleks aja ya?" jawab Jacob.

Kayla mengangguk.

"Gimana?" Jacob melirik sebentar adiknya. Karna tidak ada sautan, Jacob kembali berucap. "Lo sama Angga."

"Gak gimana gimana. Nanti gue mau telfon dia. Bilang kalo gue mau sendiri dulu untuk saat ini. Gue juga mau bilang kalo kak Angga gak usah ngejauh dari gue, gue pun sebaliknya. I hope he understands."

Jacob mengelus lengan Kayla lembut. "Nanti gue bantu jelasin dia kalo dia masi belum mau ngerti." ucapnya sambil tersenyum menenangkan.

Mereka tiba dimini market depan kompleks. Hanya Kayla yang turun, Jacob malas turun. Ia hanya menitip minuman teh dalam kemasan botol berperisa apel yang biasa ia beli.

Kayla kembali dengan dua kantong kresek yang berisikan ciki, coklat dan masi banyak lagi snack yang biasa menemaninya mengerjakan tugas rumah.

***

Jangan lupa like dan komen ya❤️

Kayla?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang